Rektor Inspiratif
Naskah: Suci Yulianita Foto: Sutanto
Menjabat rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sejak Maret 2017 lalu, Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd. ingin membawa universitas yang dipimpinnya ini menjadi Perguruan Tinggi yang unggul, baik di tingkat Asia Tenggara, Asia, hingga internasional. Bukan sekadar mimpi, sebab Sutrisna telah merancang dan menjalankan beberapa langkah dan kebijakan strategis untuk mencapai apa yang menjadi visinya itu.
Ya, ketika ditemui tim Men’s Obsession di ruang kerjanya yang sederhana di Gedung Rektorat Universitas Negeri Yogyakarta, Sutrisna bercerita banyak mengenai visi misinya, perannya, serta kepemimpinannya di UNY. Dalam memimpin, ia memiliki target-target yang harus dicapai pada masa kepemimpinannya, antara lain ingin menjadikan UNY sebagai Perguruan Tinggi yang unggul di Asia Tenggara dengan target tahun 2019, kemudian unggul di tingkat Asia pada tahun 2021, dan untuk jangka panjang pada tahun 2025, ia ingin UNY menjadi Perguruan Tinggi yang unggul di tingkat internasional. “Visi saya di universitas ini adalah bagaimana membuat UNY unggul supaya kita bisa bersaing dengan Perguruan Tinggi lain, baik nasional maupun internasional, dan persaingan itu bisa dimenangkan dengan keunggulan,” paparnya dengan penuh semangat.
Meski demikian, untuk mencapai itu semua, Sutrisna menyadari tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, perlu waktu yang cukup lama dan kerja keras dari seluruh jajaran tim. Ia pun mempersiapkannya dengan beberapa kebijakan dan langkahlangkah strategis yang telah dijalankannya. Antara lain, dengan fokus pada penelitian dan publikasi nasional dan internasional yang dilakukan oleh para dosen di UNY, dan hasil publikasi internasional terindeks Scopus pun melonjak tajam, dari 128 awal 2017 menjadi sekitar 360 pada awal 2018, dan akhir 2018 Insya Allah akan mencapai 600. Setelah itu adalah pada penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mana telah terjadi peningkatan di UNY. Sebagai gambaran, pada 2017 lalu posisi dosen S3 di UNY hanya 28%, namun kini telah meningkat menjadi 36% pada 2018. “Alhamdulillah dalam waktu satu tahun kita memacu teman-teman dosen yang sedang menempuh S3 ini. Kita lakukan percepatan. Sekarang dari kira-kira 1000 dosen, sudah ada sekitar 360 dosen yang sudah S3,” ucapnya dengan penuh rasa syukur.
Tak hanya itu, dari segi kelembagaan, UNY telah terakreditasi A dan berada di klaster satu yang masuk dalam Top 10 pemeringkatan Perguruan Tinggi seluruh Indonesia. Sementara pada pemeringkatan Universitas Rangking (UniRank), untuk Indonesia, UNY masuk dalam ranking 3. Ini meningkat dari yang sebelumnya ranking 8. Kemudian dari ranking webometrics, UNY juga mengalami peningkatan, dari yang semula ranking 31 kini mencapai posisi 24. “Nah, untuk webometrics terus saya pacu harus bisa masuk 10 besar. Karena webometrics ini juga penting untuk melihat sisi-sisi reputasi akademik sebuah Perguruan Tinggi sehingga terus saya kejar,” pungkas pengagum sosok Brotoseno, tokoh pewayangan dalam cerita Dewa Ruci yang teguh pendiriannya dalam mencapai cita-cita. Dengan demikian, menurut pria yang menjadikan kedua orangtuanya sebagai inspirator terbesarnya, UNY akan semakin dihargai dan diminati lantaran reputasi akademiknya yang semakin naik. Ini terbukti telah meningkatnya minat mahasiswa asing yang masuk ke UNY. Sebagai contoh, tahun 2018 ini, untuk mahasiswa S2 dan S3 dari manca negara (calon mahasiswa internasional), ada sekitar 615 pendaftar, dan 400 pendaftar untuk jenjang S1. “Ini jauh meningkat dari yang sebelumnya hanya beberapa. Ini kan berarti reputasi di luar negeri naik. Sebab kalau tidak naik kan nggak mungkin calon mahasiswa dari luar negeri melamar ke UNY,” ucap pemimpin yang menerapkan konsep leadership transformasional, partisipatif dan kolegial ini.
Di samping akreditasi A untuk lembaga, Sutrisna yang memimpin dengan motto layanan ‘smart & smile’ ini, juga tengah mengejar akreditasi untuk seluruh program studi (prodi) yang masih B untuk bisa meningkat menjadi A. Dengan target tersebut, dalam waktu satu tahun, UNY telah berhasil menambah prodi yang masuk akreditasi A sebesar 61%, sehingga menjadi 61 prodi dari total 102 prodi S1, S2, dan S3. “Saya menargetkan tahun 2018 ini bisa menambah lagi minimal 10 prodi sehingga menjadi 70% pada akhir 2018 dan tahun berikutnya juga menargetkan 10%, sehingga minimal menjadi 80% dalam jangka waktu 2 tahun ke depan,” ucap Sutrisna menambahkan. Tugasnya yang masih panjang, Sutrisna pun masih memiliki mimpi dan obsesi besar untuk kemajuan UNY. Ia ingin UNY di antaranya bisa mengejar ranking universitas dunia versi QS World Universities Ranking. “Nah itu harus kita capai dan saya yakin bisa, karena kalau kita sudah menargetkannya, semua upaya akan menuju ke titik itu, lalu kerja keras dan fokus ke situ,” katanya dengan penuh keyakinan. Ya, kerja keras dan fokus adalah salah satu kunci kesuksesannya selama ini.
Prestasi Mahasiswa yang Mendunia Tak hanya dari lembaga dan dosen saja yang menjadi perhatian dan fokus Sutrisna. Dalam bidang kemahasiswaan, Sutrisna juga mendukung dan mendorong mahasiswa untuk dapat berprestasi di segala bidang, baik bidang seni, olahraga, maupun riset dan kreativitas mahasiswa. Dan hasilnya, mahasiswa UNY juga telah menorehkan beragam prestasi membanggakan, baik tingkat nasional maupun internasional. Seperti misalnya, kegiatan PKM (Pengembangan Kreativitas Mahasiswa), UNY tahun ini masuk peringkat 7 besar dari total 4.500 Perguruan Tinggi Negeri se-Indonesia. Sementara untuk skala Asia, mahasiswa UNY baru saja meraih juara kompetisi mobil hemat energi, dan akan maju mengikuti kompetisi tingkat dunia pada Juli 2018 mendatang di London.
Kemudian pada 2017 lalu berhasil meraih penghargaan 'Best of The Best' pada ajang kontes mobil International Student Car Competition di Korea. Dengan ingin mengulang kesuksesan yang sama, tim mahasiswa UNY rencananya akan kembali unjuk gigi dalam ajang kontes International Student Car Competition pada Mei 2018 dan mobil formula di Jepang pada Oktober 2018. “Tahun ini kita akan maju. Mudahmudahan juga membawa hasil yang minimal sama seperti tahun 2017 kemarin, syukur bisa meningkat” harapnya.Menuju abad 21 di era Teknologi Informasi yang menjadi tantangan terkini, Sutrisna juga mempersiapkan para mahasiswa UNY untuk memiliki ketahanan dalam beberapa hal, yakni critical thinking, sifat fleksibilitas, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Ke semua ini bertujuan agar para mahasiswa bisa mengikuti dinamika yang ada.