Prof. Ojat Darojat Dip.Mgt., M.Bus., Ph.D. (Rektor Universitas Terbuka)
Prof. Dr. Ali Muktiyanto, S.E., M.Si. (Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sumber Daya, dan Umum Universitas Terbuka)
Siap Dukung UT Songsong 1 Juta Mahasiswa
Selaku Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sumber Daya, dan Umum Universitas Terbuka, Prof. Ali berupaya untuk menyukseskan milestone UT yang dipimpin Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D., yaitu mencapai satu juta mahasiswa. “Cita-cita besar tersebut tentu perlu didukung dengan sistem keuangan yang kokoh dan akuntabel. Saat ini UT telah menjadi Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTNBH). Ada banyak potensi otonomi yang bisa dikembangkan agar UT tumbuh dengan baik, surplus dalam penggunaan anggaran sehingga bisa dioptimalkan untuk memberikan layanan paripurana kepada mahasiswa, dan keberlanjutan dari sisi keuangan,” ungkap pria yang kerap disapa Gus Ali oleh para sahabatnya ini.
Ada suatu gebrakan sekaligus tantangan besar yang dicanangkan oleh Prof. Ojat, sambungnya, yaitu tidak akan menaikkan Uang Kuliah Tunggal (UKT). “Selama periode kepemimpinan beliau,” tambah Prof. Ali. Namun, di sisi lain, jumlah anggaran belanja semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah mahasiswa.
“Lalu, bagaimana upaya kita untuk menutup potensi defisit anggaran ini? Jawabannya efisiensi. Saat saya diberi amanah menjadi Wakil Rektor II, saya sudah petakan UT harus memiliki perencanaan yang akurat, seperti prognosis anggaran, agar prediksi anggaran menjadi lebih akurat. Kami juga mengoptimalkan peran dari kantor pengawas internal, bukan lagi sebagai watchdog, namun telah bergeser sebagai konsultan dan katalis ketika ada unit-unit yang kesulitan untuk melaksanakan anggaran secara efektif, efisien, dan ekonomis,” papar Prof. Ali sambil menambahkan saat ini pihaknya juga mengembangkan teknologi aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP) yang dapat dimanfaatkan untuk memproses seluruh transaksi dan aktivitas keuangan dan operasional UT secara terintegrasi.
Lebih lanjut, Prof. Ali mengatakan, untuk mencetak sumber daya berkualitas, UT merekrut talent-talent terbaik yang melek teknologi dan digital native sebagai pengajar dan tendik. “Kunci perguruan tinggi adalah dosen. Persyaratan kualifikasi minum dosen memang S2. Namun, dengan status PTNBH memungkinkan UT memperoleh talenta-talenta terbaik yang berkualifikasi S3. Tantangannya adalah bagaimana talent-talent terbaik tersebut bisa bergabung di UT dan mengikuti budaya KIIARA (Kualitas, Integritas, Inovasi, Aksesibilitas, Relevansi, Akuntabilitas) untuk menyongsong UT dalam melayani 1 juta mahasiswa,” paparnya.
Selain itu, UT juga berkolaborasi dengan banyak pihak, antara lain peguruan-perguruan tinggi terbaik negeri ini, International Council for Open and Distance Education (ICDE), dan Asian Association of Open Universities (AAOU). “Pak Rektor sendiri menjabat Presiden AAOU atau Presiden Asosiasi Pendidikan Jarak Jauh Asia, untuk periode 2020-2022 dan 2023-2025,” tambahnya.
Sebagai Perguruan Tinggi Negeri yang menjadi pelopor sistem pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh, UT terus berbenah agar tetap menjadi pionir dan makin kokoh. “Terus berinovasi dalam pemanfaatan teknologi digital, sarana prasarana kami sudah memenuhi standar, mengembangkan UT sebagai Green University, dan tak kalah penting adalah menjamin kesejahteraan para pegawai UT. Kami pastikan penghasilan mereka tercukupi. Selain ikut jaminan kesejahteraan yang diberikan pemerintah, kami juga memberikan insentif tambahan pada mereka dan keluarga berupa asuransi kesehatan hingga pensiun, agar mereka bisa bekerja tanpa rasa khawatir,” ia menggarisbawahi.
Menutup pembicaraan, Prof. Ali menguntai harapannya untuk UT yang pada 4 September lalu berusia 39 tahun. “Semoga UT bisa mencapai dan mengakselerasi peningkatan kapasitas SDM, khususnya pendidikan tinggi. Kami juga ingin seluruh pegawai fokus kepada visinya Pak Rektor, yakni mencapai 1 juta mahasiswa. Tugas kami adalah memberi pelayanan yang baik, menyediakan sarana dan prasarana, SDM berkualitas, serta keuangan berkelanjutan.” (Gia)