Laporan Khusus Jokowi-JK (Part 6) : Apa Kata Mereka
Ternyata, menurut Sekretaris Jenderal Partai Hanura DR H Dossy Iskandar Prasetyo SH MH, Hanura memiliki kesamaan landasan perjuangan dengan Parpol pengusung Jokowi-JK (Jokowi-Jusuf Kalla) sebagai Capres-Cawapres, dan Hanura merasa sangat cocok ketika PDIP dan Parpol pendukung Jokowi-JK menyatakan tidak ada latar belakang transaksional ketika memutuskan mendukung Jokowi-JK.
“Hanura merasa bahwa jika bergabung hanya semata-mata dengan alasan transaksional, maka semangat gotong royong tidak akan terwujud,” jelas Dossy yang juga Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-JK, saat diwawancara Men’s Obsession di kantor DPP Partai Hanura, Jalan Tanjung Karang 7 Menteng, Jakarta Pusat.
Oleh karena itu, lanjut Dossy, saat ini Hanura telah membentuk Pusat Pengendalian Aksi Pemenangan Jokowi-JK, dan sebagai langkahnya melakukan rapat koordinasi daerah di seluruh DPD Partai Hanura di seluruh Indonesia.
“Ketua Umum kami, Bapak Wiranto telah menegaskan agar seluruh kader Partai Hanura tidak boleh setengah-setengah, dalam mendukung pemenangan Jokowi-JK. Saat ini Hanura memiliki 1.225 anggota DPR, DPRD Provinsi, dan Kota/Kabupaten terpilih di seluruh Indonesia. Dan kepada mereka telah diberikan instruksi untuk memenangkan Jokowi-JK bekerjasama dengan seluruh struktur Partai Hanura maupun parpol pendukung lainnya,” tegas Mantan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Hanura Provinsi Jawa Timur.
Ia pun mengungkap gaya kepemimpinan khas Jokowi dibanding pemimpin lainnya. “Jokowi adalah figur yang jujur, merakyat dan sederhana, dan beliau selalu memberikan keteladanan dalam kepemimpinannya. Jadi gaya kepemimpinannya merupakan gaya kepemimpinan yang orisinil, bukan polesan. Jokowi memang bukan orator handal, namun gaya kepemimpinan beliau lebih kepada kepemimpinan komunikatif dan partisipatif,” tutur dosen pada Universitas Bhayangkara Surabaya ini.
Awalnya, bahkan Dossy juga terkesan dengan cara penanganan Jokowi dalam “membereskan” Pasar Tanah yang berjalan mulus, padahal para Gubernur DKI Jakarta sebelumnya terlihat “tidak mampu” menyelesaikannya. “Saya sangat terkesan ketika beliau menangani masalah yang selama ini selalu terjadi, yaitu penggusuran. Beliau mengubah paradigma penggusuran menjadi penggeseran. Ketika memindahkan para pedagang kaki lima dari jalanan di Tanah Abang, beliau mengadakan dialog dan sosialisasi berkali-kali, untuk kemudian menggeser dan menggantikannya dengan fasilitas yang lebih memadai sekelas mall modern,” ungkapnya.
Begitu pula ketika harus membersihkan waduk pluit dari para penghuni yang selama ini dianggap liar, Jokowi menyediakan tempat tinggal yang baru yang benar-benar telah dipersiapkan sebelumnya dengan segala fasilitasnya yang memadai.
“Jadi, kesan merakyat itu didapat dari langkah nyata yang beliau lakukan untuk kepentingan rakyat, bukan dalam pidato dan blusukannya saja. Selama ini orang sebagian ada yang menilai langkah blusukannya hanya sebagai pencitraan, tapi ternyata ada substansi besar dari blusukan itu, yaitu mendengarkan dan mengajak berpartisipasi masyarakat,” terangnya.
Meski baru hampir dua tahun menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sudah dinilainya berhasil mengatasi permasalahan di Ibukota. “Kita sendiri bisa melihat dan merasakan keberhasilan, namun yang menjadi catatan khusus saya adalah ketika beliau menyelesaikan permasalahan dengan manusiawi dan pertisipatif,” ujar Dossy.
“Kemampuan beliau membersihkan pasar Tanah Abang dari PKL yang memacetkan lalulintas selama berpuluh-puluh tahun benar-benar menjadi catatan khusus saya. Kebijakan beliau membangun kampung deret yang lebih sehat dan manusiawi juga merupakan bentuk kinerja yang harus diapresiasi.
Kartu Jakarta Pintar yang saat ini dinikmati oleh banyak pelajar yang kurang mampu di Jakarta merupakan langkah yang harus direplikasi di seluruh Indonesia,” tandas mantan Wakil Ketua Umum DPP lkatan Alumni Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (IKA PERMAHI).
