Menggerakkan Green Techno Sociopreneur
Green Techno Sosiopreneur adalah salah satu program yang dijalankan di Usakti. Green Techno Sosiopreneur merupakan konsep model bisnis yang berorientasi pencapaian keuntungan ekonomi, pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat. Wirausaha konvensional umumnya cenderung hanya memerhatikan faktor ekonomi yang berorientasi kepada pencapaian finansial. Sementara, konsep green economy mampu mengkolaborasikan aspek bisnis dan lingkungan.
Usakti, sambung Prof. Kadarsah, memiliki beberapa program, seperti College Preneur, Inkubator Bisnis, Pusat Inovasi, dan Kajian Entrepreneur yang bekerja sama dengan lembaga internasional Wadhwani Foundation, yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa.
Dalam mengembangkan inovasi dan kewirausahaan teknologi yang berkelanjutan serta mengembangkan green campus yang andal dan berdaya saing, Usakti juga didukung oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI).
“Kami merancang Reverse Vending Machine (RVM) Si-Mantan, mesin pemilah sampah sekaligus pencacah kemasan botol plastik. Program inovasi ini didanai oleh Program Kedaireka-Matching Fund bersama BNI 46,” terang Prof. Kadarsah.
Nilai keunggulan RVM Si-Mantan ini sebagai wujud Teknologi Tepat Guna berwawasan lingkungan. Dengan RVM Si-Mantan nantinya bisa mendeteksi jenis bahan baku plastik kemasan dan mencacah sesuai kebutuhan industri. Penelitian dilaksanakan bermitra dengan Plasticpay yang memiliki jaringan lebih dari 500 drop box. Usakti melakukan adopsi hingga hilirisasi atau komersialisasi produk cacahan plastik yang nantinya dilakukan melalui Pusat Inkubator Bisnis Usakti.
Selain itu, ada 5 kelompok masyarakat penerima manfaat dapat menjadikan bentuk usaha rintisan (startup) pengelolaan hasil cacahan untuk dijadikan produk turunan berbahan baku limbah plastik hingga memenuhi kebutuhan ekspor. Alhasil program ini menjadikan peningkatkan angka recycle rate limbah plastik.
Selain RVM Si-Mantan, sambungnya, ada banyak startup yang telah dilahirkan Usakti. Salah satunya, reka cipta mini plant budidaya maggot. “Maggot dapat digunakan untuk mengolah limbah pertanian, limbah makanan, bahkan kotoran hewan menjadi nutrisi yang bernilai. Ini membantu mengurangi jumlah pembuangan limbah organik. Maggot relatif mudah dan murah dibudidayakan,” terang Prof. Kadarsah.
Pada 2022 lalu, Usakti menyerahkan reka cipta mini plant budidaya maggot tersebut dan alat pencacah organik kepada Dinas Sosial DKI Jakarta. Penyerahan reka ini dalam rangka kontribusi kepada masyarakat melalui program Matching Fund Kedaireka Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI).
Mini plant budidaya maggot dan alat pencacah sampah organik ini, diserahkan kepada tiga panti sosial milik Dinas Sosial DKI Jakarta yang berlokasi di Ceger, Plumpang, Serpong, serta Central Maggot Depok. Pada program ini, tim dari Usakti juga memberikan pelatihan bagi SDM untuk merumuskan skema bisnis yang akan dilakukan menggunakan alat, proses budidaya maggot, pengemasan produk, hingga penjualan produk.
Prof. Kadarsah menuturkan, upaya yang dilakukan Usakti semoga dapat mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), teknologi, dan kemaslahatan publik. “Saya berharap para generasi muda, khususnya mahasiswa Usakti untuk menjadi pemimpin. Siapa pemimpin itu? Pemimpin adalah manusia biasa yang menghasilkan karya luar biasa. Karya luar biasa adalah karya yang bisa memberikan manfaat bagi banyak orang,” tandas Prof. Kadarsah.