Mens Obsession Awards 2014 & Mens Obsession Decade Awards 2004 - 2014
Maruarar Sirait
Optimisme Pemuda untuk Kebangkitan Indonesia
Lugas, cerdas, dan penuh optimisme, begitulah sosok Maruarar Sirait dalam menjalankan perannya sebagai seorang politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan). Ia, selalu menegaskan bahwa “kebenaran harus diperjuangkan”, dan itu dibuktikan dalam rekam jejaknya sebagai wakil rakyat di DPR RI selama ini.
Di sisi lain, putra politisi senior Sabam Sirait ini juga gigih dalam membangun pemberdayaan pemuda. Bersama organisasi yang didirikannya, Taruna Merah Putih (TMP), Ara – begitu ia biasa disapa – aktif membantu dan membela pemuda agar bisa memberdayakan diri di berbagai bidang seperti olahraga, seni, dan kewiraswastaan.
Ia optimis, Indonesia masa depan akan lebih baik jika pemuda dipercaya untuk mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan. “Indonesia bisa bangkit kalau ada leadership yang tepat, apakah itu di level presiden atau kepala negara, di level legislatif, eksekutif, yudikatif, pengusaha, olahraga dan seni budaya,” ujarnya.
Indonesia, katanya lagi, sudah memiliki banyak pemuda yang mumpuni di berbagai bidang baik penegakan hukum, birokrasi, politik, dan bidang lainnya. Dengan tampilnya mereka kelak, Indonesia dipastikan bisa menjadi bangsa yang diperhitungkan. “Kita tahu, masyarakat ASEAN itu pada tahun 2015 berjumlah kurang lebih 550juta orang, dan 250juta ada di Indonesia. Jadi kita jangan hanya menang dari segi jumlah tapi menang juga dari kualitas,” tekadnya.
Yusril Ihza Mahendra
Pakar Hukum di Panggung Politik
Yusril Izha Mahendra selain dikenal sebagai politisi juga seorang pakar hukum tata negara yang sangat diperhitungkan saat ini. Sementara, jejak pria kelahiran Lalang, Manggar, Belitung Timur, 5 Februari 1956 sebagai politisi ini, dimulai dengan mendirikan Partai Bulan Bintang (PBB). Kehadirannya di politik sangat memukau. Telihat pada Pemilihan Presiden di arena Sidang Umum MPR RI Oktober 1999 Yusril yang ketika itu Ketua Umum PBB mendapatkan 232 suara, Abdurrahman Wahid yang saat itu menjadi Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memperoleh 185 suara dan Megawati Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati meraih 305 suara.
Sementara sebagai pakar hukum tata negara, langkah-langkah hukumnya sangat luar biasa. Bahkan pernah ‘merepotkan’ jagat hukum nasional, antara lain ketika Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan sebagian permohonan uji materi Undang-undang Kejaksaan yang diajukannya. Kontan, ketika MK menyatakan bahwa jabatan Jaksa Agung berakhir seiring berakhirnya masa jabatan presiden, sempat terjadi polemik panjang dan pemerintah yang tidak ingin perdebatan seputar putusan MK memilih mempercepat pemberhentian Hendarman Supandji dari jabatan Jaksa Agung ketika itu.
Memasuki pemilu dan Pemilihan Presiden/Wakil Presiden RI tahun 2014 ini, ia didesak oleh partainya untuk maju sebagai calon presiden. Menjawab pertanyaan kenapa ia baru maju dalam pemilihan tahun ini, melalui twitternya Yusril menjawab; “Tidak ada salahnya sekarang maju dengan bekal pengetahuan, pengalaman dan ujian yang lebih dalam dan lebih siap,” tulisnya.
Karni Ilyas Sosok Kreatif sang Jurnalis
Dari sekian banyak tokoh pers nasional, salahsatunya adalah Sukarni “Karni” Ilyas. Pria kelahiran Balingka, Agam, Sumatera Barat, 25 September 1952 ini dikenal sebagai wartawan kreatif yang sukses melahirkan banyak acara liputan serta program-program unggulan di televisi. Tak sedikit tayangan ekslusif lahir dari liputan dan ketajaman naluri kewartawanannya dengan turun langsung menjadi reporternya. Salahsatu suksesnya adalah tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di TV One.
Karni sendiri memulai kariernya sebagai wartawan media cetak diawali sebagai wartawan harian Suara Karya pada tahun 1972, lalu pindah ke Majalah Tempo tahun 1978 dan kemudian memimpin Majalah Forum di tahun 1991-1999. Tahun 1999-2005, menjadikan awal bagi Karni masuk ke media televisi dengan memimpin acara Liputan 6 SCTV. Di televisi Karni menemukan dunia baru dan ia terpacu untuk menyajikan yang terbaik.
Dalam tempo hanya enam tahun, ia berhasil mengantarkan Liputan 6 SCTV menjadi program berita terkemuka di Tanah Air. Ia kemudian hijrah ke ANTV tahun 2005 sebelum kemudian berlabuh di TV One hingga saat ini.
Selain sebagai jurnalis, di sisi lain, Karni juga seorang yang memiliki kepedulian terhadap masalah hukum. Tak heran kalau ia menerima gelar kehormatan di bidang hukum dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) karena Karni Ilyas dinilai memberikan pencerahan, pemahaman, penghayatan hukum di tengah masyarakat yang dikemas secara mudah dan gamblang. Selain, Karni juga dinilai memiliki otentisitas karya jurnalistik di bidang hukum.
Eddy Soeryanto Soegoto
Membangun Kampus IT Berkelas Dunia
Bicara tentang kampus swasta nasional berbasis ICT (Information and Communication Technology) yang sudah mendunia, tentu tak bisa melepaskan nama Universitas Komputer (UNIKOM), Bandung yang dirintis dan dipimpin Eddy Soeryanto Soegoto. Betapa tidak, dengan ketekunannya, Eddy dan staf pengajar di UNIKOM berhasil membawa nama kampus yang masuk dalam Top 100 ASEAN tersebut ke pentas dunia dengan sejumlah keberhasilan antara lain, Juara Dunia bidang Teknologi Informasi, yakni World Skills Competton (WSC) 2013, di Leipzig-Jerman, dan menempat Peringkat 19 Dunia (TOP 20 DUNIA) dalam bidang IT Network Systems Administraton. Prestasi ini berada di atas Negara Eropa yang dianggap lebih maju dari Indonesia seperti Jerman sebagai tuan rumah dan Negara maju lainnya. Kejuaraan Dunia dalam bidang ini diikuti oleh 32 kompetitor dari 32 Negara.
Keberhasilan itu tak lepas dari kegigihan Eddy Soegoto yang all out baik sebagai pendiri, pendidik bahkan motivator bagi para mahasiswanya. Ia bahkan mau turun langsung mengajar mahasiswanya. Selain menekankan bidang IT, UNIKOM yang dipimpinnya juga merupakan kampus yang membangun jiwa entrepreneur dan sikap leader dalam diri mahasiswanya melalui mata kuliah wajib “Entrepreneurship” di seluruh program studi yang ada di UNIKOM dan langsung diajarkan oleh Rektornya.
Irawati Pratignyo
Pencetus Industri Riset Pemasaran Modern
Bicara tentang riset pemasaran dan konsumen, televisi, serta media massa, tak bisa lepas dari nama Nielsen. Betapa tidak, perusahaan yang dipimpin oleh Irawati Pratignyo ini, sering kita jumpai dalam melakukan riset terhadap media cetak, internet dan televisi. Hal itu dikarenakan Nielsen merupakan suatu perusahaan yang selalu dikaitkan dengan industri di bidang Ilmu komunikasi, seperti dunia pemasaran dan periklanan, komunikasi media, jurnalistik hingga hubungan masyarakat (Public Relations). Hampir sebagian besar industri media dan televisi di negeri ini mempercayakan risetnya kepada AC Nielsen. Mengingat, Nielsen selalu memberikan suatu riset yang lengkap. Seperti misalnya tentang gambaran konsistensi konsumen, sehingga produsen dapat memahami psikologis, sosiologis dan selera konsumen.
Didirikan di Amerika Serikat pada tahun 1923, perusahaan Nielsen dibangun oleh Arthur C. Nielsen, yang merupakan salah satu pencetus industri riset yang bergerak di bidang pemasaran modern. Ketika pertama kali mendirikan perusahan Nielsen ini, Arthur C. Nielsen membuat suatu inovasi dalam melakukan penelitian terhadap dunia pemasaran. Hal ini disebabkan Nielsen menciptakan teknik pengukuran ritel unik yang memberikan klien informasi yang obyektif pertama terpercaya tentang kinerja kompetitif dan dampak dari program pemasaran dan penjualan mereka pada pendapatan dan keuntungan. Seiring berjalannya waktu, Nielsen pun berkembang menjadi perusahaan yang besar dan mendapatkan banyak klien dan memiliki kantor cabang lintas negara.
Optimisme Pemuda untuk Kebangkitan Indonesia

