10 Anggota DPR RI Peraih Suara Terbesar dan Terkecil
Naskah: Andi Nursaiful/berbagai sumber, Foto: Dok. MO
Dari 10 anggota DPR RI Periode 2014-2019 peraih suara terbanyak, tercatat ada putra presiden, putra dan putri ketua umum parpol, putra dan putri gubernur, hingga mantan bupati dua periode. Sebagian besar dari mereka adalah wajah lama di Senayan, sementara beberapa dari mereka pernah diperiksa KPK dan pernah tersangkut kasus video porno.
Rabu, 1 Oktober 2014, bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila, para anggota DPR RI terpilih yang akan duduk di Senayan periode 2014-2019 dilantik dan diambil sumpahnya sebagai wakil rakyat.
Dari sebanyak 560 kursi DPR RI yang diperebutkan selama Pemilu Legislatif 5 Juli 2014, ada lima kursi kosong pada pelantikan ini. Kelima kursi itu milik lima anggota DPR terpilih yang menjadi tersangka kasus korupsi dan batal dilantik. Mereka adalah, Idham Samawi, Herdian Koesnadi, dan Jimmy Demianus Ijie (Ketiganya dari PDI Perjuangan), Jero Wacik (Partai Demokrat), serta Iqbal Wibisono (Partai Golkar).
Sebelumnya, menurut pemantauan Indonesia Corruption Watch (ICW), ada setidaknya 48 caleg terpilih hasil Pemilu 2014 yang terjerat kasus korupsi. Meski demikian, hanya kelima nama itu yang oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) diminta untuk dibatalkan pelantikannya.
Banyak hal menarik lainnya dari para wakil rakyat periode kali ini. Dua politisi pembelot, misalnya, tetap dilantik meskipun telah dipecat oleh partainya. Keduanya adalah politisi Partai Golkar Nusron Wahid dan Agus Gumiwang Kartasasmita, yang membelot mendukung Jokowi-JK pada Pilpres lalu. Keduanya tetap dilantik atas rekomendasi KPU.
Dalam hal usia, Popong Otje Djundjunan dari Partai Golkar tercatat sebagai anggota DPR RI tertua (76 tahun), sementara Ade Rezki Pratama dari Partai Gerindra tercatat sebagai anggota DPR RI termuda (26 tahun). Di DPD, anggota tertua adalah Mudaffar Sjah (79th) yang mewakili Maluku Utara, sementara Riri Damayanti yang mewakili Bengkulu tercatat sebagai anggota DPD termuda (24 tahun).
Tercatat ada 318 wajah baru yang menghiasi Senayan untuk lima tahun ke depan. Sementara 242 lainnya merupakan wajah lama. Kepada merekalah nasib rakyat digantungkan, khususnya rakyat yang mereka wakili.
Di bawah ini adalah daftar 10 anggota DPR RI periode 2014-2019 yang paling diharapkan oleh pemilihnya untuk memperjuangkan nasib rakyat. Paling diharapkan lantaran mereka meraih suara terbanyak. Daftar lainnya, adalah 10 wakil rakyat di Senayan yang paling sedikit meraih dukungan rakyat.
10 Anggota DPR RI Peraih Suara Rakyat Terbesar
1. dr. Karolin Margret Natasha (PDI-P): 397.481 suara
Kelahiran Mempawah (Kalimantan Barat), 12 Maret 1982, dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya, Jakarta, ini, adalah mantan anggota DPR RI Periode 2009-2014. Saat itu ia juga meraih dukungan besar dan berada di posisi ketiga peraih suara terbesar. Putri Gubernur Kalimantan Barat periode 2013-2018 (Drs.Cornelis,MH) juga bersuamikan seorang dokter (dr. Adhy Nugroho).
Sekadar “melawan lupa” pada 2012 nama wanita cantik ini disebut-sebut dalam sebuah kasus video porno. Ia membantah keterlibatannya dalam video, namun saat itu Badan Kehormatan DPR (BK DPR) berjanji tetap akan menindaklanjuti kasus tersebut dengan melibatkan Mabes Polri untuk melakukan analisa digital forensik.
2. Puan Maharani (PDI-P): 369.927 suara
Lahir pada 6 September 1973, cucu Bung Karno ini adalah Sarjana Komunikasi dari Universitas Indonesia. Putri dari Ketua Umum partai PDIP Megawati Soekarnoputri, dan suami dari Happy Hapsoro, ini, sebelumnya duduk di Komisi VI DPR RI Periode 2019-2014 sekaligus Ketua Fraksi PDIP.
