Laporan Khusus Jokowi-JK (Part 6) : Apa Kata Mereka

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 16 June 2014
Naskah: Giattri FP, Foto: Istimewa

“Ini era penyegaran, bukan era status quo. Saya lebih percaya Pak Jokowi dan JK bisa maju dengan cara baru.”

Pernyataan tegas dan lugas itu keluar dari seorang intelektual muda Anies Baswedan tentang kapasitas pasangan capres/cawapres Jokowi-JK. Karena itulah, penggagas program “Indonesia Mengajar” ini tak menampik saat diminta menjadi Ketua Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK. Ia mendukung karena kedua sosok itu memiliki terobosan. Padahal, Anies adalah salah satu peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat.

Setelah 15 tahun lebih reformasi berjalan, ia merasa Indonesia memerlukan banyak penyegaran. Perlu cara pandang baru, semangat baru, pendekatan baru, cara kerja baru, dan bahkan orang baru.

Baru memang bukan soal usia, walau memang usia muda sering diasosiasikan dengan baru. Kepemimpinan di pemerintahan perlu kebaruan. Ia melihat unsur kebaruan ini diperlukan untuk membuat terobosan dan membongkar berbagai kemacetan dalam pengelolaan negara ini.

Di sinilah kemudian ia merasa pasangan Jokowi-JK adalah kriteria yang sesuai. meskipun keduanya tidak sepenuhnya kombinasi kebaruan karena JK adalah tokoh senior, pernah jadi Wakil Presiden. Tapi potensi memunculkan kebaruan dan terobosan dari pasangan Jokowi-JK ini terlihat lebih besar. “Ada lebih besar harapan bahwa pasangan ini bisa menjalankan misi yang disebut di atas secara lebih optimal,” jelasnya.

Anies mengumpamakan, Jokowi - JK seperti pedal sepeda yang tengah dikayuh untuk berjalan. Sepeda harus dikayuh satu di atas dan satu di bawah, saling melengkapi, saling mengisi kekosongan.

Ada cerita menarik saat kampanye pemenangan Jokowi-JK. Salah satunya saat menyambangi Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI). Salah seorang pengurus melayangkan kritiknya terhadap sosok calon presiden Joko Widodo yang dianggapnya tak berwibawa dan lemah. Hal itu disampaikan saat Anies berbicara di hadapan puluhan pengurus KAHMI beberapa waktu lalu.

“Yang tadi Anda bicarakan soal kebaruan. Padahal, kita butuh pemimpin yang jujur, yang kuat,” pengurus tersebut, mengomentari alasan Anies mendukung Jokowi-JK. Tapi Anies tegas mengatakan, hanya sosok Jokowi-JK lah yang bisa membawa perubahan. Namun, sejumlah pengurus KAHMI merasa tidak setuju dengan pandangan Anies itu. Teriakan nama capres lain pun terdengar di antara para pengurus yang sedang mengikuti rakornas.

Menanggapi kritikan tersebut, Anies hanya tersenyum. Ia lalu menjelaskan soal pandangan pemimpin harus kuat dan gagah. “Saya rasa capres yang kuat dan gagah sekarang memang ada. Tapi ingat, ada yang difoto tampak gagah sekali, tapi ternyata tidak punya nyali. Makanya jangan terpesona dengan foto, kita punya pengalaman dengan foto,” seloroh Anies yang disambut tawa seisi ruangan. “Itu semua interpretasi tergantung pada imajinasi Anda,” sambung Anies.