Prof. Ojat Darojat Dip.Mgt., M.Bus., Ph.D. (Rektor Universitas Terbuka)
Prof. Dr. Paken Pandiangan, S.Si., M.Si. (Wakil Rektor Bidang Sistem Informasi dan Kemahasiswaan Universitas Terbuka)
Revitalisasi Infrastruktur Teknologi Informasi, Fokus pada Layanan
Peranan infrastruktur teknologi informasi memang amat dibutuhkan untuk mendukung layanan perkuliahan jarak jauh untuk ratusan ribu mahasiswa. Prof. Dr. Paken Pandiangan, S.Si., M.Si, CIQaR., CIQnR., Wakil Rektor Bidang Sistem Informasi dan Kemahasiswaan Universitas Terbuka (UT), mengungkapkan bahwa UT kini fokus pada penyediaan layanan optimal bagi seluruh mahasiswa, yang saat ini berjumlah hampir 530 ribu orang.
“Kami menyediakan layanan administrasi, registrasi, distribusi bahan ajar, tutorial, dan ujian melalui teknologi informasi. Itu semua untuk memudahkan mahasiswa mendapatkan layanan terbaik tanpa harus meninggalkan tempat tinggal mereka dan tanpa batasan waktu,” ujarnya.
Namun, ia juga menyadari bahwa ada tantangan dalam memastikan kesetaraan akses di daerah terpencil. Untuk mengatasi ini, UT memberikan layanan non-teknologi informasi, seperti tutorial dalam bentuk kelompok belajar di daerah-daerah yang belum terjangkau oleh koneksi internet. Seiring dengan perkembangan teknologi dan pemerintah yang memfasilitasi akses di daerah terpencil, UT berharap dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada mahasiswa di semua lokasi.
Dalam hal keamanan data mahasiswa terkait dengan cyber security, Prof. Paken menekankan pentingnya menjaga keamanan akun mahasiswa. Ia menegaskan bahwa akun harus digunakan sendiri dan tidak boleh dibagikan kepada orang lain. Upaya sosialisasi dan pemahaman terus diberikan kepada mahasiswa untuk menjaga keamanan akun mereka.
Sedangkan untuk memaksimalkan layanan operasional di daerah, UT memiliki struktur dengan direktorat di berbagai daerah yang dibantu oleh pengurus Kelompok Belajar (PokJar) dan pengurus Sentra Layanan UT (SALUT). Layanan yang tersedia tersebut bergantung pada ketersediaan infrastruktur, termasuk teknologi informasi dan komunikasi. UT berkomitmen untuk memberikan layanan yang setara semua mahasiswa, tanpa memandang lokasi geografis mereka.
Pembentukan SALUT di daerah-daerah adalah bagian dari upaya untuk memaksimalkan layanan. Warek menjelaskan bahwa SALUT adalah cabang-cabang kecil yang memiliki fasilitas lebih lengkap daripada Pokjar yang lebih dulu ada di kabupaten dan kota. Transformasi Pokjar menjadi SALUT diproyeksi kian memudahkan mahasiswa di daerah mendapatkan layanan yang lebih baik, termasuk untuk akses internet dan komputer.
Prof. Paken juga berbicara tentang pandangannya untuk UT. Dia berharap UT akan terus tumbuh dan memberikan akses pendidikan yang lebih luas kepada masyarakat. Pada momen Dies Natalis ke-39 UT, ia menyampaikan visinya akan jumlah mahasiswa yang mencapai 1 juta bahkan mungkin hingga 5 juta mahasiswa. Harapannya adalah kolaborasi terus berlanjut, dan UT dapat memenuhi mandatnya menampung lebih banyak mahasiswa dari seluruh pelosok Indonesia.
“Diharapkan UT dapat terus berkolaborasi dengan pemerintah dan masyarakat untuk memberikan pendidikan berkualitas kepada warga negara, tanpa hambatan ekonomi atau geografis. Dengan biaya terjangkau, UT adalah instrumen penting dalam mengatasi keterbatasan akses pendidikan di Indonesia,” pungkasnya.
Selain itu, Prof. Paken juga berbicara tentang visi UT dalam untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kampus UT dan kesempatan pendidikan yang ditawarkannya. Ia berkeinginan agar semua pihak dapat membantu menyebarkan informasi ini, supaya lebih banyak orang bisa memanfaatkan kesempatan mendapatkan pendidikan tinggi terjangkau dan berkualitas.
Ia menutup dengan kalimat, “Semoga ke depannya kami tetap dapat memberikan layanan terbaik pada seluruh mahasiswa, hingga mereka lulus dan mendapatkan pekerjaan, pada akhirnya dapat memberikan kontribusi terbaik untuk bangsa dan negara.” (Angie)