Prof. Dr. Dhaniswara K. Harjono, S.H., M.H., M.B.A. (Rektor Universitas Kristen Indonesia), Beraksi dengan Selaksa Prestasi

Oleh: Syulianita (Editor) - 26 December 2024

Banyak Peraturan yang Tidak Konsisten

Dalam berbagai diskusi tentang masa depan Indonesia, Prof. Dhaniswara menekankan pentingnya kepastian hukum untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Menurutnya, kepastian hukum bukan hanya soal peraturan, tetapi juga penerapan dan penegakan yang adil tanpa diskriminasi. Sebagai ahli hukum berpengalaman, Prof. Dhaniswara menegaskan bahwa menciptakan kepastian hukum adalah tugas bersama, bukan hanya pemerintah atau penegak hukum. "Ini adalah tugas kita semua," ujarnya.

Kepastian hukum harus dijaga mulai dari pembuatan, penerapan, hingga penegakan hukum, dengan pengawasan ketat agar tidak ada kolusi atau korupsi. Ia juga menyoroti masalah "tumpang tindih peraturan", seperti dalam Undang Undang Cipta Kerja yang menggunakan sistem Omnibuslaw, yang meski bertujuan menyederhanakan regulasi, masih membingungkan banyak pihak. "Walaupun 75 undang-undang telah diperbaiki, masih banyak aturan yang tumpang tindih dan merugikan sektor bisnis. Kita butuh Undang-Undang Cipta Kerja jilid berikutnya," tegasnya.

Mengenai regulasi hukum bisnis, Prof. Dhaniswara juga menekankan banyak aturan yang sudah ada, tetapi belum sepenuhnya efektif. Salah satu contoh adalah Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Penanaman Modal yang belum berjalan dengan baik. 

"Bisnis di Indonesia harus diatur dengan jelas agar para pelaku usaha bisa beroperasi dengan tenang. Namun kenyataannya, banyak peraturan yang tidak konsisten dan sering kali menimbulkan kebingungan," jelasnya. Dalam dunia hukum bisnis, Prof. Dhaniswara menekankan pentingnya alternatif penyelesaian sengketa (ADR) seperti mediasi dan arbitrase. Ketidakpastian bisnis sering muncul akibat ketidaksesuaian kontrak atau pelanggaran karena kondisi tak terduga, seperti pada saat terjadi pandemi covid-19. Mediasi, yang mengutamakan penyelesaian damai, sering menjadi solusi terbaik, terutama jika pihak-pihak yang terlibat masih memiliki hubungan kerja sama atau keluarga.

Prof. Dhaniswara berbagi pengalaman berkesan saat memediasi sengketa antara pemilik perusahaan dan ribuan karyawan. “Prosesnya awalnya penuh konflik dan emosional, namun dengan kesabaran dan pendekatan hati-hati, akhirnya kedua belah pihak berdamai,” kenangnya.

Bagi anak muda yang tertarik berkarier sebagai mediator atau arbiter, Prof. Dhaniswara memberikan beberapa pesan penting. "Selain memahami hukum, kita juga harus memahami dunia bisnis. Dalam dunia bisnis, perbedaan pendapat adalah hal biasa, yang penting adalah menjaga etika," ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya untuk terus belajar dan berinteraksi dengan para ahli guna mengembangkan wawasan yang lebih luas.

Menikmati Hidup dari Hal Sederhana

Prof. Dhaniswara dikenal luas karena kesibukannya yang luar biasa. Namun, di balik peran-peran besar yang dijalaninya, ia adalah sosok yang sangat mengapresiasi kehidupan melalui hal-hal yang sederhana. Bagi Prof. Dhaniswara, prinsip hidup yang paling mendasar adalah berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap peran yang dijalaninya.

Sebagai seorang yang aktif dalam dunia pendidikan, hukum, dan bisnis, ia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan, tanpa melupakan nilai nilai dasar yang membentuk dirinya. "Saya bukan orang hebat. Saya hanya berusaha melakukan yang terbaik sesuai dengan profesi saya," ujarnya dengan rendah hati. Sebuah prinsip yang tidak hanya berlaku dalam pekerjaan, tetapi juga dalam hubungan dengan keluarga dan teman-teman.

Menurutnya, keluarga adalah sumber utama kekuatan dan motivasi dalam hidupnya. "Tanpa keluarga, saya rasa semua yang saya lakukan tidak mungkin tercapai. Keluarga adalah pendorong utama saya," tuturnya dengan penuh rasa syukur. Lebih lanjut Prof. Dhaniswara mengatakan, menemukan waktu untuk diri sendiri bukanlah hal yang mudah. Namun, ia selalu berusaha untuk menjaga keseimbangan.

“Olahraga memang penting, meski sering terabaikan karena pekerjaan yang tak ada habisnya. Saya tipe orang yang cepat bosan, jadi saya selalu mencari variasi dalam pekerjaan. Dengan menjalani berbagai peran – sebagai pendidik, pebisnis, pengacara, hingga arbiter, saya merasa menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Bagi saya, keberagaman peran ini bukan sekadar pengisi waktu, tapi untuk memberi manfaat di berbagai tempat," paparnya.

Meski dikenal serius dalam pekerjaannya, Prof. Dhaniswara juga memiliki sisi humoris yang jarang diketahui banyak orang. "Meskipun wajah saya sering dianggap serius, saya suka bercanda. Itu salah satu cara saya untuk menyegarkan pikiran," ungkapnya sambil tersenyum.

Bercanda bersama keluarga dan teman-teman menjadi salah satu cara Prof. Dhaniswara untuk melepaskan penat setelah seharian bekerja. Ia juga menyukai kegiatan sederhana seperti jalan-jalan santai untuk menikmati waktu luang. "Kadang, kita terlalu terburu-buru dalam hidup ini, padahal banyak kebahagiaan yang bisa ditemukan dalam hal-hal sederhana," tegasnya.

Menatap masa depan, Prof. Dhaniswara tidak terlalu terfokus pada ambisi pribadi. "Saya tidak memiliki ambisi besar, tapi saya selalu berusaha melakukan yang terbaik. Saya yakin, jika kita memberikan yang terbaik, maka hasilnya pun akan baik untuk banyak orang," tutup Guru Besar Bidang Hukum Bisnis UKI tersebut.