Arief Yahya (Menteri Pariwisata RI) Sang Marketer di Pasar Wisata
Sebagai seorang pakar di bidang marketing, Arief Yahya paham betul bagaimana strategi yang tepat untuk menjual produk. Tak terkecuali produk bernama pariwisata. Belum setahun menjabat menteri, Arief mulai paham bagaimana cara yang tepat menjual pariwisata nasional. Bagaimana Arief melakukan strategi pemasaran pariwisata ? Berikut wawancara dengan pria humoris ini.
Sebagai expert di bidang marketing, bagaimana Bapak memasarkan pariwisata kita ?
Ini pemasaran pariwisata saya buat mudah sekali. Untuk destinasi, kita harus mengerti dengan baik destinasi kita, itu produk kita. Tiga besar destinasi kita adalah Bali, Jakarta dan Batam. Tiga daerah ini saja sudah menyumbang pendapatan negara 90%. Kalau bisnis kita harus utamakan yang utama. Jadi sisanya tinggal 10%. Ini bisa diambil dari destinasi se Indonesia. Jadi kalau kita bisnis harus fokus. Lalu, originasi. Originasi yang utama ini, Singapura, Malaysia, Tiongkok, Australia, Jepang. Lalu kita harus ingat bahwa pasar itu seasonal. Misalnya Februari waktu itu ada imlek. Kalau Imlek, warga Tionghoa di seluruh dunia itu suka bepergian. Maka strateginya, di bulan Januari dan Desember tahun sebelumnya kita sudah promosi besar-besaran, anyway mereka ke seluruh dunia. Karena kan Februari peak season. Lalu, jika masuk musim panas, sekarang di Juli ini diperkirakan bisa di atas 40 derajat Celsius, khususnya di Timur Tengah, terutama Arab Saudi. Mereka itu spending nya sangat besar, untuk orang orang yang punya uang, sudah hampir nggak bisa hidup dengan suhu di atas 50 derajat itu. Nah, ini kesempatan bagi kita. Jadi setiap originasi, mempunyai season yang berbeda-beda dan setiap destinasi mempunyai event yang berbeda-beda. Itu yang harus kita sangat pahami. Bali misalkan, tanggal 13 – 14 akan ada Bali Art Festival, pesta kebudayaan Bali.
Bisa kita promosikan besar-besaran sehingga orang akan ke destinasi kita, mempromosikannya ke mana, ke negara negara yang sekitar bulan ini sudah libur, ke anak anak di Indonesia yang sekarang juga libur. Kemudian mulai tanggl 18 sudah Ramadhan, untuk wisatawan lokal kita harus sensitive karena yang beragama Islam cenderung mengurangi perjalanan. Namun orang Islam juga melakukan wisata religi ketika Ramadhan, Itu kita harus pintar membuat paketnya. Misalnya, kita harus promosikan jalurnya Walisongo, masjid Demak, masjid Kudus, masjid Sunan Ampel, itu harus kita buat yang bagus, harus sensitif. Jadi kalau kita belum ada promosi itu berarti kemenpar nggak sensitif. Harus dilatih memang. Pariwisata ini industri, bisnis. Kita tak boleh membiarkan peluang itu. kalau di bisnis itu sama sekali nggak boleh, peluang dibiarkan, ada market sedemikian besar direct itu marketnya.
Bentuk promosi apa saja yang dilakukan Kemenpar untuk menjual pariwisata nasional?
Nah ini media strategi kita, ada paid media, ada owned media, ada social media. Kita lemah di sini. Jadi kalau kita punya event, lalu orang googling tentang event kita, nggak muncul, atau muncul pun di owned media kita ini umumnya website. Itu juga kadang sudah nggak update. Padahal kompetitor kita melakukannya dengan baik. Penggunaan sosial media kita juga masih lemah. Nah kita harus gunakan karena kita harus sadar 2/3 dari customer, sekarang sudah menggunakan digital.
Bagaimana dengan kenaikan wisatawan mancanegara belakangan ini ?
Untuk Februari, wisatawan Tiongkok naik 42% dan warga Tiongkok yang ke Bali naiknya 46,4%. Pernah juga wisatawan Tiongkok ini mencapai 90 ribuan. Kalau ini sudah 90 ribuan maka dalam waktu setahun kali 12 saja sudah 1 juta. Untuk wisatawan dari Tiongkok yang datang ke seluruh Indonesia saja kalau kita maintenance bisa mencapai 1 juta untuk Bali saja.
Bagaimana dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di bidang pariwisata ?
Kita punya tiga KEK untuk Tanjung Lesung, Mandalika, Morotai. Ini sudah 20 tahun tertunda. Tapi akhirnya kita bisa meyakinkan ke Bapak Presiden dan beliau setuju untuk membangun. Contoh paling critical, itu adalah tol. Kita ke Tanjung Lesung itu 5 jam. Kalau ini dibangun bisa kurang dari 2 jam, karena jaraknya 120 km. dan meratakan distribusi, jadi tidak semua orang ke puncak. Kita punya puncak, kita juga punya arus pantai. Kemudian untuk Mandalika juga hampir 20 tahun. Yang paling critical penyertaan modal untuk pengolahan kawasan. Waktu itu presiden sudah setuju akan melakukan injeksi sebesar 1,8 triliun di Mandalika. Jadi penyertaan modal negara melalui BUMN. Ini kan kementerian BUMN.