Sempat disebut-sebut mengincar kursi cawapres dari capres Jokowi, namun pada dinamika selanjutnya Jusuf Kala (mantan wakil presiden 2004-2009) yang mendampingi Jokowi. Sebelumnya, berbagai pihak dan lembaga survei menunjukkan bahwa elektabilitas Jokowi bisa turun bila diduetkan dengan Puan.
3. Wayan Koster (PDI-P): 260.342 suara
Kelahiran Singaraja (Bali), 20 Oktober 1962, Dr. Ir. Wayan Koster MM, juga termasuk wajah lama di Senayan. Lulusan ITB Bandung (S1), STIE IGI (Master), dan Universitas Negeri Jakarta (Doktor), ini, sebelumnya duduk di Komisi X DPR yang membidangi membidangi pendidikan, pemuda, olahraga, pariwisata, kesenian, dan kebudayaan.
Sekadar “melawan lupa”, ia pernah diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan korupsi pelaksanaan proyek PT DGI dan pencucian uang Nazaruddin pada Desember 2013. Namanya juga disebut oleh mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Nazaruddin yang merupakan pemilik Grup Permai sebagai salah satu perusahaan yang menerima uang Rp 21 miliar untuk pengurusan proyek Hambalang dalam persidangan di Pengadilan Tipikor pada Januari 2014.
4. Rieke Diah Pitaloka (PDI-P): 255.044 suara
Bernama lengkap Rieke Diah Pitaloka Intan Permatasari S.S, Shum., wanita cantik kelahiran Garut, Jawa Barat, 8 Januari 1974, ini, adalah sarjana Sastra Belanda dari UI dan peraih S2 Filsafat dari kampus sama.
Mantan aktris sinetron ini pun wajah lama di DPR, di mana periode sebelumnya ia duduk di Komisi IX. Ia dikenal gigih dan vokal memperjuangkan isu buruh dan gender. Pada Pilkada Jabar 2013, Rieke dan Teten Masduki mencalonkan diri sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat namun gagal.
Ia sempat maju sebagai caleg pada Pemilu 2004 dari PKB namun gagal. Saat itu menjabat Wakil Sekjen DPP PKB pimpinan Muhaimin Iskandar. Baru setelah bergabung ke PDIP, Rieke berhasil melangkah ke Senayan.
5. Edhie Baskoro (Demokrat): 243.747 suara
Putra Susilo Bambang Yudhoyono yang akrab disapa Ibas ini lahir di Bandung, 24 November 1980. Menantu Ketua DPP PAN Hatta Rajasa ini adalah lulusan Finance and E-Commerce, Universitas Curtin, Perth, Australia (1999-2005), dan International Political Economy, Universitas Teknologi Nanyang, Singapura (2005-2007).
Pada Pileg 2009 ia sudah berhasil meraih 327.097 suara dengan dapil Jawa Timur VII yang menjadikannya sebagai caleg peraih suara terbanyak secara nasional. Dia duduk di Komisi I DPR yang membidangi masalah pertahanan, luar negeri, dan informasi. Namun pada Februari 2013, Ibas mengundurkan diri dengan alasan akan fokus pada urusan partai.
Nama Sekjen Partai Demokrat (2010-2015) ini sempat disebut-sebut oleh mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang terjerat kasus Hambalang. Anas pernah meminta Ibas dan SBY untuk bersedia menjadi saksi meringankan bagi dirinya. Namun keduanya menolak karena merasa tak punya hubungan dengan kasus Hambalang.
6. Nusron Wahid (Golkar): 243.021 suara
Sarjana sastra kelahiran Kudus, 12 Oktober 1973, ini, tercatat berkantor di Senayan untuk ketiga kalinya, sejak pertama melenggenag ke Senayan pada periode 2004-2009. Periode lalu, Nusron duduk di Komisi VI yang membidangi masalah perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi, usaha kecil dan menengah), dan badan usaha milik negara.
Januari 2011 ia juga terpilih sebagai Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama. Ia juga tercatat sebagai Komisaris di PT CBN dan PT Palima Timada.
Lantaran membelot mendukung pasangan Jokowi-JK pada Pilpres, Partai Golkar memecat Nusron bersama koleganya dari Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita. Namun atas rekomendasi KPU, keduanya tetap dilantik pada 1 Oktober. Kabarnya Nusron mengincar kursi Menteri Pemuda dan Olah Raga di kabinet Jokowi-JK.
