Rena Husada The Great Successor

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 15 September 2014
Henry Husada
(Ayah, Founder KAGUM Group)

Rena itu memiliki semangat tinggi. Dari dulu kalau sudah punya keinginan, ia pasti berusaha bagaimana caranya untuk mencapai keinginannya itu, sampai sekarang seperti itu. Dan itu yang saya suka. Dia juga penurut. Sebagai sulung saya melatih dan mengajarkan dia untuk bertanggungjawab dan bisa menjadi contoh tauladan yang baik bagi adik-adiknya. Dari kecil saya melatih dia untuk ikut saya bekerja atau meeting dan pertemuan dengan rekan bisnis, dan dia nurut, tidak pernah marah atau protes. Saya latih dia sejak kecil untuk menjadi pendengar dulu. Sebagai sulung, Rena juga bisa menuntun adik-adiknya dengan baik karena saya memberi dia tanggungjawab untuk menjadi kakak yang baik.

Rena juga anak yang pintar, sejak kecil dia berprestasi. Begitu pun dalam memimpin KAGUM, prestasinya ada, dan memiliki semangat memimpin meski usianya masih muda. Tapi di mata saya dia sudah memiliki kematangan di usianya yang muda. Rena juga orangnya memiliki hidup yang terarah, dia punya planning ke depan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Sejak kecil, saya mengajarkan Rena untuk bertanggungjawab dan berani mengambil keputusan. Saya membesarkan dan mendidik anak-anak terutama Rena, tanpa memaksakan kehendak. Rena saya beri kebebasan untuk menentukan arahnya ke mana, tugas saya mengarahkan dan memberi masukan.

Perumpaannya seperti ini, saya memberikan kertas putih kepada Rena untuk digambar atau ditulis, bebas terserah dia mau menggambar apa. Nanti saya tinggal memberi penilaian dan masukan atas hasil yang telah digambar tersebut. Tapi saya akan marah kalau kertas putih itu kembali masih kertas putih lagi. Jadi di sini saya melatih Rena untuk percaya diri dan berani mengambil keputusan. Karena itu yang paling penting. 

Kalau percaya diri sudah di tangan maka semua akan berjalan lancar. Tapi kalau percaya dirinya nggak ada, bagaimana kita mau mengerjakan sesuatu. Jadi saya menekankan bahwa jangan takut salah, kalau salah bisa dikoreksi, tapi kalau belum apa-apa sudah takut salah, tidak akan bisa mengerjakan apa-apa. Ibaratnya saya kasih kertas putih dikembalikan kertas putih, apa yang mau saya nilai.




Resti Husada
(Adik Rena, Creative Director KAGUM Fashion)

Kalau di luar, Rena itu sosok yang tegas dan lebih berani dibanding saya. Tapi kalau keseharian dia di dalam rumah, justru dia itu orangnya lembut dan polos. Dia juga orangnya sangat terbuka, tidak ada yang disembunyikan, dia selalu mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya. Rena sayang banget sama adik-adiknya. Meski begitu, adik-adiknya sangat menghormati dan takut sama dia karena galak dan tegas.

Dalam memimpin dia orangnya tegas, bertanggungjawab, disiplin dan bisa mengatur. Mungkin karena posisinya sebagai anak pertama juga, dia terbiasa menjadi leader para adik-adiknya.







Nandang Djuarsa
(Corporate GM KAGUM Hotels)

Saya kenal Ibu rena waktu beliau masih umur 17 tahun, masih sekolah. Kebetulan waktu itu saya yang mengurus dan mempersiapkan acara ulang tahunnya sweet seventeen di Hotel Seriti (sekarang Grand Serela Setiabudi). Tak terasa sampai sekarang sudah dewasa, sudah pintar, dan sudah pegang beberapa project hotel di Indonesia.

Beliau punya potensi menjadi seorang pemimpin, dan itu sudah dibuktikan. Walaupun masih muda, tapi kreatif, bertanggungjawab, keras, dan disiplin dalam membangun proyek-proyek hotel milik KAGUM.

Mengembangkan hotel-hotel di luar Bandung, itu juga merupakan idenya Ibu Rena. Jadi beliau itu sangat kreatif. Sebagai seorang pemimpin, beliau juga sudah pintar sekali menyelesaikan masalah dengan baik.