Di sisi lain, putra politisi senior Sabam Sirait ini juga gigih dalam membangun pemberdayaan pemuda. Bersama organisasi yang didirikannya, Taruna Merah Putih (TMP), Ara – begitu ia biasa disapa – aktif membantu dan membela pemuda agar bisa memberdayakan diri di berbagai bidang seperti olahraga, seni, dan kewiraswastaan.
Ia optimis, Indonesia masa depan akan lebih baik jika pemuda dipercaya untuk mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan. “Indonesia bisa bangkit kalau ada leadership yang tepat, apakah itu di level presiden atau kepala negara, di level legislatif, eksekutif, yudikatif, pengusaha, olahraga dan seni budaya,” ujarnya.
Indonesia, katanya lagi, sudah memiliki banyak pemuda yang mumpuni di berbagai bidang baik penegakan hukum, birokrasi, politik, dan bidang lainnya. Dengan tampilnya mereka kelak, Indonesia dipastikan bisa menjadi bangsa yang diperhitungkan. “Kita tahu, masyarakat ASEAN itu pada tahun 2015 berjumlah kurang lebih 550juta orang, dan 250juta ada di Indonesia. Jadi kita jangan hanya menang dari segi jumlah tapi menang juga dari kualitas,” tekadnya.
Yusril Ihza Mahendra
Pakar Hukum di Panggung Politik

