Internet of Things di Lantai CES 2015
Konsep Smart Home yang sudah ada beberapa tahun terakhir, menjadi kian marak sejak Agustus 2014 ketika Samsung mengakuisisi SmarThing, perusahaan startup yang paling terdepan dalam hal teknologi pengendali perangkat rumah berbasis platform Internet of Thing (IoT).
Dalam ajang CES 2015, Samsung mengumumkan berhasil mengembangkan generasi terbaru SmartThings Hub yang berfungsi mengendalikan semua perlengkapan rumah tangga secara lebih mudah, cepat, dan terintegrasi.
Penyempurnaan itu, antara lain, penambahan baterai cadangan jika listrik mati, memperluas konektivitas melalui protokol wireless seperti Bluetooth Smart, penerapan sistem sensor terbaru SmartSense Presence, SmartSense Motion, dan SmartSense Multi sensors.
Di saat bersamaan, diluncurkan pula layanan terbaru home monitoring service yang diberi nama SmartThings Premium. Dengan layanan ini, misalnya, SmartThing Hub otomatis akan mengirim SMS atau panggilan ke orang tertentu jika perangkat mendeteksi sesuatu masalah di dalam rumah. Bahkan bisa merekam dan mengirim video jika perangkat mendeteksi aksi pencurian.
Yang menarik, Samsung mengumumkan bahwa platform Smart Home, termasuk komponen-komponen dan perangkat IoT miliknya, bersifat terbuka untuk pengembangan aplikasi lain oleh pihak luar.
Sebelum dikauisisi oleh Samsung, SmartThings sudah menerapkan teknologi yang membuat semua peralatan rumah tangga dapat terintegrasi dengan gadget, maupun komputer sehingga mudah diakses kapanpun dan di manapun. Dalam aplikasinya, pengguna dapat mengatur rumah dari jauh, mulai dari mengunci pintu, menyalakan lampu, memantau kesehatan, memantau aktivitas yang sedang terjadi, mengatur serta memantau suhu, kelembaban, mengaktifkan atau mematikan listrik, serta mengendalikan semua perlengkapan elektronik.
Selain Samsung, Google juga tengah bersiap menyerbu pasar IoT melalui produk Smart Home. Business Insider memperkirakan akan ada 1,9 miliar perangkat terhubung ke internet saat ini, dan jumlah tersebut diperkirakan bertambah menjadi 9 miliar hingga tahun 2018. Pul
Dalam ajang CES 2015, Samsung mengumumkan berhasil mengembangkan generasi terbaru SmartThings Hub yang berfungsi mengendalikan semua perlengkapan rumah tangga secara lebih mudah, cepat, dan terintegrasi.
Penyempurnaan itu, antara lain, penambahan baterai cadangan jika listrik mati, memperluas konektivitas melalui protokol wireless seperti Bluetooth Smart, penerapan sistem sensor terbaru SmartSense Presence, SmartSense Motion, dan SmartSense Multi sensors.
Di saat bersamaan, diluncurkan pula layanan terbaru home monitoring service yang diberi nama SmartThings Premium. Dengan layanan ini, misalnya, SmartThing Hub otomatis akan mengirim SMS atau panggilan ke orang tertentu jika perangkat mendeteksi sesuatu masalah di dalam rumah. Bahkan bisa merekam dan mengirim video jika perangkat mendeteksi aksi pencurian.
Yang menarik, Samsung mengumumkan bahwa platform Smart Home, termasuk komponen-komponen dan perangkat IoT miliknya, bersifat terbuka untuk pengembangan aplikasi lain oleh pihak luar.
Sebelum dikauisisi oleh Samsung, SmartThings sudah menerapkan teknologi yang membuat semua peralatan rumah tangga dapat terintegrasi dengan gadget, maupun komputer sehingga mudah diakses kapanpun dan di manapun. Dalam aplikasinya, pengguna dapat mengatur rumah dari jauh, mulai dari mengunci pintu, menyalakan lampu, memantau kesehatan, memantau aktivitas yang sedang terjadi, mengatur serta memantau suhu, kelembaban, mengaktifkan atau mematikan listrik, serta mengendalikan semua perlengkapan elektronik.
Selain Samsung, Google juga tengah bersiap menyerbu pasar IoT melalui produk Smart Home. Business Insider memperkirakan akan ada 1,9 miliar perangkat terhubung ke internet saat ini, dan jumlah tersebut diperkirakan bertambah menjadi 9 miliar hingga tahun 2018. Pul