Peci pun Jadi Koleksi
By Giatri (Editor) - 02 December 2013 | telah dibaca 3816 kali

Pria kelahiran Solo 15 Maret 1943 itu mengungkapkan awalnya hanya memakai peci pada acara-acara tertentu saja, namun sejak menjadi kolektor saat ia masih menjabat anggota DPRD (Dewan Perwakilan Daerah) Jawa Tengah pada pertengahan 2006, benda tersebut menjadi ciri khas dirinya.
“Saya selalu memakai peci terutama saat ke luar rumah,” ujar Pedro.

“Pernah di Aceh, saya bilang peci, tapi pedagang disana kurang begitu memahami. Begitu saya menunjuk kepala, pedagang sontak bilang kupiah. Saya pun langsung mengangguk,” kenang pria yang bangga memakai peci asal Aceh dan NTB itu.
Sebagian besar koleksi Pedro didapatnya ketika melaksanakan tugas kunjungan anggota dewan ke berbagai Provinsi.
“Nah, kala istirahat yang saya cari pastilah toko kerajinan lokal yang menjual Peci. Biasanya saya beli 3-5 buah peci,” tutur Pedro.
Hal itu rupanya juga menular ke teman sesama anggota dewan.
“Sebagian teman lebih tertarik mencari toko peci daripada jalan-jalan ke mall saat mengadakan kunjungan ke berbagai provinsi di Indonesia,” terang suami dari Endang Ardyati itu.
Pedro menyambut positif hal itu lantaran dirinya mampu mempengaruhi teman-temannya untuk cinta pada peci sebagai salah satu identitas bangsa.

Harga termurah dari peci miliknya adalah Rp20 ribu dan termahal Rp70 ribu yang dibuat oleh pengrajin NTB. Namun, baginya bukanlah soal harga yang membuat koleksinya bernilai tinggi, melainkan desain khas peci itu sendiri yang menggambarkan budaya masing-masing daerah. “Hal ini juga sebagai wujud Bhinneka Tunggal Ika, Berbeda-beda, tetapi Tetap Satu Jua yang terefleksi lewat peci-peci khas nusantara,” terang Politisi Partai Golkar itu.

Peci yang dikumpulkan Pedro jumlahnya memang tidak spektakuler, tetapi mengandung nilai-nilai persatuan bangsa karena dikumpulkan dari perajin peci di seluruh Tanah Air Indonesia, itulah alasan utama MURI memberikan penghargaan adalah kepedulian Soejatno Pedro HD terhadap identitas nasional.
Soal perawatan terhadap koleksinya, tidaklah ribet, yakni hanya menyediakan almari khusus yang terbuat dari kaca untuk meyimpan dan juga rajin menyikat peci-peci miliknya untuk menghilangkan debu-debu yang menempel. Pedro juga menata koleksinya dengan apik agar memudahkannya untuk memilih peci mana yang akan dikenakannya untuk disesuaikan dengan warna baju.
Pedro berharap jejaknya dapat menjadi teladan karena menurutnya kegemarannya merupakan wujud bangga kepada nilai luhur bangsa dan bangga terhadap produk dalam negeri.
Add to Flipboard Magazine.
Tulis Komentar:
Popular

Wanita Muslim yang Menginspirasi Dunia
24 July 2014
Film-film Islam Terbaik Sepanjang Masa
01 July 2013