Ismed Hasan Putro, Sang "Pendobrak"

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 10 October 2014
Naskah: Sahrudi, Foto: Sutanto

Menyelami perjalanan hidup Ismed Hasan Putro, seperti mengikuti alur irama hidup yang penuh warna. Ia tumbuh dan berkembang dari keluarga pengusaha tapi kemudian memilih awal karir sebagai jurnalis meski akhirnya terdampar juga di dunia bisnis. Kalaupun kini dipercaya memimpin PT Rajawali Nusantara Indonesia, sebuah perusahaan BUMN di sektor industri dan distribusi pangan, bukan kekayaan yang ia cari. Ia, hanya ingin membalas kebaikan yang diberikan bangsa dan negara ini kepadanya. Karena itulah ia nothing to lose, sebuah prinsip yang menggerakkan dirinya untuk tampil sebagai pemimpin yang berani, tegas dan tidak pandang bulu dalam melakukan gebrakan dan dobrakan di RNI. Walhasil, dari perusahaan merugi, RNI kini boleh dibilang sebagai BUMN yang berjaya dan menguntungkan.


Lahir dari sebuah keluarga pengusaha di Palembang, Sumatera Selatan, membuat Ismed muda hidup berkecukupan. Tapi ternyata hal itu tak membuatnya kepingin meneruskan tradisi keluarganya sebagai entrepreneur. Peristiwa getir yang dirasakan ayahnya dalam berbisnis saat itu, masih membekas dalam dirinya bahkan hingga sekarang. Ia merasakan betul sakitnya sang ayah ketika ditelikung oleh rekan bisnisnya saat sedang berjaya sebagai pengusaha distribusi mobil truk dan alat – alat pertanian. Ia juga merasa sedih ketika harus menagih hutang bersama ibunya, diperlakukan seperti seorang pengemis.

Semua pengalamanya di masa remajanya itu, lancar diceritakan saat Men’s Obsession menyambanginya di gedung PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), gedung BUMN di mana sekarang ia duduk sebagai Direktur Utamanya.

Pengalaman-pengalaman pahit itulah yang mengendap dalam benak dan hati sanubarinya sehingga kemudian ia tidak memilih jalan hidup di dunia bisnis. Ismed, mendobrak tradisi keluarganya yang menjadi pengusaha. Ia memilih dunia jurnalistik dan intelektual sebagai pilihan untuk melawan main stream keluarganya yang pengusaha itu. Ia ingin memberikan pencerahan, itulah tekadnya.