Mens Obsession Awards 2014 & Mens Obsession Decade Awards 2004 - 2014

( PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. )
Di tengah situasi perekonomian nasional diterpa dampak krisis ekonomi global pada 2013, Gatot M. Suwondo mampu menemukan solusi untuk keluar dari tekanan, bahkan mampu meningkatkan kinerja Bank BNI dan mencetak laba. Ini menunjukkan kemapanan manajerial seorang CEO.
Hingga Kuartal III 2013, Gatot memimpin Bank BNI untuk mencetak laba bersih Rp6,54 triliun (naik 29,8%), berkat ekspansi kredit yang terus tumbuh, dan pengelolaan aset yang semakin prudent, efisien, sehingga pendapatan operasional naik secara signifikan. Kinerja kinclong itu berdampak positif pada harga saham BNI. Pada Senin, 21 Oktober 2013, saham BNI ditutup di level 4.650. Hingga Oktober 2013, saham BNI naik 22,15 persen.
Lahir di Jakarta, 11 Oktober 1954, Gatot memimpin BNI sejak 2008. Menempuh Pendidikan Sarjana Akuntansi dari Universitas Mindanao State University, Marawi City, Filipina (1979) dan meraih titel Master of Business Administration dari International University Manila, Filipina (1982), Gatot pernah menjabat Wakil Dirut BNI (tahun 2005-2008), Direktur Bank Danamon (2001-2005), Group Head Credit Restructuring & Settlement di Bank Duta (1999), dan Group Head Corporate & Merchant Banking di Bank Duta (1998).
Selama menjadi Dirut BNI, ia sukses memperbaiki kinerja bank perolehan laba yang terus meningkat. Ia membawa BNI menjadi satu dari sedikit bank Indonesia yang masuk dalam daftar The Global 2000 versi Forbes 2012.
Spirit bisnis, profesionalisme, visi jauh ke depan, dan kepemimpinan yang cair, menjadi kunci sukses Gatot dalam mengangkat BNI menjadi bank prestisius di Tanah Air, sekaligus memperkuat kiprah BNI di kancah regional.
Milawarman
( PT Bukit Asam (Persero) Tbk.)

Bagi Men’s Obsession, Milawarman adalah salah satu CEO Inspiratif. Melalui tangan dinginnya, ia mampu keluar dari tekanan dan menularkan semangat tinggi kepada segenap karyawan. Ketika krisis harga batubara melanda seluruh industri batubara dunia, PTBA justru menjadi satu-satunya perusahaan yang paling berhasil dalam pengendalian kinerja keuangannya melalui penerapan strategi jitu.
Misalnya, memprioritas penjualan batubara kalori tinggi yang banyak diminati pasar ekspor, meningkatkan efisiensi secara optimal di semua aspek, di antaranya memprioritaskan penggunaan alat produksi yang menggunakan tenaga listrik melalui PLTU 3 x 10 MW milik sendiri di mulut tambang sehingga pemakaian BBM dapat diminimalkan.
Alhasil, periode Januari-September 2013, PTBA berhasil meraih Net Profit Margin (NPM) sebesar 15,3 persen. Jumlah ini tertinggi dibandingkan NPM emiten industri batubara lainnya yang ada saat ini. Sementara itu, dari sektor laba bersih, PTBA mencatat sebesar Rp 1,24 triliun, dengan pendapatan sebesar Rp 8,12 triliun.
Total angka penjualan PTBA pada periode Januari – September 2013 juga mengalami kenaikan 17% dengan angka penjualan sebesar 13,24 juta ton, di mana sebelumnya pada penjualan tahun 2012 untuk periode yang sama pencapaiannya hanya sebesar 11,36 juta ton.
Elvyn G. Masassya
(Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan)