7. Olly Dondokambey (PDI-P): 237.620 suara
Kelahiran Manado, 18 November 1961, lulusan STIE Tri Dharma Widya 1995-1997 ini juga tercatat sebagai mantan anggota DPR RI 2009-2014 di Komisi XI. Ia menjabat Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR sebelum diangkat menjadi Ketua Komisi XI menggantikan Emir Moeis yang tersandung kasus korupsi.
Olly sendiri pernah diperiksa oleh KPK terkait kasus pembahasan alokasi Dana Penyesuaian Infrasktruktur Daerah (DPID). Ia diperiksa sebagai saksi yang diduga mengetahui suap tersangka Fahd El-Fouz alias Fahd A Rafiq terhadap bekas anggota Banggar, Wa Ode Nurhayati.
Namanya juga disebut -sebut dalam dalam persidangan kasus Hambalang. Namun Olly membantah menerima uang sebesar Rp 2,5 Miliar dari PT Adhi Karya melalui terdakwa kasus proyek Hambalang, Teuku Bagus Mokhamad Noor.
8. Dodi Reza Alex Noerdin (Golkar): 203.246 suara
Kelahiran Palembang,1 November 1970, Dodi adalah putra Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin. Ia pun termasuk wajah lama karena pada Pileg 2009 ia berhasil lolos ke Senayan dengan perolehan suara individual terbanyak ke-4, dan duduk di Komisi III yang membidangi hukum dan perundang-undangan, hak asasi manusia, dan keamanan.
Wakil Sekjen DPP Golkar ini adalah seorang politisi-pengusaha. Ia tercatat sebagai Presiden klub sepakbola Sriwijaya FC, Komisaris PT Liga Indonesia (2012-2013),
Presdir PT Pandji Media Gemilang (percetakan) Palembang, dan PT Radio Trijaya FM Jakarta. Ia kalah dalam Pilkada Kabupaten Musi Banyuasin pada 2011 dan pernah menyatakan caleg dinasti tidak apa-apa karena menurutnya rakyat akan menilai dari kinerja.
9. Hanafi Rais (PAN): 197.915 suara
Peraih suara terbanyak ke-9 ini adalah putra mantan Ketua MPR RI Amies Rais. Bernama lengkap Ahmad Hanafi Rais, anak muda kelahiran Chicago, 9 Oktober 1979, ini, menamatkan pendidikan S2 dari Lee Kuan Yew School Of Public Policy National University of Singapore.
Sebelumnya ia aktif di organisasi dan mengajar sebagai dosen Fisipol UGM Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dosen, Lemhanas Jakarta dan Akmil Magelang. Ini kali pertama ia maju sebagai caleg dan terpilih dengan perolehan 197.915 suara.
10. Hasan Aminuddin (NasDem): 190.226 suara
Kelahiran Probolinggo, 7 Januari 1965, sarjana S2 dari Universitas Merdeka Malang (2003-2005), ini, lolos ke Senayan melalui kendaraan politik Partai NasDem. Padahal, sejak 1992 hingga 2003, ia tercatat sebagai anggota dan Ketua DPRD Probolinggo dari PKB.
Usai jabatan legislatif, ia menjabat Bupati Probolinggo sebanyak dua periode (2003- 2013), juga dari PKB. Di saat bersdamaan (2007-2009) ia dipercaya memimpin DPW PKB Jawa Timur. Pada 2013, ia pindah partai, maju sebagai caleg Partai NasDem, dan berhasil duduk sebagai anggota DPR RI peraih suara terbanyak ke-10 di Senayan.
10 Anggota DPR RI 2014-2019 Peraih Suara Terkecil
1. Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz (PKB): Dapil Jawa Barat III, 12.149 suara
2. Supiadin Aries Saputra (NasDem): Dapil Jawa Barat XI, 14.099 suara
3. Mohammad Mahardika Suprapto (NasDem): Dapil Jawa Timur VI, 14.376 suara
4. Achmad Mustaqim (PPP): Dapil Jawa Tengah VIII, 14.620 suara
5. Ayub Khan (Demokrat): Dapil Jawa Timur IV, 15.975 suara
6. TB Soenmandjaja (PKS): Dapil Jawa Barat V, 17.196 suara
7. Yanuar Prihatin (PKB): Dapil Jawa Barat X, 17.823 suara
8. Ichsan Soelistio (PDIP): Dapil Banten II, 17.994 suara
9. Nurhayati Ali Assegaf (Demokrat): Dapil Jawa Timur V, 18.162 suara
10. Agung Budi Santoso (Demokrat): Dapil Jawa Barat I, 18.487 suara
Dari 10 anggota DPR RI Periode 2014-2019 peraih suara terbanyak, tercatat ada putra presiden, putra dan putri ketua umum parpol, putra dan putri gubernur, hingga mantan bupati dua periode. Sebagian besar dari mereka adalah wajah lama di Senayan, sementara beberapa dari mereka pernah diperiksa KPK dan pernah tersangkut kasus video porno.
