Rita Widyasari & Hj. Dayang Kartini Syaukani - My Mother My Inspiration

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 15 December 2014
Sederhana, rendah hati, ramah namun tegas! Seperti itulah kesan dari sosok Hj. Dayang Kartini Syaukani ketika beliau menyediakan waktunya untuk diwawancarai Men’s Obsession melalui pesawat telepon. Dengan ramah dan terbuka beliau menjawab pertanyaan demi pertanyaan seputar peran dan keberhasilannya sebagai seorang Ibu. Berikut petikan wawancaranya:

Bisa Ibu ceritakan peran ibu sebagai bunda dari Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari. Bagaimana Ibu mengasuh beliau sehingga menjadi wanita sukses?

Sejak masih bayi, anak-anak Ibu, termasuk Rita, Ibu perhatikan benar makanannya. Kalau Ibu melihat ada pembantu yang masaknya nggak benar, ibu marah. Masak harus benar, jangan sampai ada sedikitpun gizi yang terbuang karena salah memasak itu. Jadi dari gizinya Ibu perhatikan betul supaya anak-anak cerdas.
Setelah mereka besar, saya mengasuh dan mendidik mereka dengan disiplin. Mereka harus rajin belajar, juga sholat, di manapun mereka berada jangan sampai meninggalkan sholat lima waktu. Itu nomor satu yah, paling penting. Alhamdulillah anak-anak menurut dan senang belajar, Rita hingga S3, dia sangat semangat kuliah, sejak muda bertekad belajar yang benar.

Dalam mendidik anak, apa Ibu juga memberi reward and punishment?

Iya, contohnya kalau anak-anak naik kelas atau berprestasi, Ibu kasih hadiah. Tapi kalau anak-anak nakal Ibu marah. Dan biasanya kalau saya sudah marah, anak-anak takut dan menurut.

Selain Rita yang sukses meniti kariernya hingga menjadi seorang Bupati, bagaimana dengan putra-putri Ibu yang lain?

Rita adalah putri saya yang kedua, putri saya yang pertama, Silvy Agustin juga alhamdulillah sukses merantau di Jakarta sebagai pebisnis. Kalau putra bungsu saya sudah meninggal 2 tahun lalu.

Seperti apa masa lalu Rita, bagaimana Ibu melihat sosok Rita di masa kecilnya?

Rita waktu kecil itu tomboy banget, pemberani, dia nggak mau diem, sangat aktif. Dia senang olahraga dan senang berorganisasi. Tapi meski Rita tomboy, dia juga dulu senang ikut-ikutan fashion show. Rita juga waktu mudanya nggak suka masak, dia lebih suka beres beres rumah. Rita berbeda dengan kakaknya, yang lebih senang di rumah membaca buku. Kalau kakaknya itu pendiam tapi selalu juara kelas. Sedangkan kalau Rita aktif di organisasi.

Jika melihat masa kecil Rita yang tomboy, apa Ibu menyangka Rita kini menjadi seorang Bupati Kutai Kartanegara?

Sama sekali nggak menyangka. Meski ayahnya, H. Syaukani, adalah mantan Bupati Kutai Kartanegara tapi kami tidak pernah memaksakan anak-anak untuk mengikuti jejak beliau. Menjadi seorang Bupati adalah murni pilihan Rita, saya sebagai Ibu hanya bisa mendukung sepenuhnya, dan tentunya berdoa yang terbaik untuknya. Dan waktu Rita mau mencalonkan, sebelumnya dia izin dahulu ke saya, memohon restu.

Dukungan seperti apa bu?

Saya selalu mendampingi Rita ketika kampanye ke desa-desa sampai ke seluruh kecamatan, ibu support banget Rita. Ibu ikut turun kampanye dan mengenalkan Rita ke seluruh penduduk. Sampai sekarang Ibu pun masih terus mensupport Rita dan selalu mendoakan Rita, misalnya waktu baru-baru menjadi Bupati, ibu bilang sama Rita, kalau memberi kata sambutan jangan pake teks agar tidak kaku.

Setelah Rita menjadi seorang Bupati Kutai Kartanegara, bagaimana tanggapan masyarakat, apa Ibu pernah mendengar masyarakat mengeluh?

Tidak pernah, justru penilaian masyarakat baik semua. Alhamdulillah berhasil dia memimpin Kutai Kartanegara.

Harapan Ibu ke depan terkait pencalonan Rita kembali menjadi Bupati Kutai Kartanegara periode 2015-2020?

