Miryam S. Haryani Srikandi Membangun Negeri

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 17 February 2015
Tekadnya untuk memperjuangkan kaum Hawa, membuat ia dimudahkan untuk melenggang ke Senayan saat Pemilu 2009 silam saat maju sebagai calon anggota legislatif (Caleg) dari Partai Hanura untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat VII yang meliputi Cirebon dan Indramayu. Saingannya dari partai lain Dapil yang sama adalah tokoh-tokoh politik kawakan. Tapi Miryam tak gentar. Di luar dugaan, kaum perempuan di Dapil tersebut ternyata menjadi penyokong utamanya. Dialah satu-satunya caleg yang mengadakan kampanye “serba perempuan”. Mulai dari peserta kampanye, artis, tenaga medis, petugas panggung, hingga polisi yang berjaga-jaga di acara kampanye itu adalah perempuan. Luar biasa, acara ini dihadiri kurang lebih 30 ribu peserta perempuan dan berhasil menembus rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai kampanye kaum perempuan terbesar di Indonesia.

Publikasi pun merebak akan kesuksesan kampanye tersebut.  “Partai lain tidak mengusung kampanye perempuan, hanya saya saja yang mengusung kampanye perempuan. Jadi kampanye yang paling unik, kampanye yang paling tertib, yang paling banyak melibatkan perempuan, sampai khusus perempuan itu partai Hanura. Jadi bukan caleg nya ini, tapi partainya,” bangga Yani. Dukungan kaum Hawa inilah yang kemudian mengantarkan Yani menjadi wakil rakyat. Inilah yang membuat ia begitu memiliki keinginan besar untuk memperjuangkan nasib kaum perempuan.

Selain memperjuangkan di parlemen, Yani juga mengimplementasikan sikap keberpihakannya kepada kaum perempuan dengan mendirikan organisasi “Srikandi Hanura” dimana ia menjadi ketua umumnya. Anggotanya tercatat lebih dari 7000 orang. “Itu organisasi sayap partai Hanura khusus perempuan yang fokus kepada program UKM, Pemberdayaan usaha kecil menengah untuk kaum perempuan dan kesehatan,” tegasnya. Ia ingin kehadiran Partai Hanura jangan hanya pada saat Pemilu. “Jadi saya ingin partai politik manapun itu tidak diminta dan diminta rakyat, kita hadir di situ,” katanya lagi. Dengan srikandi Hanura itu ada kegiatan yang lebih banyak ke sosial seperti pemberdayaan UKM dengan membuat warung buat para ibu.

Ia miliki prinsip untuk tidak pernah menyepelekan perempuan. “Perempuan halus tidak berarti lemah, Jinak tidak berarti bisa diperalat, ramah tidak berarti terjajah, lembut tidak berarti rapuh, diam tidak berarti takut, dan perempuan lemah tidak berarti bisa diperalat. Perempuan diam tidak berarti takut”. Prinsip itu selalu ditanamkan kepada para kadernya. Karena itu kader Srikandi yang masih relatif muda itu juga selalu ditanamkan moto : muda, cerdas, dan amanah.