Beliau benar-benar bekerja keras membangun KAGUM Hotels. Pak Henry juga sudah percaya penuh dan melepas beliau bekerja untuk hal-hal prinsip tentang bagaimana membangun hotel sampai opening. Jadi sekarang ini beliau yang memimpin semua, dan menurut saya beliau lebih dari bisa. 

Ibu Rena juga bekerja menggunakan hati nurani, meski beliau big boss tapi tidak seenak-enaknya dalam bekerja, juga tidak marah-marah seenaknya. Karyawan beliau rangkul semua. Itu yang saya lihat dari kepemimpinannya.

KAGUM di bawah Ibu Rena mengalami perkembangan luar biasa. Dulu waktu saya gabung tahun 2005, KAGUM masih satu hotel, Serela Riau. Sekarang sudah puluhan hotel di seluruh Indonesia. Jadi saya tahu persis perjalanannya dalam beberapa tahun ini. Hotel kita berkembang sangat pesat, dalam kurun beberapa tahun ini sudah ada total 35 hotel. Itu luar biasa sekali. Dan peran Ibu Rena yang membuka, dari mulai fondasi gedung sampai opening beliau terjun langsung.



Heni Supartini
(Personal Assistant Rena)

Saya di KAGUM sudah 6 tahun, awalnya membantu Ibu Rena di bagian Finance. Tapi lama lama Ibu rena sudah makin banyak proyek jadi butuh bantuan. Akhirnya sejak 3 tahun lalu saya diajak Ibu Rena untuk menjadi Personal Assistant beliau. Ibu Rena itu luar biasa. Walaupun usianya sangat muda, bahkan lebih muda dari saya, tapi beliau bisa memimpin dengan baik. Dari segi kepemimpinan, beliau sudah sangat matang. Beliau berani mengambil keputusan dan tegas. Meski beliau ada seorang boss, tapi Ibu Rena sangat rendah hati, dia juga menganggap saya sebagai teman.

Dalam bekerja, Ibu Rena itu sangat perfeksionis, beliau tidak mau segala sesuatu ditunda. Jadi kalau misalnya memberi pekerjaan, saat itu juga harus ada reportnya. Ibu Rena juga pekerja keras, misalnya ke proyek hotel, beliau nggak suka dan nggak mau kita report pake foto, maunya langsung datang meninjau proyek. Walaupun suka dilarang papanya, tapi beliau tetap maunya melihat proyek dengan mata kepala sendiri, nggak mau lihat laporan dari foto. Benar benar dijalanin medan proyek dari tiap tangga ke tangga.

Saya melihat Ibu Rena sebagai sosok yang tangguh, pekerja keras, dan luar biasa. Saya betul-betul menghormati dan menghargai beliau sebagai atasan.


Reni
(Arsitek, Rekan Kerja)

Saya mengenal Ibu Rena sejak tahun 2007, saat pembangunan hotel Golden Flower. Kemudian Ibu Rena sudah mulai gabung setelah lulus kuliah dari Singapura, beliau terjun ke proyek. Ibu Rena rajin turun ke proyek, dan karena saya bagian manajemen konstruksi dan perencanaan, jadi kalau beliau mau ke proyek saya harus mendampingi.

Sebagai rekan kerja, Ibu Rena itu baik sekali. Beliau sangat perhatian, mungkin buat orang lain hal kecil, tapi kalau menurut saya, itu sangat berkesan. Perhatian beliau seperti beliau suka kasih cake, coklat, dan oleh-oleh apapun dari Ibu Rena. Menurut saya cara seperti itu, cara beliau sangat perhatian pada rekan kerja dan anak buah. Beliau juga baik banget, saya beberapa kali mendampingi beliau belanja ke China, di sana beliau baik sekali, perhatian banget.

Kalau dilihat dari pekerjaan, Ibu Rena bekerja dengan sangat profesional. Misalnya begini, kalau di lapangan ada kesalahan atau pekerjaan belum beres tidak sesuai target, dia akan marah. Tapi ya marah saat itu aja, ke sananya biasa lagi. Jadi beliau itu sangat tegas yah tapi juga berhati lembut.