Husni Kamil Manik, Lelaki sarat tantangan

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 23 April 2015
Naskah: Sahrudi & Purnomo,
Foto: Sutanto/Fikar Azmy/Dok. KPU

Sukses Pemilihan Umum (Pemilu) legislatif maupun Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia tahun 2014 tak bisa dilepaskan dari peran Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik. Ia berhasil melaksanakan Pemilu 2014 dengan sukses dan tercatat sebagai partisipasi Pemilu terbesar di dunia, bahkan mengalahkan Pemilu di Amerika Serikat.


Tepuk tangan membahana di ruang Bali room, Hotel Indonesia Kempinsky pada 19 Maret 2019 saat nama Husni Kamil Manik disebut sebagai penerima anugerah Best Individual Achievers, sub kategori “ Leader of Government Institution” dan “Best of The Best Individual Achievers Awards” dalam bidang politik. Di malam penganugerahan “Obsession Award 2015” yang dihadiri Wakil Presiden RI, HM Jusuf Kalla dan sejumlah menteri serta tokoh-tokoh nasional lainya, Husni disebut sebagai sosok di balik sukses Pemilu 2014. Baik Pemilu legislatif maupun Pemilu untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden RI (Pilpres). Betapa tidak, dalam perhelatan Pilpres 2014 pertarungan dua kandidat pasangan yakni Joko Widodo/Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto/Hatta Rajasa begitu ketat dan emosional sejak pra kampanye. Eskalasi politik semakin meningkat ketika quick count menayangkan selisih hasil pemilu suara dua kandidat tersebut sangat kecil. Hal ini tentu saja membuat suasana tegang antar dua pendukung begitu tinggi. Politik nasional memanas.

Tapi bagi Husni Kamil, tak ada pilihan; keputusan mengumumkan hasil Pilpres itu harus segera disahkan!
Dan, dengan berpegang pada konstitusi dan aturan hukum, Husni bersama komisioner lain di KPU akhirnya dengan tegas dan berani memutuskan bahwa pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa mendapatkan jumlah suara sebesar 62.576.444 atau prosentase 46,85%. Sementara pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla mendapatkan jumlah suara sebesar 70.997.833 atau prosentase 53,15%. Selisih suara hanya 8.421.389. “Saya harus berani karena berpegang pada prinsip konstitusi, karena ini sudah sesuai maka saya pun memutuskan hasil hitung suara KPU,” ujar Husni kepada Men’s Obsession di ruang kerjanya.