Naskah: Suci Yulianita., Foto: Sutanto/Dok. Pribadi
Mengabdikan hidup di dunia hukum puluhan tahun lamanya, tak membuatnya cukup. Ia ingin berbuat lebih banyak lagi untuk kemaslahatan masyarakat dan bangsa ini. Duduk di kursi Senayan merupakan pilihan tepat baginya, lantaran dengan menjadi wakil rakyat, ia bisa berbuat dan terjun langsung menyerap aspirasi masyarakat sesuai tugas dan fungsi wakil rakyat, khususnya masyarakat dapilnya di Sumatera Utara 3 yaitu Langkat, Binjai, Tanjung Balai, Asahan, Batubara, Pematang Siantar, Simalungun, Tanahkaro, Dairi, Pakpak Bharat.
Perawakannya yang tinggi besar, sekilas terlihat garang dan tak ramah. Namun kesan itu menghilang dengan sendirinya saat kita sudah larut dalam perbincangan santai bersamanya dan mengenalnya lebih dalam. Ya, Junimart Girsang yang cukup dikenal tegas ketika memimpin sidang di MKD adalah sosok ramah, mengayomi dan begitu memperhatikan masyarakat di dapilnya. Ia bahkan tak segan ‘nongkrong’ bersama masyarakat di warung kopi sembari menampung aspirasi saat kunjungan kerja ke lapangan.
Bukan pula sekadar jargon dan janji-janji manis saat kampanye, ayah tiga putri ini, telah membuktikan kerja nyatanya pada masyarakat begitu ia terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2014 – 2019. Baginya, duduk di senayan bukanlah sekadar untuk gagah-gagahan, namun lebih kepada bentuk pengabdian pada masyarakat. Ia ingin serius bekerja untuk masyarakat. Meski sebelumnya, ia mengaku sama sekali tak pernah memiliki mimpi dan cita-cita untuk menjadi wakil rakyat, namun ia percaya apa yang dijalaninya ini merupakan amanah dan ibadah.
“Sebagai ummat beragama, saya percaya bahwa ini jalan Tuhan. Hidup saya mengalir dan saya tidak punya beban. Awalnya saya pengacara, berjalan begitu saja. Sampai kemudian hati saya terpanggil untuk berbuat kongkrit melalui lembaga politik. Karena kalau hanya melalui dunia lawyer, saya tak bisa berbuat apa apa kecuali melakukan pembelaan terhadap penegakan hukum. Tapi di DPR, saya bisa berbuat banyak untuk masyarakat,” Junimart mengemukakan tujuan mulianya, seraya menambahkan "Saya masuk DPR bukan untuk mencari pekerjaaan tetapi murni untuk bekerja dan pengabdian sebagai wakil rakyat."
Sebagai anggota DPR RI, Junimart menyadari resiko-resiko yang dihadapinya, antara lain, citra parlemen yang masih buruk di mata masyarakat. Untuk menepis anggapan tersebut, serta memperbaiki citra parlemen, salah satu cara yang dilakukannya adalah dengan berbuat sesuatu, tidak hanya duduk manis di Senayan. “Ya kita berbuat sesuatu lah, turun ke lapangan tampung dan serap aspirasi dari masyarakat, awasi proses penegakan hukum, dll. Maka masyarakat akan melihat dan merasakan langsung apa yang telah kita perbuat.Wakil rakyat harus dekat dengan masyarakat, kita harus interaktif dan komunikatif. Jadi mari kita turun, reses 15 hari jangan hanya 2 hari hanya untuk memenuhi syarat titik-titik saja, kunjungan kerja 3 hari jangan hanya 1 hari. Saya paling enjoy turun ke dapil, bisa berbincang-bincang dan berinteraksi dengan masyarakat dan menampung aspirasi mereka,” ucap Doktor Ilmu Hukum Pidana dari Universitas Padjajaran Bandung ini dengan mimik dan nada serius. Tidak ada yang tidak mungkin baginya. Ia yakin, jika semua memiliki niat yang sama, bekerja untuk rakyat dengan sungguh-sungguh, semua tak lagi menjadi berat, dan citra DPR RI perlahan-lahan akan menjadi lebih baik, tak lagi buruk di mata masyarakat.
Selama menjalankan tugas turun ke lapangan, pria kelahiran Medan 3 Juni 1963 ini, seringkali menemui fakta-fakta unik dan menarik baginya, sekaligus ada beberapa yang membuat miris, yakni masalah tergesernya nilai-nilai berbangsa dan bernegara. Ya, Junimart yang juga tercatat aktif sebagai anggota MPR RI, rutin mensosialisasikan 4 pilar ke berbagai daerah hingga ke pelosok-pelosok negeri ini.