Gatot Mudiantoro Suwondo : Tingkatkan Pamor BNI untuk Sebuah Legacy
Naskah: Sahrudi, Foto: Sutanto/Dok. BNI
Bicara tentang kemajuan yang dialami PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI belakangan ini tentu tak lepas dari sosok yang berada dibalik kesuksesan tersebut. Dia tak lain adalah Gatot M. Suwondo. Pria yang kini duduk di posisi tertinggi di BNI ini menjadi figur yang membawa banyak perubahan dalam budaya kerja di bank milik pemerintah tersebut.
Mungkin ia tak akan dikenal sebagai seorang bankir kawakan seperti saat ini kalau saja keinginannya masuk tentara di waktu remaja dulu dikabulkan oleh sang ibu. Padahal, Gatot kecil sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk mengikuti pendidikan militer. Setidaknya, ia ingin bisa seperti sang ayah yang perwira Kopasgat TNI AU (sekarang Pasukan Khas TNI AU). Tapi takdir berkata lain. Penolakan sang ibu dulu, sepertinya mendapatkan jawabannya saat ini. Gatot berhasil tumbuh sebagai seorang bankir profesional tangguh.
Selepas meraih sarjana akuntansi dari Universitas Mindanao State University, Marawi City, Filipina (1979), dan Master of Business Administration dari International University of Manila, Filipina (1982), Gatot sudah berhasil mendapatkan pekerjaan di beberapa perusahaan besar dengan posisi yang lumayan. Ketekunan, kecerdasan, dan sikap profesionalnya dalam bekerja membawa ia kepada jabatan yang lebih tinggi di dunia perbankan. Sempat duduk sebagai Direktur di sebuah bank swasta nasional sebelum ia pindah ke BNI. Di bank BUMN ini, Gatot mengawalinya dengan jabatan Wakil Direktur Utama tahun 2005.
Sebagai orang yang lama berkutat di korporasi swasta, Gatot sempat terkejut saat masuk ke badan usaha milik negara ini. Ia harus berhadapan dengan kultur kerja yang birokratis dan begitu ketat, serikat pekerja yang kuat serta kondisi lain yang berbeda dengan ketika ia memimpin bank swasta sebelumnya.

Mungkin ia tak akan dikenal sebagai seorang bankir kawakan seperti saat ini kalau saja keinginannya masuk tentara di waktu remaja dulu dikabulkan oleh sang ibu. Padahal, Gatot kecil sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk mengikuti pendidikan militer. Setidaknya, ia ingin bisa seperti sang ayah yang perwira Kopasgat TNI AU (sekarang Pasukan Khas TNI AU). Tapi takdir berkata lain. Penolakan sang ibu dulu, sepertinya mendapatkan jawabannya saat ini. Gatot berhasil tumbuh sebagai seorang bankir profesional tangguh.
Selepas meraih sarjana akuntansi dari Universitas Mindanao State University, Marawi City, Filipina (1979), dan Master of Business Administration dari International University of Manila, Filipina (1982), Gatot sudah berhasil mendapatkan pekerjaan di beberapa perusahaan besar dengan posisi yang lumayan. Ketekunan, kecerdasan, dan sikap profesionalnya dalam bekerja membawa ia kepada jabatan yang lebih tinggi di dunia perbankan. Sempat duduk sebagai Direktur di sebuah bank swasta nasional sebelum ia pindah ke BNI. Di bank BUMN ini, Gatot mengawalinya dengan jabatan Wakil Direktur Utama tahun 2005.
Sebagai orang yang lama berkutat di korporasi swasta, Gatot sempat terkejut saat masuk ke badan usaha milik negara ini. Ia harus berhadapan dengan kultur kerja yang birokratis dan begitu ketat, serikat pekerja yang kuat serta kondisi lain yang berbeda dengan ketika ia memimpin bank swasta sebelumnya.