Rabu, 1 Oktober 2014, bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila, para anggota DPR RI terpilih yang akan duduk di Senayan periode 2014-2019 dilantik dan diambil sumpahnya sebagai wakil rakyat.
Dari sebanyak 560 kursi DPR RI yang diperebutkan selama Pemilu Legislatif 5 Juli 2014, ada lima kursi kosong pada pelantikan ini. Kelima kursi itu milik lima anggota DPR terpilih yang menjadi tersangka kasus korupsi dan batal dilantik. Mereka adalah, Idham Samawi, Herdian Koesnadi, dan Jimmy Demianus Ijie (Ketiganya dari PDI Perjuangan), Jero Wacik (Partai Demokrat), serta Iqbal Wibisono (Partai Golkar).
Sebelumnya, menurut pemantauan Indonesia Corruption Watch (ICW), ada setidaknya 48 caleg terpilih hasil Pemilu 2014 yang terjerat kasus korupsi. Meski demikian, hanya kelima nama itu yang oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) diminta untuk dibatalkan pelantikannya.
Banyak hal menarik lainnya dari para wakil rakyat periode kali ini. Dua politisi pembelot, misalnya, tetap dilantik meskipun telah dipecat oleh partainya. Keduanya adalah politisi Partai Golkar Nusron Wahid dan Agus Gumiwang Kartasasmita, yang membelot mendukung Jokowi-JK pada Pilpres lalu. Keduanya tetap dilantik atas rekomendasi KPU.
Dalam hal usia, Popong Otje Djundjunan dari Partai Golkar tercatat sebagai anggota DPR RI tertua (76 tahun), sementara Ade Rezki Pratama dari Partai Gerindra tercatat sebagai anggota DPR RI termuda (26 tahun). Di DPD, anggota tertua adalah Mudaffar Sjah (79th) yang mewakili Maluku Utara, sementara Riri Damayanti yang mewakili Bengkulu tercatat sebagai anggota DPD termuda (24 tahun).
Tercatat ada 318 wajah baru yang menghiasi Senayan untuk lima tahun ke depan. Sementara 242 lainnya merupakan wajah lama. Kepada merekalah nasib rakyat digantungkan, khususnya rakyat yang mereka wakili.
Di bawah ini adalah daftar 10 anggota DPR RI periode 2014-2019 yang paling diharapkan oleh pemilihnya untuk memperjuangkan nasib rakyat. Paling diharapkan lantaran mereka meraih suara terbanyak. Daftar lainnya, adalah 10 wakil rakyat di Senayan yang paling sedikit meraih dukungan rakyat.
10 Anggota DPR RI Peraih Suara Rakyat Terbesar
1. dr. Karolin Margret Natasha (PDI-P): 397.481 suara
Kelahiran Mempawah (Kalimantan Barat), 12 Maret 1982, dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya, Jakarta, ini, adalah mantan anggota DPR RI Periode 2009-2014. Saat itu ia juga meraih dukungan besar dan berada di posisi ketiga peraih suara terbesar. Putri Gubernur Kalimantan Barat periode 2013-2018 (Drs.Cornelis,MH) juga bersuamikan seorang dokter (dr. Adhy Nugroho).
Sekadar “melawan lupa” pada 2012 nama wanita cantik ini disebut-sebut dalam sebuah kasus video porno. Ia membantah keterlibatannya dalam video, namun saat itu Badan Kehormatan DPR (BK DPR) berjanji tetap akan menindaklanjuti kasus tersebut dengan melibatkan Mabes Polri untuk melakukan analisa digital forensik.
2. Puan Maharani (PDI-P): 369.927 suara
Lahir pada 6 September 1973, cucu Bung Karno ini adalah Sarjana Komunikasi dari Universitas Indonesia. Putri dari Ketua Umum partai PDIP Megawati Soekarnoputri, dan suami dari Happy Hapsoro, ini, sebelumnya duduk di Komisi VI DPR RI Periode 2019-2014 sekaligus Ketua Fraksi PDIP.