Sebelumnya, Elvyn juga sukses meningkatkan aset perusahaan sebagai Direktur Investasi. Aset sebesar Rp 60 triliun pada 2008 ia kelola dengan baik dan berlipat Rp 135 triliun pada 2012. Target dana kelolaan tahun 2013 sebesar Rp143,62 triliun pun terlampaui.
Yang tak kalah inspiratif adalah kenyataan bahwa pria muda kelahiran Medan, 18 Juni 1967, ini, lebih dulu dikenal publik sebagai seorang penyanyi jazz, penulis lagu, dan produser rekaman. Ia tergolong musisi idealis dan sudah menghasilkan belasan album berbagai genre musik.
Elvyn juga dikenal sebagai pengamat ekonomi, dan pernah menjabat Komisaris PT Bank Bali, Direktur PT Bank Permata Tbk, Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., dan Direktur PT Tuban Petrochemical Industries.
Hingga Kuartal III tahun lalu, Elvyn kembali membawa perusahaan untuk mencetak laba bersih sebesar Rp2,235 triliun. Pencapaian tersebut meroket 155,26 persen, dan melebihi target yang ditetapkan sepanjang tahun 2013. Laba tersebut didukung pencapaian pendapatan investasi sebesar Rp149,789 triliun, atau melesat 108,9 persen.
Dwi Soetjito
(PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.)
Selama 7 tahun, perusahaan yang dipimpinnya menunjukkan kinerja yang mengagumkan, mulai dari sisi produksi hingga laba yang meroket. Kinerja 2013 sungguh kinclong, dengan volume penjualan 27,8 juta ton, atau meningkat 27%), dan pendapatan bersih sebesar Rp 22,5 triliun, atau meningkat 26%.
Dwi tak hanya sukses mengatasi kendala internal dan eksternal saat membentuk holding, namun juga memiliki visi jauh ke depan, tentu dengan keterampilan manajerial yang membanggakan. Ia menggagas Sekolah Tinggi Manajemen Semen Indonesia (STIMSI) yang diharapkan mampu mengembangkan kualitas perusahaan di masa mendatang.
Menurut Dwi, STIMSI merupakan center of excellent yang memiliki fungsi sebagai continuous learning, engineering, dan research. Ia berharap agar Indonesia tidak hanya mampu membuat semennya saja, tapi juga mampu mengembangkan teknologinya.
Arief Yahya
(PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.)

Meski baru memimpin, CEO yang selalu berpikir mega ini mampu menunjukkan kinerja yang mengagumkan. Ia konsisten meraup laba, bahkan berhasil melakukan ekspansi internasional. Gagasannya membentuk Telkom CorpU, sebagai inisiatif strategis utama untuk mencetak SDM berstandar global, tentu juga sangat menginspirasi.
Triwulan III 2013, Telkom meraih laba bersih Rp15,725 triliun (naik 11,28%), di tengah situasi ekonomi yang kurang bersahabat. Tahun lalu, kinerja Telkomsel terus diperkuat melalui dua cara. Yaitu, mengandalkan basic services (suara dan SMS), dan membangun ekosistem digital sebagai bisnis masa depan. Antara lain, dengan melakukan inovasi beyond telco dan layanan seluler berbasis data dan digital bisnis.
Dalam pengembangan broadband, perseroan fokus pada program Indonesia Digital Network (IDN) yang sudah dimulai sejak 2012. Melalui IDN, Telkom memproyeksikan 15 juta broadband (homepass), 1 juta titik akses WiFi, serta pembangunan jaringan serat optik melalui program Indonesia Digital Ring (ID Ring) hingga akhir 2015.
Ekspansi internasional tak dilupakan. Sebab, pemimpin dengan contextual leadership style Great Spirit and Grand Strategy, ini, juga telah merencanakan ekspansi bisnis ke 10 negara. Lima di antaranya sudah diwujudkan, yaitu Singapura, Hongkong, Timor Leste, Australia, dan Malaysia.
Jahja Setiaatmadja
(PT Bank Central Asia Tbk.)

