Prof. Dr. Dhaniswara K. Harjono, S.H., M.H., M.B.A. (Rektor Universitas Kristen Indonesia), Beraksi dengan Selaksa Prestasi

Oleh: Syulianita (Editor) - 26 December 2024

Kolaborasi, Kenaikan PPN, dan Optimisme Menjadi Negara Besar

Menghadapi kondisi ketidakpastian ekonomi global maupun domestik, serta tantangan yang dialami oleh masyarakat dan dunia usaha, Prof. Dhaniswara memberikan pandangannya tentang strategi yang dapat membantu untuk tetap bertumbuh dan berkembang. Salah satu isu yang paling mencolok di tengah masyarakat Indonesia adalah penurunan daya beli.

Menurut Prof. Dhaniswara, hal ini disebabkan gaya hidup konsumtif di kalangan generasi muda, yang dipicu kemajuan teknologi dan digitalisasi turut mengubah kebiasaan belanja. Selain itu, terbatasnya lapangan pekerjaan akibat otomatisasi dan teknologi membuat masyarakat kesulitan mencari penghasilan tambahan. Akibatnya, daya beli menurun, sementara pengeluaran untuk barang barang tak penting terus meningkat.

Prof. Dhaniswara menyarankan solusi dengan kebijakan konsumsi yang bijak. “Kita harus cerdas dalam memilih pengeluaran, memprioritaskan kebutuhan utama daripada keinginan sesaat. Ini adalah saatnya kembali pada prinsip pengelolaan keuangan yang sehat, baik untuk individu maupun negara,” tegasnya.

Terkait menghadapi tantangan ekonomi, Prof. Dhaniswara menggarisbawahi perlunya kolaborasi antar sektor, terutama antara pengusaha mikro, menengah, dan besar. Ia percaya pengusaha mikro adalah tulang punggung ekonomi Indonesia; tanpa mereka, sektor menengah dan besar tidak bisa berkembang dengan baik.

“Kadin berjuang agar ada keberpihakan pemerintah terhadap pengusaha kecil. Pengusaha besar juga harus memikul tanggung jawab lebih besar, karena keberhasilan mereka bergantung pada kekuatan pengusaha kecil,” ujarnya. Jika pengusaha mikro dan kecil kuat, pengusaha menengah dan besar pun akan aman. Itulah sebabnya Kadin terus memperjuangkan kepentingan pengusaha kecil agar ekonomi tetap sehat.

Prof. Dhaniswara juga menekankan pentingnya peran inklusif BUMN. Menurutnya, BUMN harus lebih dari sekadar fokus pada kepentingan internal, tetapi juga menjalin kemitraan dengan sektor swasta untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang sehat dan adil. “BUMN harus menjadi agen pembangunan yang berkolaborasi, bukan hanya berkompetisi dengan swasta. Dengan kolaborasi, kita bisa tumbuh bersama. Sinergi antar sektor dapat memperkuat dan menjaga keberlanjutan perekonomian,” paparnya.

 

Kenaikan PPN: Pro dan Kontra di Tengah Ketidakpastian

Kenaikan tarif PPN menjadi 12% pada 2025 menjadi topik perdebatan hangat. Banyak pihak khawatir kebijakan ini akan menambah beban masyarakat dan dunia usaha. Prof. Dhaniswara menilai pemerintah harus bijak dalam pelaksanaannya, mengingat ketidakpastian ekonomi yang ada.

“Pemerintah harus hati-hati, karena banyak pengusaha kecil dan menengah yang terpengaruh,” ujarnya. Meski kontroversial, ia menyebut kebijakan ini penting untuk meningkatkan pendapatan negara. “Pemerintah perlu mengevaluasi dampak kebijakan ini, apakah akan lebih merugikan atau dapat diterima masyarakat,” tambahnya.

 

Indonesia Bisa Jadi Kekuatan Ekonomi yang Luar Biasa

Meskipun Indonesia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari fluktuasi ekonomi global hingga potensi penurunan daya beli masyarakat, Prof. Dhaniswara tetap optimis tentang masa depan Indonesia. 

“Optimisme adalah keharusan. Kenapa? Karena kita punya semua yang dibutuhkan untuk berkembang: sumber daya alam yang kaya dan 285 juta penduduk yang bukan hanya konsumen, tapi juga tenaga kerja hebat. Jika kita kelola potensi ini dengan SDM unggul, Indonesia bisa menjadi kekuatan ekonomi global,” ujarnya.

Namun untuk mencapainya, tegas Prof. Dhaniswara, kita harus mengatasi masalah struktural seperti kolusi, korupsi, dan kepentingan politik yang sering menghalangi. “Jika tantangan ini bisa diatasi, masa depan Indonesia akan sangat cerah,” pungkasnya.