Ismed Hasan Putro, Sang "Pendobrak"
Awalnya ketika masih kuliah di Universitas Indonesia (UI) ia sudah mendapat tawaran untuk menjadi peneliti di Penelitian dan Pengembangan (Litbang) harian Kompas. “Saya ditawari Mas Emanuel Subangun. Itu tahun 1987,” ia mengingat. Suatu ketika ia ditugaskan ke Malang mengikuti sebuah acara politik yang menampilkan pidato ekonom Menko Ekuin Indonesia Prof. Dr. Widjojo Nitisastro. “Saya tulislah isi pidato itu di secarik kertas, kemudian diberikan ke Kepala Biro Kompas di Surabaya, Mas Max Margono.
Ternyata hasil catatan saya itu jadi berita headline di harian Kompas, bayangkan saya masih mahasiswa lalu saya hanya menulis di secarik kertas, tiba-tiba oleh Kepala Biro Kompas itu jadi berita headline. Senang sekali,” bangganya. Dari situlah ia merasa jurnalistik adalah dunianya.