Bagaimana dengan ide menggabungkan pariwisata dengan financial services ?
Bisnis yang besar, tumbuhnya paling besar itu adalah financial services. Oleh karenanya kita mengusulkan menggabungkan pariwisata dengan financial services. Kita mengusulkan salah satu area kita untuk dijadikan financial services center. Contohnya adalah daerah wisata Kota Tua di Jakarta. Secara bisnis, Singapura, Dubai, Abu Dhabi itu, seperti ini. Di Singapura dan Dubai, financial services ini kontributor utama devisa. Nomor dua pariwisata. Maka kalau ada kombinasi kedua sektor ini maka akan sangat perfect. Di Indonesia sendiri masih juga financial services, property dan IT. karena kita harus memilih bisnis yang memang sedang tumbuh dengan porsi yang besar, jangan memilih bisnis yang memang sedang diklaim.
Bagaimana dengan pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM) di bidang pariwisata ?
Nah ini untuk manusia, pengembangan SDM kita usulkan, sudah saya programkan, sekarang ada sekitar 125 ribu certified dengan standar ASEAN. Yang kita butuhkan 375 ribu. Nah harusnya ini dibandingkan ini dengan Malaysia, Thailand, Filipina, kita kalah jauh. Dan untuk diketahui kita punya STP (Sekolah Tinggi Pariwisata) 100 % lulusannya diserap oleh pasar. jadi jangan khawatir lulusan pariwisata itu tidak diserap. Yang kedua 40% dari lulusan STP nya di Kemenpar. Kita punya 4 STP. Ada di Medan, Bandung, Bali dan di Makassar, itu sudah menghasilkan 20.000 lulusan.
Soal anggaran dana penunjang promosi pariwisata apakah ada peningkatan ?
Saya kira usulan kebutuhan pendanaan ini tidak penting angkanya, tapi penting cara berpikirnya. Kira kira begini, Indonesia tahun 2013 anggaran pemasaran untuk mancanegara hanya 300 miliar rupiah. Bukan hanya mancanegara, ini hanya untuk seluruh anggaran. Hanya 300 miliar! Sementara Malaysia sudah 3,6 triliun rupiah! Tidak masuk akal kita mau mengalahkan Malaysia dan Thailland, kalau ternyata alokasi sumber dayanya tidak ada. Komoditasnya begini, ini sudah massal, dan banyak produk substitusi sehingga promosi menjadi sangat penting. Oleh karenanya tahun 2016 kita mengusulkan anggaran 3,6 triliun rupiah ini untuk promosi ke wisatawan asing. Malaysia dan Singapura, jumlah destinasinya jauh lebih kecil daripada Indonesia. Akhirnya saya mengusulkan untuk kita 20 dollar atau 2% dari revenue atau devisa kita, itu 1200 sebenarnya. Kalau 1200, 2% nya 24 dollar, saya hanya minta 20.
Kalau 20 dikali 15 itu sudah 3,6 triliun. Itu baru sama dengan Malaysia di tahun 2013, kita di tahun 2016. Saya ingin mengatakan itu pun sudah berbaik hati saya itu tidak minta disamakan di tahun 2016. Nah ini kira kira cara menghitungnya 15juta 20 dollar, 3,6 triliun. sebenarnya angka ini adalah bukan target kita di tahun 2016. Tapi target kita di tahun 2017. Jadi menghitung anggaran promosi itu harus N+2. Karena selalu tertunda 1 tahun, jadi kalau kita promosi tahun ini, untuk tahun depan. Kalau kita promosi untuk tahun depan, berarti untuk tahun depannya lagi. Jangan sampai salah karena tertunda yang sekarang kita promosi benar, orang datangnya tahun 2016. Ini adalah target tahun 2017, jadi N+2, N nya tahun 2015. Untuk menganggarkan N+1 gunakan target N+2. N+1 kita, itu tahun 2015 target kita 12 juta. Effort yang kita gunakan di tahun 2015 ini seolah olah saya sedang memasarkan untuk 12 juta. Target 2012 hanya 10 juta. Kebayang yah.
Bagaimana untuk wisatawan Nusantara atau Wisnus ?
Untuk Wisnus lebih mudah, Wisnus kita rata rata 750ribu, kalau 2% nya 15 ribu. Saya tidak minta 15ribu, hanya 5000, 1/3 nya. Jadi sekitar 0,67% dari uang yang berputar. Kali ini 1,3 triliiun. Jadi 3,6 ditambah 1,3 harusnya anggaran kita 4,9 triliun atau 5 triliun. nah itu baru kita setara dengan orang lain. Jadi bisa head to head lah dengan orang lain. Nah ini kira kira apa yang akan kita lakukan, 2015 waktu kita relatively sukses, Pata travel nanti akan ada di sini, Sport for all 2016, Tambora 2016, Keraton 2016. Moto GP kita harapkan di tahun 2017.