Miryam S. Haryani Srikandi Membangun Negeri
Alih-alih ingin mendapatkan dukungan dari guru yang lain, ia malah mendapatkan hukuman berlari mengelilingi lapangan karena Miryam dianggap mencemarkan nama baik si guru. Ia pun protes dengan mengumpulkan teman-temannya untuk melakukan unjuk rasa.
Sikap dan sifatnya itulah yang kemudian membuat ia mudah mendapatkan teman. Tak heran kalau ia kerap dipilih sebagai ketua OSIS dan pemimpin dalam organisasi ekstra kurikuler sejak SMP hingga SMA. “Saya ingat waktu SMP pemilihan OSIS. Waktu itu saya maju dan saingannya laki laki. Sebelum pemungutan suara, saya kumpulkan teman-teman dan saya lobi mereka. Kepada anak-anak perempuan saya katakan bahwa saatnya ketua OSIS harus dari perempuan. Karena perempuan itu lebih rapih kerjanya. Akhirnya saya kepilih. Jadi cara mempengaruhi orang itu, saya itu lebih condong berani dan agak “nakal”, nggak ngerti saya. Kalau ibaratnya di sini sekarang politik, manuver dan negosiasi sudah saya terapkan sejak SMP,” kenangnya sambil tertawa.

“Saya bikin komunitas di kampung saya itu, saya bilang pokoknya jangan terpengaruh sama orang orang yang kaya gitu. Jangan mau dikawin kawinin, pokoknya pikir sekolah saja dulu, minimal sampai SMA,” ia tertawa. Memang apa yang dilakukannya tidak sepenuhnya bisa membuat perubahan besar, tapi setidaknya ia telah berbuat untuk membangun kesadaran teman-temannya agar tidak mudah dieksploitasi dan dikorbankan.