Henry Yosodiningrat - Bersama GRANAT "Mewakafkan Diri" Berantas Kejahatan Narkotika
Lebih dari satu jam Men’s Obsession mewawancarai Henry Yosodiningrat terkait soal peran melawan kejahatan narkotika. Dalam sejam lebih itulah putra Lampung ini bersemangat memaparkan pemikiran, ide, dan strateginya bersama GRANAT dalam perang melawan para bandar narkotik serta upaya menyelamatkan generasi muda bangsa ini. Berikut kutipan wawancaranya :
Bisa sedikit ceritakan alasan mendirikan GRANAT ?
Begini, 18 tahun lalu saya mengalami satu musibah yang sangat luar biasa yaitu putra saya yang nomor dua laki laki, dia sudah menjadi pecandu. Kemudian karena kemarahan saya sebagai seorang ayah, kekecewaan saya, akhirnya saya mencoba untuk mengetahui apa sih, kok bisa seperti ini. Karena ternyata parah membuat saya nyaris putus asa. Saya melihat anak saya itu sudah tidak punya masa depan. Akhirnya saya tahu bahwa ini ada satu sindikat pengedar yang memang mempunyai tujuan untuk menghancurkan bangsa. Nah awalnya, saya paksa anak saya menunjukan dari mana mendapatkan itu. Dia bilang, nggak mungkin pa, mereka kuat. Kalimat itu membuat saya marah, saya bilang kuat mana mereka dengan bapakmu. Dia tetap nggak mau. Waktu itu saya bilang ayok ikut papa. Saya bawa senjata api, dia juga bawa, saya bangkitkan keberanian dia. Sampai rumah si bandar saya geledah ternyata kosong nggak ada barang bukti apa-apa. Berapa hari kemudian saya paksa, saya dobrak pintunya, saya bawa saya tangkap saya bawa mobil. Saya serahkan Polres Jakarta Selatan keadaannya udah babak belur, sempat ribut juga dengan petugas karena mereka tidak terima bawa orang, tersangka setelah dianiaya.
Lalu ?
Tahu tahu besoknya banyak di koran koran kuning saya dikatakan melanggar hukum melakukan street justice, macam macam lah. Nah dari situ banyak teman teman yang peduli. Dari situ kita kumpul, teman teman lain juga saya undang, ada lah kita 14 orang. Saya, Adnan Buyung Nasution, Abdurrahman Saleh, dr Sudirman kepala RSKO, saya paparkan betapa berbahayanya narkotika. Dari sanalah kita bikin satu gerakan moral dan terbentuklah GRANAT. Kemudian tanggal 28 Oktober Hari Sumpah Pemuda kita deklarasikan. Setelah deklarasi ternyata dapat sambutan yang luar biasa di daerah. Banyak tokoh tokoh masyarakat, tokoh pemuda yang ingin membentuk perwakilan GRANAT di daerah.
Tentu itu memerlukan dana, dari mana dananya?
Ingat, 99,09% dana untuk perjuangan ini uang pribadi saya. Jadi tidak ada dari luar dari pemerintah indonesia, sama sekali tidak ada. Kita mengikuti berbagai kegiatan internasional itu biaya pribadi. GRANAT adalah satu-satunya NGO atau LSM yang terdaftar di Perserikatan Bangsa Bangsa atau PBB, di berbagai organisasi PBB yang membidangi masalah drugs. Dan kita selalu mendapat undangan seminar, pertemuan tahunan atau apalah. Ya kalau kita nggak ikut ketinggalan, seperti katak dalam tempurung.
Lalu dukungan pemerintah terhadap perjuangan Anda bersama GRANAT ?
Ya kita selalu bermitra, saya juga menghindari ada keterikatan. Karena saya takut nanti, saya tidak bebas lagi untuk mengontrol. Jadi terbebani. Jadi sebagai mitra juga melakukan pengawasan terhadap kinerja.