Sempat disebut-sebut mengincar kursi cawapres dari capres Jokowi, namun pada dinamika selanjutnya Jusuf Kala (mantan wakil presiden 2004-2009) yang mendampingi Jokowi. Sebelumnya, berbagai pihak dan lembaga survei menunjukkan bahwa elektabilitas Jokowi bisa turun bila diduetkan dengan Puan.
3. Wayan Koster (PDI-P): 260.342 suara
Kelahiran Singaraja (Bali), 20 Oktober 1962, Dr. Ir. Wayan Koster MM, juga termasuk wajah lama di Senayan. Lulusan ITB Bandung (S1), STIE IGI (Master), dan Universitas Negeri Jakarta (Doktor), ini, sebelumnya duduk di Komisi X DPR yang membidangi membidangi pendidikan, pemuda, olahraga, pariwisata, kesenian, dan kebudayaan.
Sekadar “melawan lupa”, ia pernah diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan korupsi pelaksanaan proyek PT DGI dan pencucian uang Nazaruddin pada Desember 2013. Namanya juga disebut oleh mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Nazaruddin yang merupakan pemilik Grup Permai sebagai salah satu perusahaan yang menerima uang Rp 21 miliar untuk pengurusan proyek Hambalang dalam persidangan di Pengadilan Tipikor pada Januari 2014.
4. Rieke Diah Pitaloka (PDI-P): 255.044 suara
Bernama lengkap Rieke Diah Pitaloka Intan Permatasari S.S, Shum., wanita cantik kelahiran Garut, Jawa Barat, 8 Januari 1974, ini, adalah sarjana Sastra Belanda dari UI dan peraih S2 Filsafat dari kampus sama.
Mantan aktris sinetron ini pun wajah lama di DPR, di mana periode sebelumnya ia duduk di Komisi IX. Ia dikenal gigih dan vokal memperjuangkan isu buruh dan gender. Pada Pilkada Jabar 2013, Rieke dan Teten Masduki mencalonkan diri sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat namun gagal.
Ia sempat maju sebagai caleg pada Pemilu 2004 dari PKB namun gagal. Saat itu menjabat Wakil Sekjen DPP PKB pimpinan Muhaimin Iskandar. Baru setelah bergabung ke PDIP, Rieke berhasil melangkah ke Senayan.
5. Edhie Baskoro (Demokrat): 243.747 suara
Putra Susilo Bambang Yudhoyono yang akrab disapa Ibas ini lahir di Bandung, 24 November 1980. Menantu Ketua DPP PAN Hatta Rajasa ini adalah lulusan Finance and E-Commerce, Universitas Curtin, Perth, Australia (1999-2005), dan International Political Economy, Universitas Teknologi Nanyang, Singapura (2005-2007).
Pada Pileg 2009 ia sudah berhasil meraih 327.097 suara dengan dapil Jawa Timur VII yang menjadikannya sebagai caleg peraih suara terbanyak secara nasional. Dia duduk di Komisi I DPR yang membidangi masalah pertahanan, luar negeri, dan informasi. Namun pada Februari 2013, Ibas mengundurkan diri dengan alasan akan fokus pada urusan partai.
Nama Sekjen Partai Demokrat (2010-2015) ini sempat disebut-sebut oleh mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang terjerat kasus Hambalang. Anas pernah meminta Ibas dan SBY untuk bersedia menjadi saksi meringankan bagi dirinya. Namun keduanya menolak karena merasa tak punya hubungan dengan kasus Hambalang.
6. Nusron Wahid (Golkar): 243.021 suara
Sarjana sastra kelahiran Kudus, 12 Oktober 1973, ini, tercatat berkantor di Senayan untuk ketiga kalinya, sejak pertama melenggenag ke Senayan pada periode 2004-2009. Periode lalu, Nusron duduk di Komisi VI yang membidangi masalah perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi, usaha kecil dan menengah), dan badan usaha milik negara.
Januari 2011 ia juga terpilih sebagai Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama. Ia juga tercatat sebagai Komisaris di PT CBN dan PT Palima Timada.
Lantaran membelot mendukung pasangan Jokowi-JK pada Pilpres, Partai Golkar memecat Nusron bersama koleganya dari Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita. Namun atas rekomendasi KPU, keduanya tetap dilantik pada 1 Oktober. Kabarnya Nusron mengincar kursi Menteri Pemuda dan Olah Raga di kabinet Jokowi-JK.
