Henry Husada (Founder KAGUM Group), Pebisnis Ulung dari Bandung
Kerja keras, kejujuran, disiplin, doa dan kreativitas, telah mengantarkan Henry Husada meraih kesuksesan sebagai pengusaha. Dari sebuah kios toko baju yang sempit di sisi Jalan Cihampelas, Bandung, ia bangkit dan maju menjadi pebisnis industri tourism papan atas.
Ketika memulai berbisnis, ada niat mulia yang ia tanamkan dalam dirinya yakni membangun sebuah bisnis yang besar dan bisa memberikan manfaat bagi orang banyak. “Karena prinsip saya, ingin agar di mana saya berkarya maka disitulah saya bisa memberikan manfaat kepada banyak orang,” ia mengenang.
Dan, itu kini telah dibuktikannya. Sejumlah bisnis miliknya yang bernaung di bawah bendera KAGUM Group telah merambah di berbagai daerah. Sebagian besar memang di Bandung tapi selebihnya ada di Jakarta, Bali, dan kota-kota besar lainnya.
Lini usahanya yang berbasis pariwisata seperti fashion, perhotelan, property, keuangan, kuliner, pendidikan, hingga transportasi telah berhasil menyerap banyak tenaga kerja dan menjadi tumpuan hidup banyak kepala keluarga.
Seperti pebisnis sukses lainnya yang selalu berani bangun saat terjatuh, begitu pula Henry. Tantangan dan kendala yang dihadapi saat merintis karir memang tidak ringan. Ia pernah jatuh dan kemudian bangkit lagi. Ia memang memiliki kemauan yang kuat dan berani untuk mengambil peluang serta bertanggung jawab atas apa yang diambilnya itu. Perjalanannya itulah yang membuat ia mampu membuktikan eksistensinya sebagai pebisnis ulung yang tahan banting. Ketangguhannya juga di dukung oleh kemampuan leadership yang tinggi ditopang sifat energik, dan mau belajar.
Sebagai putra Parahyangan, kecintaannya terhadap Bandung memang luar biasa. Hal itu bisa di lihat dari visi dan misinya yang keukeuh untuk menjadikan KAGUM Group sebagai entitas bisnis yang mengagumkan di Indonesia dalam memperkenalkan Bandung secara khusus dan Indonesia sebagai destinasi wisata favorit di dalam dan luar negeri.
Karena itulah, ia sangat cerdas dalam melakukan berbagai langkah inovasi pengembangan bisnisnya. Ia banyak berpikir tentang ekspansi bisnisnya ke depan. Tentunya bisnis yang masih berhubungan dengan tourism atau kepariwisataan. Misalnya, kini, ia sedang berupaya keras membangun sebuah lokasi wisata yang sifatnya one stop service. “Kita mau bikin one stop service untuk tourism misalnya ada sebuah obyek wisata kita kelola serba lengkap, sehingga daerah itu menjadi ikon wisata di daerah itu. Seperti Bandung misalnya, orang akan merasa tidak lengkap ke Bandung jika tidak ke Cihampelas,” ia mencontohkan.