Laporan Khusus Jokowi-JK (Part 5): Kata Ulama tentang Jokowi

Serangan beraroma SARA telah dirasakan Jokowi tak hanya ketika ia akan maju dalam pencalonan presiden, tapi jauh sebelumnya ketika ia tampil dalam kontestasi pemilihan kepala daerah DKI Jakarta dua tahun lalu. Saat itu ia sudah dibombardir dengan isu-isu sektarian. Namun serangan itu tak mematikannya.
Ia malah makin tegar. Bukan karena ia membenarkan tuduhan-tuduhan keji tersebut, tapi lebih dikarenakan banyak tokoh yang membela dirinya saat ia diserang. Misalnya ketika hujatan soal keislamannya, Jokowi dibela oleh banyak ulama dan tokoh Islam. Pembelaan itu tak sekadar membela, tapi juga mengetengahkan fakta ata keislaman Jokowi. Siapa saja ulama dan tokoh Islam dibalik Jokowi dan apa saja pendapatnya mengenai Jokowi. Berikut cuplikannya :
KH. Hasyim Muzadi
(Mantan Ketua Umum PBNU) :
”Tempo hari saya menyatakan sebelum selesainya pasangan capres-cawapres, bahwa saya akan memilih capres cawapres manapun yang ada tokoh NU-nya . Ternyata sekarang yang ada adalah pasangan Jokowi-JK. Maka saya harus konsekuen terhadap apa yang saya katakan, yakni saya memilih Jokowi-JK.”
Ahmad Syafi’i Maarif
(Mantan Ketua PP Muhammadiyah) :
“Seperti ini yang memang dibutuhkan negara, dia tampil apa adanya, sepatunya murah, biasa saja, selalu tampil sederhana.”
Din Syamsudin
(Ketua Umum PP Muhammadiyah) :
“Saya ajak Pak Jokowi untuk shalat zuhur, dan beliau imam. Saya sebagai makmum, bayangkan beliau imam, dan saya pimpinan Muhammadiyah makmumnya. Shalat saya waktu itu sampai tidak khusyuk karena saya perhatikan benar itu shalat Pak Jokowi. Dari niat sampai salam, dan alhamdulillah semua benar dan tidak ada yang salah dengan beliau,.”
KH Abdul Azis Manshur
(Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa) :
“Waktu Jokowi datang ke pesantren. Saya suruh dia duduk sila, duduk lesehan. Ternyata luwes, berarti ahli tahlil. Saat di rumah saya, waktu jalan akan naik ke rumah lantai dua, saya minta dia dulu. Eh, dia malah nyuruh saya duluan. Toto kromo ini wataknya sopo? NU. Itu satu landasannya. Ketika memberikan sambutan, dia baca shalawat pakai ‘sayidina.’ Saya mantap karena itu ciri Nahdlatul.”
KH Salahudin Al Ayubi
(Pondok Pesantren Nurul Huda Pekanbaru, Riau) :
“Kami para kyai yang datang dari seluruh penjuru Riau mengimbau seluruh masyarakat Riau kalau ada pencemaran nama baik lewat kampanye hitam, maka Islam mengatakan jangan mudah percaya. Mudah-mudahan Allah memudahkan langkah kemenangan Jokowi-JK. Dengan mengucapkan basmallah, dengan sepenuh hati kami mendukung Jokowi-JK. Ajakan yang kami sampaikan ini bukan sembarang ajakan, tetapi karena kami rindu dengan sosok pemimpin yang baik,”
Khofifah Indar Parawansa
(Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdatul Ulama (NU) :
“Ada kesamaan visi dan misi yang beliau bawa dengan komunitas yang saya pimpin. Komunitasku sebagian besar grassrots society. Masyarakat akar rumput yang penuh dengan kesederhanaan. Mereka punya ketulusan dan ikhtiar. Itu menjadikan kesamaan di antara kami berdua.
H.Sultonul Huda
(Ketua Keluarga Besar NU) :
“Pasangan Jokowi-JK layak didukung KBNU karena keduanya mempunyai track record yang bersih, mengusung kesederhanaan, dan eksistensi keduanya selama ini. Kedua sosok ini sangat lurus, ini yang membuat Jokowi-JK layak didukung KBNU, selain itu Jokowi tidak pernah menunjukkan sikap arogansi sebagai pemimpin namun sangat egaliter.”
KH Mas’ud Masduqi
(Rois Syuriah PCNU Kulonprogo) :
”Kami meminta kepada seluruh warga dan kader NU untuk mendukung total dan bekerja keras dalam rangka memenangkan Jokowi-JK demi mengamankan dan menjaga kelangsungan ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah di bumi Nusantara dengan ikhlas dan kesungguhan, serta mengamankan seluruh daerah basis NU untuk memenangkan pasangan ini, menolak segala bentuk intimidasi, dan cara-cara berpolitik yang menghalalkan segala cara, termasuk politik uang,”