Surya Dharma Paloh: Lifetime Achievement

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 20 March 2015
Di era reformasi, nama Surya Paloh kembali menjadi salah satu 'bintang' di panggung politik nasional. Ya, reformasi yang telah menghembuskan demokrasi yang turut diperjuangkannya di negeri ini merupakan suatu kemajuan yang sangat berarti. Seharusnya, tumbuh berkembangnya demokrasi bisa dimanfaatkan sebagai jembatan emas untuk mempercepat kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Tetapi, yang terjadi ternyata adalah sebaliknya.

Reformasi yang menganut demokrasi liberal seperti kehilangan arah dan tanpa sasaran yang jelas. Korupsi merebak secara struktural di mana-mana, baik di eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Sementara, eksploitasi sumber daya alam yang menguntungkan sekelompok orang dan pihak asing telah menguras kekayaan Indonesia. Kebijakan ekonomi menganut sistem kapitalisme dan liberalisme, yang kian menjauhkan rakyat kebanyakan dari kesejahteraan.

Kesenjangan antara si kaya dan si miskin kian melebar. Krisis ideologi dan filosofi hidup berbangsa dan bernegara, berkembang menjadi krisis identitas dan jati diri bangsa. Bangsa Indonesia seakan-akan kehilangan watak, jati diri, dan nasionalismenya, yang terkandung di dalam nilai-nilai Pancasila.
Atas fakta-fakta tersebut, Surya Paloh terpanggil come back ke pentas politik praktis, dan menggagas idealisme perjuangan politik yang menjadi obsesinya melalui konsep Restorasi Nasional. Di dalam Restorasi terkandung sebuah cita-cita perjuangan politik, yakni Rakyat Sejahtera, Bangsa Bermartabat, dan Negara Kuat. Idealisme perjuangan politik inilah yang diberi nama Trilogi Restorasi Indonesia, yang kemudian diperjuangkan bersama ormas Nasional Demokrat kemudian Partai NasDem melalui Gerakan Perubahan Restorasi Indonesia.

Restorasi Indonesia adalah gagasan yang lahir dari kontemplasi pemikiran Surya Paloh. Sebuah cita-cita perjuangan politik yang dicetuskan dan hendak diperjuangkan bersama-sama untuk mewujudkan perubahan menuju Indonesia yang lebih baik: yakni Rakyat Sejahtera, Bangsa Bermartabat, Negara Kuat, yang belakangan dinamakan Trilogi Restorasi Indonesia.

Cita-cita tersebut menjelma menjadi sebuah idealisme perjuangan restorasi. Restorasi Indonesia sekaligus menjadi suatu metodelogi, atau langkah strategi perjuangan yang konsepsional dan terukur untuk mewujudkan cita-cita idealismenya.

Di tengah-tengah dinamika partai yang terjadi dalam Kongres I Partai NasDem, Januari 2013, Surya Paloh didaulat secara aklamasi untuk menjadi Ketua Umum, sekaligus lokomotif Restorasi Indonesia. Terhadap dinamika internal partai tersebut, Surya berpandangan, setiap perjuangan politik memang harus ada pengorbnan, baik waktu, tenaga, pikiran, maupun dana.

Tetapi setiap pengorbanan tak boleh selalu dikompensasi dengan jabatan dan kedudukan, apalagi bila hal itu terjadi secara instan.Sebab, kelahiran pemimpin politik tak bisa hanya bermodalkan uang.Tetapi yang lebih penting adalah sumbangsih keringat, tenaga, pikiran, jejak rekam, pertarungan gagasan, dan ideologi perjuangan yang bisa diterima oleh sebagian besar rakyat. Semua itu membutuhkan totalitas, keteladanan serta proses panjang yang tidak instan, dan tidak cukup dengan pencitraan, iklan, ataupun logistik.

Dari rekam jejaknya memperjuangkan kemerdekaan pers, menegakkan demokrasi, serta konsistensinya menggerakkan Restorasi Indonesia, sulit dipungkiri bahwa Surya Paloh memiliki kesungguhan luar biasa untuk mewujudkan idealismenya, Trilogi Restorasi Indonesia.