Henry Yosodiningrat - Bersama GRANAT "Mewakafkan Diri" Berantas Kejahatan Narkotika

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 31 October 2016

Berangkat dari kekecewaan, kemarahan dan kesedihan lantaran sang putra tercinta menjadi korban penyalahgunaan narkoba 18 tahun lalu, Henry pun menyimpan dendam terhadap para Bandar narkoba di negeri ini. Dimanapun dan dengan cara apapun, ia mengaku sudah siap melawan para perusak generasi muda tersebut. “Urat takut saya sudah putus,” imbuhnya. Lantaran itulah banyak cerita beredar tentang sepak terjang Henry dalam melawan mafia narkoba yang disebut-sebut melakukan street justice. Mulai dari mendobrak rumah bandar narkoba sampai tembak-tembakan dengan anggota geng sindikat. Ia sendiri tak membantah itu semua. “Akhirnya saya tahu bahwa ini ada satu sindikat yang bahwa ada pengedar pengedar yang memang mempunyai tujuan untuk menghancurkan bangsa,” ucapnya. Jadi, ia tak pernah menyesal melakukan langkah-langkah keras melawan para perusak tersebut.


Sampai kemudian muncul kesadaran untuk berkolaborasi dengan sejumlah tokoh yang memiliki integritas tinggi dan peduli terhadap nasib generasi muda untuk mendirikan sebuah wadah yang bergerak mendukung pemerintah memberantas penyalahgunaan narkoba. Sebutlah nama-nama seperti advokat senior Adnan Buyung Nasution, mantan Jaksa Agung  RI, Abdurrahman Saleh, dr Sudirman yang pernah menjabat Kepala RSKO, wartawan kawakan Karni Ilyas dan sejumlah tokoh lainnya. “Kita bikin satu gerakan moral. Tujuan kita sebuah gerakan moral, mulai bikin nama, apa namanya kita harus sebut gerakan nasional, anti narkotika termasuk zat zat berbahaya lainnya, tapi kita singkat narkotika. Singkatannya apa, kita cari, ya sudah GRANAT saja deh, pas itu. Ada logonya dan logonya gambar granat saja saya bilang. Kemudian kita sepakat deklarasikan ini. Saya ambil 28 Oktober yang juga hari Sumpah Pemuda,” ia mengilas balik.


Tak disangka, setelah deklarasi ternyata dapat sambutan yang luar biasa. Banyak tokoh tokoh masyarakat meminta GRANAT hadir di daerah juga. Sampai kemudian digelar Rapat Kerja Nasional untuk merumuskan anggaran dasar dan rumah tangga GRANAT. Dengan sudah adanya AD/ART maka GRANAT pun berdiri di berbagai daerah. “Saya keliling, safari meresmikan daerah daerah itu dengan biaya sendiri,” akunya. Karena memang tidak ada bantuan dari pemerintah saat pendiriannya.