Batik Nusantara ala Shinta
By Giatri (Editor) - 25 May 2015 | telah dibaca 3528 kali
Shinta Dhanuwardoyo sejatinya adalah seorang web designer. Tapi, lulusan Master of Business Administration International Business di Portland State University, Oregon USA, ini juga dikenal sebagai kolektor batik Nusantara.
“Beliau sering menggunakan kain dan kebaya untuk acara-acara tertentu bahkan di tempat tidur yang di alasi dengan kain batik yang halus dan dingin,” kenang Shinta.
Setelah Shinta mulai bekerja, tepatnya sejak 12 tahun yang lalu, ia kerap menyisihkan sedikit uang untuk membeli batik. Hingga kini ia telah mempunyai lebih dari 100 lembar kain yang disimpan di dua lemari di rumahnya. Sebagian koleksinya ia beli sendiri, namun ada juga yang diberi nenek dan mertuanya.
Menurut Shinta batik terbaik yang pernah dibuat adalah batik Indonesia. Lantaran batik Indonesia memiliki unsur heritage dan art. Proses terciptanya kain batik terbilang sulit dan membutuhkan kesabaran tersendiri. Bayangkan, untuk menyelesaikan sehelai kain harus dibuat pola terlebih dahulu, lalu diberi malam dengan canting, diwarnai, lalu masuk ke tahap pelorotan warna (pencairan lilin), hingga menjadi sehelai batik.
Namun Shinta menyayangkan, masih ada ketimpangan dalam soal apresiasi. Misalnya, batik tulis tangan halus hanya dihargai Rp20 juta dan malah dikatakan mahal. Padahal, dibandingkan lukisan, harganya malah bisa mencapai ratusan juta, tidak ada yang mengeluh,” ungkap founder www.bubu.com ini panjang lebar.
Shinta juga turut prihatin melihat kian berkurangnya anak-anak muda yang tertarik membatik. Kemajuan modernisasi yang menyerbu ke berbagai pelosok daerah, membuat kegiatan membatik tidak menjadi hal menjanjikan. Banyak dari mereka lebih memilih bekerja di pabrik atau mal.
Lainnya adalah batik Tiga Negeri. Menengok sejarahnya, di zaman kolonial setiap wilayah memiliki otonomi sendiri dan disebut negeri. Mungkin kalau hanya perpaduan motif khas masing-masing daerah masih terhitung wajar. Tetapi, yang membuat batik ini memiliki nilai seni tinggi, justru terletak pada prosesnya karena gabungan batik khas Lasem, Pekalongan, dan Solo.
Menurut para pembatik, air di setiap daerah mempunyai pengaruh besar terhadap proses pewarnaan. Hal demikian logis mengingat kandungan mineral air tanah berbeda-beda sesuai letak geografisnya. Maka dibuatlah batik itu di masing-masing daerah.
“Dengan kombinasi tiga warna, masing-masing kotak mempunyai motif tersendiri. Saya menyukai warnanya yang unik, “ jelasnya dengan bangga.
Shinta juga mempunyai batik warna biru langka yang ia beli di salah satu museum di San Fransisco, selembar batik Sumatera Sembagi berwarna cokelat. Selain itu, Batik Hokokai juga menjadi koleksinya, merupakan batik yang diproduksi di masa penjajahan Jepang. Warnanya cantik, dengan motif kupu-kupu, bunga cheri Jepang, dan burung merak.
“Saya sengaja membuatnya dalam bahasa Inggris, agar banyak orang di luar Indonesia bisa mengerti tentang batik,” tuturnya ramah.
Di dalam batikantik.com, Shinta menulis sejumlah artikel yang berhubungan dengan batik Indonesia. Beberapa di antaranya menampilkan profil maestro batik Indonesia, yakni Iwan Tirta dan Josephine Kumara atau Obin. Blognya juga menampilkan banyak foto-foto koleksi batik miliknya, termasuk perhiasan antik dan juga beberapa karya seni Indonesia. Menariknya, ada satu artikel berikut foto, seorang selebriti Hollywood, Nicole Ritchie, tampak menggunakan selendang hijau--yang dipercaya Shinta--adalah batik Indonesia.
Ada cerita menarik yang Shinta alami terkait batik. Saat David Foster and Friends konser di Jakarta pada Oktober beberapa tahun lalu. Ketika itu David datang bersama Charice. Shinta berjuang keras untuk bertemu dengan penyanyi remaja putri itu.
Kedepan Shinta ingin koleksinya bisa menjadi semacam data base berbentuk buku batik. Satu per satu batiknya difoto dan akan diberikan penjelasan mengenai latar belakang. Hanya saja, di tengah kesibukannya saat ini ia belum memiliki waktu untuk menggarapnya.
“Karena kalau foto batiknya kan kualitasnya mesti bagus. Kainnya harus digosok terlebih dahulu, lalu diambil per bagian dan digabungkan kembali dengan photoshop. Namun, ini adalah proyek besar yang harus saya lakukan di waktu mendatang,” katanya.
Sebagai upaya untuk memperkenalkan batik ke kancah internasional. Kini, Shinta tengah mempersiapkan blog batik antiknya menjadi e-commerce untuk jual beli batik.
“Tetap ada artikel mengenai batik. Saya berharap masyarakat dunia jadi lebih memahami, bukan sebagai sekadar kain, tapi karya seni yang memiliki filosofi mendalam,” pungkasnya.
Add to Flipboard Magazine.
Tulis Komentar:
Popular

Wanita Muslim yang Menginspirasi Dunia
24 July 2014
Film-film Islam Terbaik Sepanjang Masa
01 July 2013