Iqbal Latanro (Dirut TASPEN) Transformasi Pelayanan Pensiun
Pria kelahiran Makassar, 5 Oktober 1958, ini mau menerima kehadiran Men’s Obsession meski saat itu kakinya yang terkilir belum sembuh benar. Senyum lepas meski terkadang serius, mewarnai perjalanan wawancara kami yang singkat. Ia mau menjawab banyak hal, khususnya terkait soal TASPEN, kepemimpinan dan hobinya. Berikut petikan wawancara tersebut :
Bisa diceritakan bagaimana Bapak terus berkarya untuk membangun TASPEN?
Satu hal yang saya beruntung bahwa saya orang yang selalu antusias bekerja jadi begitu saya masuk ke TASPEN, saya merasakan banyak ruang buat saya untuk berbuat. Nah dan saya merasa sumber daya manusia yang ada itu mendukung untuk melakukan percepatan perubahan.
Di tengah kepadatan kerja, bagaimana Bapak menjaga kebugaran?
Kalau menjaga kebugaran dan semacamnya ada tradisi saya, tapi ini tiga bulan ini saya tidak lakukan. Pertama, saya setiap keluar daerah pasti bawa sepatu olahraga, olahraga jalan cepat bersama karyawan. Maknanya dua, satu saya jadi lebih mengenal kota kota di Indonesia, kedua sambil jalan, kami itu ngobrol dan selalu ditutup dengan makan pagi bersama dan umumnya bukan di hotel tapi lebih banyak di mana masyarakat itu suka berkumpul untuk makan pagi di kedai kedai. Yang kedua prinsip saya begini, pemimpin itu kan menentukan arah, ke mana perusahaan ini akan dibawa dan ke mana pegawai ini akan menuju. Karena itu setiap bertemu karyawan saya selalu berusaha mengomunikasikan, apakah briefing, apakah sambil breakfast, tapi saya selalu menyediakan waktu untuk berinteraksi dengan mereka. Maknanya dua, memberitahu apa yang saya harapkan yang kedua memperoleh input dari mereka apa yang mereka harapkan. Pada umumnya materi materi rapat yang saya bawa rapat direksi itu adalah hasil dari perjalanan. Jadi itu yang dijadika. Kemudian yang lain, saya selalu berpendapat bahwa kalau karyawan itu pintar, ada kepedulian kita, ada kedekatan kita, itu kekuatan untuk perubahan ke depan yang lebih baik.