Revolusi Mental
Dossy menegaskan, Hanura berharap jika Jokowi-JK jika terpilih sebagai Presiden dan Wapres di Pilpres 2014, sebaiknya segera melakukan revolusi mental di negeri ini. “Revolusi mental dalam bentuk pembangunan karakter bangsa, yang menjadi salah satu visi misi Jokowi, harus benar-benar diwujudkan.
Revolusi mental ini sangat sejalan dengan 5 nilai dasar perjuangan Partai Hanura, yaitu Ketakwaan, Kemandirian, Kerakyatan, Kesederhanaan dan Kebersamaan,”
Menurut Dossy, mental pemimpin selama ini yang korup dan cenderung menjadi penguasa harus direvolusi menjadi mental pelayan dan pengabdi rakyat. “Figur JK yang kita telah lihat kinerjanya ketika beliau menjadi Wakil Presiden RI dengan jargonnya “lebih cepat lebih baik” juga kami harapkan pada kepemimpinan yang mendatang,” .
Hanura juga berharap agar pembangunan mendatang tidak hanya dilakukan secara fisik saja tapi yang lebih penting adalah membangun karakter pemimpin dan bangsanya. “Nilai-nilai kejujuran, kepedulian, dan tanggung jawab harus terus menjadi pedoman kepemimpinan Jokowi-JK mendatang,” tegas .
Jika Jokowi menjadi presiden, Dossy yakin penegakan hukum dan pemberantasan korupsi semakin digalakkan. “Dalam dokumen resmi visi misi Jokowi-JK, yang diajukan ke KPU kemarin, terdapat 42 prioritas utama dalam penegakan hukum, antara lain seperti mendukung keberadaan KPK, dan menjadikannya sebagai lembaga independen yang bebas dari pengaruh kekuatan politik,” jelas Magister Hukum Universitas Airlangga Surabaya dan Doktor Ilmu Hukum Universitas Brawijaya.
“Banyaknya langkah prioritas di bidang penegakan hukum ini, membuat keyakinan saya bahwa penegakan hukum dan pemberantasan korupsi akan semakin digalakan jika Jokowi-JK memimpin negeri ini,” tambah Dosen ilmu hukum tata negara Universitas Bhayangkara Surabaya yang juga Mantan ini.
Apakah program ekonomi kerakyatan yang paling diprioritaskan oleh Jokowi-JK? Dossy menjelaskan, salah satu dari 9 agenda prioritas Jokowi-JK dalam visi misinya, adalah peningkatan produktifitas rakyat dan daya saing Indonesia di mata internasional serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor strategis ekonomi domestik.
“Jokowi JK berkomitmen untuk membangun infrastruktur jalan baru sepanjang 2000 KM dan memperbaiki di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan dan Papua, membangun 10 pelabuhan baru dan merenovasi yang lama, membangun 10 bandara baru dan merenovasi yang lama, membangun 10 kawasan industri baru berikut pengembangan untuk hunian buruhnya. Jokowi JK juga akan membangun 5000 pasar tradisional di seluruh Indonesia. Hal ini semua untuk mewujudkan visi Indonesia yang berdikari secara ekonomi,” papar Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-JK.
Bahkan, Dossy meyakini, Jokowi sebagai pemimpin bangsa nanti mampu melaksanakan pasal 33 UUD 1945 secara konsisten dan konsekuen. “Salah satu visi Jokowi, adalah kemandirian Bangsa Indonesia itu diwujudkan dengan mengoptimalkan sumber daya alam Indonesia. Saya memiliki keyakinan dengan semangat nasionalisme yang sangat tinggi yang dimiliki oleh Jokowi, maka pasal 33 UUD 1945 akan dapat direalisasikan,” tutur pria kelahiran Surabaya, 11 Oktober 1962 ini.
Akhirnya, Dossy berharap Jokowi-JK memenangkan Pilpres 2014 untuk kemajuan bangsa Indonesia yang lebih baik. Ia pun memandang pasangan Jokowi -JK merupakan pasangan nasionalis-relegius yang saling melengkapi. “Jokowi merupakan figur yang nasionalis, namun sesungguhnya beliau merupakan figur yang religius, dan ini dapat dilihat dari seluruh keluarga besarnya yang beragama Islam merupakan penganut Islam yang taat,” kata Mantan Direktur Program Pascasarjana dan Pembantu Rektor I Universitas Bhayangkara Surabaya ini.
“Begitu pula JK yang kita kenal sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) tidak kita ragukan lagi religiusitasnya. Namun menurut saya yang terpenting adalah bukan pada simbol simbol religiusitas, bisa saja seseorang pemimpin terlihat religius karena menampilkan simbol-simbol, namun perilakunya tidak mencerminkan seseorang yang menyadari bahwa setiap perilakunya akan diminta pertanggung jawaban kelak,” tutup Dossy yang juga berprofesi advokat/pengacara. Ars