M. Basuki Hadimuljono (Menteri PUPR) Don't Do Something As Usual!
Alumnus Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta yang meraih S2 dan S3 di Colorado State University, Amerika Serikat, ini ternyata memiliki filosofi luhur dalam menjalani hidupnya. Ia akan bekerja dengan bermodalkan kepercayaan. Dan, ia merasa berhasil dalam kerja bila bisa memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Berikut petikan wawancaranya :
Boleh tahu, apa makna keberhasilan bagi Bapak ?
Makna keberhasilan bagi saya adalah bangga kalau kerjaan kita itu menjadi input kerjaannya orang lain. Jadi kalau hasil saya itu bisa dirasakan oleh orang lain, apalagi bisa membantu dia untuk pekerjaan dia lebih baik lagi, itu baru bangga.
Itu baru dikatakan sukses yah?
Iya. Karena bahagianya kita itu kalau kita bisa merasakan bahagianya orang lain.
Kalau bapak nanti meninggalkan kementerian ini, apa legacy yang ingin ditinggalkan ?
Saya jadi begini, ini kan ada didikan senior saya. Sekarang ini di setiap kementerian pasti ada orang PU seperti Sesmen di Kementerian Koperasi, itu orang PU. Di Dikti itu juga orang PU, di kementerian pemberdayaan perempuan, ada juga orang PU. Kalau di list, hampir semua kementerian ada orang PU. Tapi apa bisa saya meneruskan tradisi itu? Jadi itu. Jadi kalau tadi ditanya legacy nya apa, saya ingin ninggalin itu.
Boleh tahu filosofi Bapak dalam memimpin ?
Kepercayaan. Saya kerja kalau nggak dipercaya itu nggak bisa. Jadi kalau saya kerja dengan orang ya pasti saya harus percaya. Kalau saya diselingkuhi biasanya saya nangis karena saya nggak waspada yang begitu begitu. Di DPR pun gitu, kalau saya sudah bersahabat saya nggak lihat bendera partainya itu, sudah dengan rasa. Ya nggak apa apa watak saya gitu. Trust yah, harus itu. Kalau nggak ada trust, berarti kalau saya ditempatkan di tempat baru, saya 6 bulan pasti diem. Saya trust building dulu.
Adakah obsesi Bapak setelah tak lagi menjadi menteri ?
Nggak ono mas, obsesi opo. Saya dulu kalau saya nggak jadi menteri ini, kalau saya pensiun saya pengin jual bakso dengan mengajar. Saya selama ini kan nggak sempat ngajar, kan eman-eman. Nggak ada satu jam pun saya kerja di luar PU, semua saya berikan untuk PU. Waktu saya, kebisaan saya, semua sudah saya berikan.