10 Sosok Presiden Paling Sederhana
Sebelum menjabat Presiden Paraguay pada 2008, Lugo dijuluki “pastor kaum papa” karena getol membela kaum tertindas. Begitu dilantik, ia langsung menyatakan tidak akan menerima gajinya sebagai Presiden sebesar USD4,000 USD per bulan. “Saya tidak membutuhkan gaji itu, yang sebetulnya hak kaum miskin,” katanya.
Selama menjabat, Lugo memilih tetap tinggal di rumahnya yang sederhana. Ia juga selalu berpakaian sangat sederhana, yaitu kemeja lengan panjang atau lengan pendek tanpa jas.
Tamu-tamu kepresidenan, termasuk tiga wartawan Indonesia yang sempat mewawancarainya, terkejut ketika mereka hanya dijamu dengan makanan harian Lugo berupa singkong rebus, nasi putih, daun kol cacah (salad), dan ikan.
Penganut sosialisme yang mengaku mendalami ajaran Pancasila dan mengangumi Soekarno ini tak bertahan lama. Pada 22 Juni 2012, ia dikudeta oleh sayap kanan melalui parlemen. Persis seperti diperingatkan oleh Presiden Ekuador Rafael Correa bahwa begitu Lugo mulai mengubah berbagai hal, maka serangan akan dimulai.
Serangan dimaksud berasal dari kalangan kapitalis, termasuk kekuatan politik yang berkiblat ke negara-negara kapitalis. Dalam pelantikannya yang sederhana, semua pemimpin sosialis Amerika Latin hadir, sementara negara-negara yang dipimpin para politisi konservatif yang pro AS, seperti Meksiko, Kolumbia, Peru, hanya mengirim utusan.
Selama menjabat, Lugo memilih tetap tinggal di rumahnya yang sederhana. Ia juga selalu berpakaian sangat sederhana, yaitu kemeja lengan panjang atau lengan pendek tanpa jas.
Tamu-tamu kepresidenan, termasuk tiga wartawan Indonesia yang sempat mewawancarainya, terkejut ketika mereka hanya dijamu dengan makanan harian Lugo berupa singkong rebus, nasi putih, daun kol cacah (salad), dan ikan.
Penganut sosialisme yang mengaku mendalami ajaran Pancasila dan mengangumi Soekarno ini tak bertahan lama. Pada 22 Juni 2012, ia dikudeta oleh sayap kanan melalui parlemen. Persis seperti diperingatkan oleh Presiden Ekuador Rafael Correa bahwa begitu Lugo mulai mengubah berbagai hal, maka serangan akan dimulai.
Serangan dimaksud berasal dari kalangan kapitalis, termasuk kekuatan politik yang berkiblat ke negara-negara kapitalis. Dalam pelantikannya yang sederhana, semua pemimpin sosialis Amerika Latin hadir, sementara negara-negara yang dipimpin para politisi konservatif yang pro AS, seperti Meksiko, Kolumbia, Peru, hanya mengirim utusan.