Ceo Tangguh 2018
Naskah: Putri Foto: Fikar azmy
Dialah salah satu sosok profesional terbaik di Tanah Air. Betapa tidak, Ia sukses menghantar PT Adhi Karya (Persero) Tbk atau ADHI, perusahaan kontruksi yang dipimpinnya menorehkan kinerja mengkilap. Serta mendorong dua anak usahanya melantai di bursa.
Pada kuartal III/2018, laba bersih ADHI melesat 63,3 persen menjadi Rp335 miliar dibandingkan tahun sebelumnya, yakni Rp205 miliar. Peningkatan laba bersih tersebut didukung dari perolehan pendapatan usaha di September 2018 sebesar Rp9,43 triliun, meningkat 8,2 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni Rp8,71 triliun. Melansir keterangan ADHI, Kamis (29/11/2018), BUMN karya ini juga mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp12,3 triliun. Realisasi perolehan kontrak baru di bulan Oktober 2018 ini salah satunya adalah proyek Bendungan di Kabupaten Deli Serdang senilai Rp127,7 miliar. Kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru pada Oktober 2018 didominasi oleh lini bisnis konstruksi dan energi sebesar 89,9 persen, properti sebesar 8,6 persen dan sisanya merupakan lini bisnis Iainnya. Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru dari pemerintah tercatat sebesar 25,6 persen, BUMN sebesar 27,6 persen, sementara swasta atau lainnya sebesar 46,8 persen.
Sedangkan pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek gedung sebesar 61,9 persen, proyek Jalan dan Jembatan sebesar 20,8 persen, serta proyek Infrastruktur Lainnya sebesar 17,3 persen. Pada 2019, pihak Budi merencakan belanja modal (capital expenditure) sekitar Rp4-5 triliun. ADHI masih fokus pada proyek tol, sumber daya air, dan untuk anak perusahaan. Kemungkinan akan lebih besar pada sektor jalan tol dan properti. Adapun beberapa proyek yang akan dikejar oleh perusahaan dengan kode emiten ADHI adalah proyek jalan tol Aceh-Sigli sepanjang 74 kilometer (km), revitalisasi terminal II, dan tol dalam kota enam ruas senilai Rp1,4 triliun. Saat ini, di bawah nakhoda Budi, Adhi Karya juga tengah menginisiasi pembangunan jalan tol SoloYogyakarta-Kulonprogo dan sejumlah proyek sistem penyediaan air minum.
Meski kondisi pasar tengah lesu, pihaknya menuturkan akan mengupayakan segala cara untuk pembiayaan belanja modal tahun depan, seperti memanfaatkan kas internal dan aksi korporasi. Selain itu, perusahaan akan melakukan aksi korporasi seperti initial public offering untuk dua anak usahanya, yaitu PT Adhi Commuter Properti (ACP) dan Adhi Persada Gedung (APG). Masing-masing dilepas 30 persen sahamnya. Pihaknya mematok akan menjual sahamnya senilai Rp1,2 triliun dari APG. Namun, pihaknya belum bisa memastikan besaran nilai dari ACP hanya saja diprediksi targetnya akan lebih besar. Perseroan tersebut di bawah komanda Budi juga akan mendapatkan kontrak baru senilai Rp12,7 triliun, yang terdiri dari Tol Sigli-Banda Aceh, Tol Dalam Kota Jakarta, dan renovasi Bandara SoekarnoHatta dalam sisa tahun ini. Tiga kontrak itu akan ditandatangani akhir tahun.
Dengan tambahan senilai Rp12,7 triliun tahun ini, perseroan akan mengumpulkan kontrak baru sebesar Rp25,3 triliun. Itu melebihi target kontrak baru yang ditetapkan pada tahun ini, yakni Rp23,3 triliun. Budi menyatakan, Desember 2018, ADHI akan menerima dana sebesar Rp2,8 triliun dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk kelanjutan proyek Light Tail Transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek). KAI sebelumnya telah mencairkan dana sekitar Rp3,4 triliun kepada pihaknya. Secara progres fisik, ia mengatakan, proyek LRT Jabodebek kini telah mencapai 49,5 persen. Kereta, sambung Budi, sudah mulai datang pada April 2019. "Tahun ini kan tinggal sebulan. Yang di Cawang Cibubur sudah pasang rel. Kemudian ada jembatan-jembatan yang melintang tol itu akhir Januari (2019) selesai. Jadi kira-kira nanti bulan April (2019) kereta sudah datang,” jelas Budi, di Km 25 Tol Jakarta-Cikampek, beberapa waktu lalu. “Jadi itu sudah mulai dipasang (keretanya), dicoba di Cawang Cibubur,” imbuhnya.Pengadaan kereta ini digalang oleh PT KAI dan PT INKA.
Adapun jumlah kereta yang akan didatangkan pada April 2019 nanti, yakni sekitar 32 rangkaian. “Pengirimannya bertahap. Ada 32 trainset, 32 rangkaian kereta. Kalau tidak salah ya,” tutu pria berkacamata itu. Sebelumnya, Budi menjelaskan, pembayaran tahap pertama dilakukan berdasarkan progres pengerjaan proyek LRT Jabodebek Fase I oleh Adhi hingga September 2017. Adhi akan menerima pembayaran proyek pengerjaan LRT tahap kedua mengacu kepada progres pekerjaan dari Oktober 2017 sampai dengan Desember 2017. Budi juga begitu concern dalam meningkatkan kompetensi pekerja, salah satu upaya yang dilakukan adalah menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI) melalui penandatanganan naskah kesepahaman peningkatan kompetensi, sertifikasi, dan pengkaryaan dengan TNI Angkatan Udara beberapa waktu lalu.
Adhi Karya menyatakan langkah ini dilakukan karena perseroan membutuhkan tambahan personil yang siap bertugas. Budi mengatakan, seiring dengan kebijakan pemerintah untuk mengejar ketertinggalan infrastruktur di Tanah Air, Pemerintah telah mendorong pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satunya adalah penugasan kepada ADHI untuk pembangunan proyek LRT Jabodebek sepanjang 44 km yang melintasi Cibubur- Cawang, Cawang - Bekasi Timur dan Cawang - Dukuh Atas. “Selain penugasan Pemerintah, pada proyek-proyek kami yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, kami memerlukan tambahan personil sebagai yang siap bertugas,” terangnya. Ia menambahkan kerja sama TNI AU dengan ADHI merupakan upaya ADHI untuk memenuhi kebutuhan personel di bidang QHSE (Quality, Healthy, Safety, and Environment) yang memerlukan disiplin tinggi di proyek-proyek tersebut.