7. Olly Dondokambey (PDI-P): 237.620 suara
Kelahiran Manado, 18 November 1961, lulusan STIE Tri Dharma Widya 1995-1997 ini juga tercatat sebagai mantan anggota DPR RI 2009-2014 di Komisi XI. Ia menjabat Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR sebelum diangkat menjadi Ketua Komisi XI menggantikan Emir Moeis yang tersandung kasus korupsi.
Olly sendiri pernah diperiksa oleh KPK terkait kasus pembahasan alokasi Dana Penyesuaian Infrasktruktur Daerah (DPID). Ia diperiksa sebagai saksi yang diduga mengetahui suap tersangka Fahd El-Fouz alias Fahd A Rafiq terhadap bekas anggota Banggar, Wa Ode Nurhayati.
Namanya juga disebut -sebut dalam dalam persidangan kasus Hambalang. Namun Olly membantah menerima uang sebesar Rp 2,5 Miliar dari PT Adhi Karya melalui terdakwa kasus proyek Hambalang, Teuku Bagus Mokhamad Noor.
8. Dodi Reza Alex Noerdin (Golkar): 203.246 suara
Kelahiran Palembang,1 November 1970, Dodi adalah putra Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin. Ia pun termasuk wajah lama karena pada Pileg 2009 ia berhasil lolos ke Senayan dengan perolehan suara individual terbanyak ke-4, dan duduk di Komisi III yang membidangi hukum dan perundang-undangan, hak asasi manusia, dan keamanan.
Wakil Sekjen DPP Golkar ini adalah seorang politisi-pengusaha. Ia tercatat sebagai Presiden klub sepakbola Sriwijaya FC, Komisaris PT Liga Indonesia (2012-2013),
Presdir PT Pandji Media Gemilang (percetakan) Palembang, dan PT Radio Trijaya FM Jakarta. Ia kalah dalam Pilkada Kabupaten Musi Banyuasin pada 2011 dan pernah menyatakan caleg dinasti tidak apa-apa karena menurutnya rakyat akan menilai dari kinerja.
9. Hanafi Rais (PAN): 197.915 suara
Peraih suara terbanyak ke-9 ini adalah putra mantan Ketua MPR RI Amies Rais. Bernama lengkap Ahmad Hanafi Rais, anak muda kelahiran Chicago, 9 Oktober 1979, ini, menamatkan pendidikan S2 dari Lee Kuan Yew School Of Public Policy National University of Singapore.
Sebelumnya ia aktif di organisasi dan mengajar sebagai dosen Fisipol UGM Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dosen, Lemhanas Jakarta dan Akmil Magelang. Ini kali pertama ia maju sebagai caleg dan terpilih dengan perolehan 197.915 suara.
10. Hasan Aminuddin (NasDem): 190.226 suara
Kelahiran Probolinggo, 7 Januari 1965, sarjana S2 dari Universitas Merdeka Malang (2003-2005), ini, lolos ke Senayan melalui kendaraan politik Partai NasDem. Padahal, sejak 1992 hingga 2003, ia tercatat sebagai anggota dan Ketua DPRD Probolinggo dari PKB.
Usai jabatan legislatif, ia menjabat Bupati Probolinggo sebanyak dua periode (2003- 2013), juga dari PKB. Di saat bersdamaan (2007-2009) ia dipercaya memimpin DPW PKB Jawa Timur. Pada 2013, ia pindah partai, maju sebagai caleg Partai NasDem, dan berhasil duduk sebagai anggota DPR RI peraih suara terbanyak ke-10 di Senayan.
10 Anggota DPR RI 2014-2019 Peraih Suara Terkecil
1. Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz (PKB): Dapil Jawa Barat III, 12.149 suara
2. Supiadin Aries Saputra (NasDem): Dapil Jawa Barat XI, 14.099 suara
3. Mohammad Mahardika Suprapto (NasDem): Dapil Jawa Timur VI, 14.376 suara
4. Achmad Mustaqim (PPP): Dapil Jawa Tengah VIII, 14.620 suara
5. Ayub Khan (Demokrat): Dapil Jawa Timur IV, 15.975 suara
6. TB Soenmandjaja (PKS): Dapil Jawa Barat V, 17.196 suara
7. Yanuar Prihatin (PKB): Dapil Jawa Barat X, 17.823 suara
8. Ichsan Soelistio (PDIP): Dapil Banten II, 17.994 suara
9. Nurhayati Ali Assegaf (Demokrat): Dapil Jawa Timur V, 18.162 suara
10. Agung Budi Santoso (Demokrat): Dapil Jawa Barat I, 18.487 suara