MO Decade: 10 Tokoh yang akan Mewarnai Wajah Republik Tercinta

Makin sulitnya rakyat memperoleh kesempatan kerja, apalagi untuk meningkatkan kesejahteraannya, juga membuat rakyat tak percaya untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemilu. Itulah salah satu persoalan besar yang dihadapi bangsa Indonesia, menjelang pesta demokrasi lima tahunan yang jatuh pada 9 April mendatang.
Sejumlah hasil survei dari beberapa lembaga mengungkapkan fenomena tersebut. Beberapa pemilihan gubernur juga memperkuat hasil survei. Angka golput, atau warga yang tak menggunakan hak pilihnya semakin besar.
Tengok saja pilgub di Jawa Barat yang mencapai sekitar 30%, atau di Sumatera Utara dan Jawa Tengah yang bahkan hingga 50% warga tak menggunakan hak pilihnya. Tingkat partisipasi warga Ibukota DKI Jakarta dalam pilkada terakhir, pun hanya mencapai sekitar 66,8 persen atau sebanyak 4.667.991 orang.
Kondisi tersebut tentu sangat memprihatinkan. Pada saat Indonesia memasuki era demokrasi yang diharapkan dapat menjadi jembatan emas untuk mempercepat terwujudnya aspirasi dan kesejahteraan rakyat, justru rakyat tak percaya terhadap institusi politik yang ada.
Padahal, seperti yang dikemukakan oleh Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, partai politik merupakan instrumen demokrasi yang sangat penting dalam menentukan masa depan negeri ini. Pasalnya, partai politik merupakan bagian dari sistem ketatanegaraan yang diatur secara konstitusional. “Partai bisa menentukan kucing itu hitam, atau setengah hitam, demikian besar kewenangan partai yang diberikan oleh konstitusi,” ujar Surya, bos Media Group.
Bila rakyat tak percaya lagi pada parpol, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi terhadap bangsa ini ke depan. Maka, dalam rangka pesta demokrasi yang akan diikuti oleh 12 kontestan peserta pemilu, yang akan menawarkan calon-calon wakil rakyat di tingkat DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/kota, Men's Obsession menyajikan artikel khusus “Sepuluh yang akan Mewarnai Wajah Republik Tercinta” lima tahun ke depan.
Di antara para tokoh itulah yang akan melakukan koalisi partai, menentukan arah kebijakan Negara lima tahun ke depan, menetapkan calon presiden/wakil presiden yang akan ditawarkan kepada rakyat, dan membentuk pemerintahan baru.
Dengan mengenali jejak rekam perjuangan serta pemikiran dan gagasan-gagasan para tokoh tersebut,diharapkan para pembaca setia Men's Obsession dapat menentukan sikap dalam menggunakan hak pilihnya, partai pimpinan siapa yang patut didukung untuk menentukan nasib bangsa lima tahun ke depan. Bagaimana pun juga, bersikap golput bukanlah pembelajaran demokrasi yang positif. Justru akan merugikan bangsa dan Negara.
Rakyat lebih baik memanfaatkan hak politiknya, memilih salah satu partai dari partai-partai politik yang ada, sekalipun mungkin harus memilih yang terbaik dari partai-partai politik yang sudah tak dipercaya lagi. Kita harus tetap membangun optimisme, di antara mereka masih ada yang mempunyai komitmen sungguh-sungguh untuk kemajuan bangsanya. Paling tidak, dengan memilih salah satu partai, sebagai anak bangsa kita harus turut membangun sebuah harapan baru, yang mungkin bisa terwujud lima tahun ke depan.
Redaksi Men's Obsession hanya memilih sepuluh tokoh, dikaitkan dengan tema 10 Tahun hari jadi majalah ini. Kesepuluh tokoh tersebut dipilih dari sepuluh partai yang dinyatakan lolos oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tahap awal hasil verifikasi faktual.