Belu NTT yang Tak Kalah Indah
Selain PLBN Motaain, Kementerian PUPR juga membangun infrastruktur lain untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan di NTT. Hal tersebut dilakukan sebagai wujud nyata membangun Indonesia dari pinggiran. “Pembangunan jalan perbatasan merupakan implementasi dari Nawa Cita Presiden Joko Widodo untuk membangun Indonesia dari pinggiran dalam rangka menjaga kedaulatan NKRI,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Melalui Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) X Kupang Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR juga membangun Jalan perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berbatasan dengan Timor Leste sepanjang 179,99 kilometer dari Kabupaten Belu hingga Kabupaten Malaka.
Jalan perbatasan yang dikenal dengan nama Jalan Sabuk Merah Sektor Timur ini bukan sekadar jalan penghubung tetapi lebih dari itu. Memiliki makna yang lebih penting karena menjadi akses ke garis perbatasan. Dengan demikian bisa mempermudah pengawasan garis perbatasan antar dua negara tersebut. Rencananya akan dibangun sebanyak 44 buah jembatan rangka baja dengan panjang 1600 meter di sepanjang Jalan Sabuk Merah Sektor Timur tersebut. Sedangkan Sabuk Merah di Sektor Barat di daerah Timor Tengah Utara (TTU) sepanjang 130,88 kilometer akan dilakukan penanganan apabila Jalan Sabuk Merah di Sektor Timur telah seluruhnya tersambung.
Dengan adanya Jalan Sabuk Merah Sektor Timur, akses menuju Fulan Fehan juga menjadi mudah. Sehingga otomatis akan meningkatkan sektor pariwisata di Kabupaten Belu. Apalagi jika mengingat sebelum ada Jalan Sabuk Merah, akses menuju Fulan Fehan sangatlah sulit, tapi kini lebih mudah dijangkau. Selain itu, Jalan Sabuk Merah juga akan mendukung perekonomian masyarakat setempat. Produksi komoditas perkebunan seperti pohon kayu putih, kelor dan jambu mete yang berada di kawasan Fulan Fehan tentunya akan lebih meningkat karena sudah ada jalan ini. Dengan demikian tentu akan menjadi nilai tambah bagi produk lokal.