Saya berharap semoga Rita bisa terpilih kembali, mudah-mudahan Rita bisa menjadi Bupati lagi, karena masih banyak juga program-program yang harus dilanjutkan. Saya selalu mendoakan anak-anak semoga semuanya lancar, dan khusus untuk Rita, semoga dia diberi kesempatan memimpin lagi.

Kesibukan putri Ibu sebagai pebisnis dan Bupati, bagaimana Ibu berkomunikasi dengan mereka?

Saya berkomunikasi lewat telepon dengan Rita dan Silvy, meski mereka sibuk tapi usahakan setiap hari kita bisa berkomunikasi. Saya senang dan bangga melihat dua-duanya berhasil dan sukses. Kalau saya main ke Jakarta, saya dibelikan baju, diajak jalan-jalan. Dan kalau anak-anak dinas ke Kutai Kartanegara, pasti singgah ke rumah.

Bagaimana dengan kedua orangtua Ibu, seberapa besar peran mereka dalam kehidupan Ibu hingga menjadi sosok tangguh seperti ini?

Mereka mengajarkan dengan disiplin, dan menekankan bahwa pendidikan itu penting untuk meraih kesuksesan. Mereka memperhatikan betul anak-anaknya. Kalau ayah mendidik kami dengan disiplin, dan beliau selalu pesan kami harus jadi orang sukses. Tapi kalau ibu lebih ke bagaimana menyayangi dan memperhatikan kami yang mengayomi sebagai seorang ibu, seperti memperhatikan gizi masakan, selalu ada dan support untuk anak-anaknya. Jadi orangtua saya itu tegas dan disiplin, kalau waktunya belajar ya kami harus belajar, kalau waktunya mengaji ya kami harus mengaji.

Seperti apa sosok Ibu di masa mudanya?

Ibu dari kecil memang rajin belajar, sekolahnya juga rajin. Dan ketika SMA ibu sudah punya usaha sendiri, cari uang sendiri dengan menjahit baju. Lumayan dapat tambahan. Dengan begitu, Ibu juga membantu beban Ibu saya yang saat itu membesarkan dan mendidik anak-anaknya seorang diri karena ayah lebih dahulu meninggal.

Apa kunci Ibu dalam menghadapi masalah atau ujian hidup?

Ya hadapi saja sambil terus berdoa. Saya harus sabar dan ikhlas dalam menghadapi semuanya. Misalnya seperti saat ini, Bapak sudah hampir 6 tahun terbaring sakit, ya ibu harus bisa selalu sabar. Juga tak pernah putus berdoa. Setiap habis sholat ibu selalu bersujud mohon ampun, juga selalu mendoakan Bapak.

Apa harapan Ibu untuk anak-anak maupun cucu-cucu Ibu?

Semoga anak-anak sukses di jalannya masing-masing, seperti Rita misalnya semoga bisa menjadi Bupati yang sukses, dan Silvy semoga bisa menjadi seorang pebisnis yang sukses. Kalau untuk cucu-cucu saya, semoga semuanya bisa menjadi anak yang pintar, juara kelas. Dan saya harapkan mereka, cucu-cucu saya bisa menjadi orang sukses juga nantinya. Amin.

Dalam rangka hari Ibu, apa harapan dan pesan Ibu untuk para Ibu di Indonesia?

Untuk para Ibu di Indonesia harus bisa selalu sabar dan ikhlas dalam menjalani perannya sebagai seorang Ibu. Selain itu, juga harus bisa setia mendampingi suami, apapun yang terjadi baik suka maupun duka.
*****

Sosok Dayang di Mata Keluarga


Endri Elfran Syafril (Suami Rita Widyasari)

Di mata saya beliau adalah wanita tangguh. Beliau benar-benar seorang isteri dan ibu yang penuh kasih sayang, tegas, dan penyayang. Saya sangat mengagumi kesabaran, ketabahan, dan keikhlasan beliau sebagai seorang ibu dari anak-anaknya, dan isteri dari Bapak Hj, Syaukani. Melihat itu kami dapat bersyukur dan selalu mensyukuri atas nikmat Tuhan yang luar biasa kepada kami.
Beliaulah yang memberikan energi untuk keluarga besar pada saat menghadapi ujian hidup, karena Tuhan memberikan kekuatannya melalui beliau. Itulah salah satunya yang membuat saya sangat menghormati dan mengagumi beliau. Pokoknya mom is the best in this world.  

Awang Ilham
(Adik Hj. Dayang)
Beliau sosok yang sangat baik, seorang ibu yang baik bagi anak-anaknya, juga istri yang baik bagi suaminya. Sebagai tokoh masyarakat, beliau juga dikenal sosok yang baik di masyarakat.