Berbekal filosofi enjoying life and love your works, Jahja telah menginspirasi banyak orang bahwa sukses adalah sebuah keniscayaan. Bankir humble ini berkarier di BCA selama hampir dua dekade dari posisi Wakil Kepala Divisi.
Pemimpin sederhana yang senantiasa mengedepankan teamwork, ini, sukses membawa BCA ke posisi terbaik sepanjang sejarah. Mei 2013, BCA bertengger di posisi ke-7 daftar Forbes Asia’s Fab 50 Companies, dan berada di urutan ke-613 Forbes Global 2000. BCA menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk daftar tersebut.
Sejak menjabat CEO pada 17 Juni 2011, Jahja telah mampu meningkatkan performa BCA sebagai bank nasional ketiga terbesar. Salah satu capaiannya yang prestisius adalah mendongkrak perolehan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BCA hingga mencapai lebih dari Rp40 triliun.
Hasnul Suhaimi
(PT XL Axiata Tbk.)

Sesungguhnya, Hasnullah yang berperan membesarkan XL sejak dipercaya sebagai CEO pada 2006.
Pemimpin humble yang mau rajin turun ke bawah, ini, menerbitkan buku “Everyone Can Lead” pada Juni 2013 untuk berbagi gagasan dan pengalaman, termasuk ide-ide kepemimpian inspiratif yang ia peroleh selama ini.
Selama sembilan bulan pada 2013, XL tetap mampu meraih pertumbuhan kinerja positif di semua segmen. Kontribusi pendapatan layanan data meningkat menjadi 23%, disertai meningkatnya traffic sebesar 125%, sementara jumlah pelanggan terus tumbuh menjadi 58 juta. XL menorehkan pendapatan sebesar Rp 15,9 triliun selama sembilan bulan tahun 2013.
Johnny Darmawan
(PT Toyota Astra Motor)

Kepiawaiannya dalam memimpin ribuan karyawan, ketegasannya dalam mengatasi masalah-masalah pelik, dan kerja kerasnya dalam membesarkan sekaligus mempertahankan posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar otomotif selama belasan tahun, juga membuat banyak orang kagum sekaligus gentar dengan deretan prestasinya. Dialah salah satu sosok CEO visioner paling inspiratif yang dimiliki negeri ini.
Sepanjang 2013, Johnny sukses membawa TAM kembali membukukan rekor penjualan sebanyak 434.232 unit atau tumbuh 7,1%. Luar biasa bahwa hasil itu diperoleh di tengah situasi yang kurang mendukung, seperti, kenaikan harga BBM, depresiasi nilai tukar rupiah, inflasi tinggi, kenaikan suku bunga BI, hingga wacana implementasi regulasi terkait PPnBM.
Anthony Salim
(PT Indofood Sukses Makmur Tbk.)

Tapi Anthony Salim patut dipuji untuk hal ini. Di tangannya, bisnis Salim Group yang sempat mengalami kemunduran akibat krisis ekonomi 1998, bangkit kembali dan bersinar-sinar.
Tahun lalu, ia melakukan sejumlah ekspansi dengan mengakuisisi banyak perusahaan, antara lain, membeli 34% saham perusahaan gula terbesar Filipina, mengakuisisi 50% saham pabrik gula asal Brasil, mengakuisisi lebih dari 50% saham saham perusahaan pengolahan sayuran asal China, mengakuisisi seluruh saham PT Pepsi Cola Indobeverages.
Kiprahnya telah mampu memberikan inspirasi dan motivasi bagi pengusaha muda nasional dan memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia serta mampu menyerap tenaga kerja dalam negeri dalam jumlah yang besar.
Di bawah kepemimpinan Anthony, perseroan meraih pertumbuhan penjualan dua digit selama periode 9 bulan 2013. Penjualan neto konsolidasi tumbuh sebesar 15,6% menjadi Rp18,88 triliun, laba usaha naik 7,1% menjadi Rp2,32 triliun, dan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 12,0% menjadi Rp1,85 triliun. Kenaikan volume penjualan terjadi pada seluruh divisi utama dan kenaikan harga jual rata-rata.