Sementara sebagai pakar hukum tata negara, langkah-langkah hukumnya sangat luar biasa. Bahkan pernah ‘merepotkan’ jagat hukum nasional, antara lain ketika Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan sebagian permohonan uji materi Undang-undang Kejaksaan yang diajukannya. Kontan, ketika MK menyatakan bahwa jabatan Jaksa Agung berakhir seiring berakhirnya masa jabatan presiden, sempat terjadi polemik panjang dan pemerintah yang tidak ingin perdebatan seputar putusan MK memilih mempercepat pemberhentian Hendarman Supandji dari jabatan Jaksa Agung ketika itu.
Memasuki pemilu dan Pemilihan Presiden/Wakil Presiden RI tahun 2014 ini, ia didesak oleh partainya untuk maju sebagai calon presiden. Menjawab pertanyaan kenapa ia baru maju dalam pemilihan tahun ini, melalui twitternya Yusril menjawab; “Tidak ada salahnya sekarang maju dengan bekal pengetahuan, pengalaman dan ujian yang lebih dalam dan lebih siap,” tulisnya.
Karni Ilyas Sosok Kreatif sang Jurnalis

Karni sendiri memulai kariernya sebagai wartawan media cetak diawali sebagai wartawan harian Suara Karya pada tahun 1972, lalu pindah ke Majalah Tempo tahun 1978 dan kemudian memimpin Majalah Forum di tahun 1991-1999. Tahun 1999-2005, menjadikan awal bagi Karni masuk ke media televisi dengan memimpin acara Liputan 6 SCTV. Di televisi Karni menemukan dunia baru dan ia terpacu untuk menyajikan yang terbaik.
Dalam tempo hanya enam tahun, ia berhasil mengantarkan Liputan 6 SCTV menjadi program berita terkemuka di Tanah Air. Ia kemudian hijrah ke ANTV tahun 2005 sebelum kemudian berlabuh di TV One hingga saat ini.
Selain sebagai jurnalis, di sisi lain, Karni juga seorang yang memiliki kepedulian terhadap masalah hukum. Tak heran kalau ia menerima gelar kehormatan di bidang hukum dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) karena Karni Ilyas dinilai memberikan pencerahan, pemahaman, penghayatan hukum di tengah masyarakat yang dikemas secara mudah dan gamblang. Selain, Karni juga dinilai memiliki otentisitas karya jurnalistik di bidang hukum.
Eddy Soeryanto Soegoto
Membangun Kampus IT Berkelas Dunia

Keberhasilan itu tak lepas dari kegigihan Eddy Soegoto yang all out baik sebagai pendiri, pendidik bahkan motivator bagi para mahasiswanya. Ia bahkan mau turun langsung mengajar mahasiswanya. Selain menekankan bidang IT, UNIKOM yang dipimpinnya juga merupakan kampus yang membangun jiwa entrepreneur dan sikap leader dalam diri mahasiswanya melalui mata kuliah wajib “Entrepreneurship” di seluruh program studi yang ada di UNIKOM dan langsung diajarkan oleh Rektornya.
Irawati Pratignyo
Pencetus Industri Riset Pemasaran Modern

Didirikan di Amerika Serikat pada tahun 1923, perusahaan Nielsen dibangun oleh Arthur C. Nielsen, yang merupakan salah satu pencetus industri riset yang bergerak di bidang pemasaran modern. Ketika pertama kali mendirikan perusahan Nielsen ini, Arthur C. Nielsen membuat suatu inovasi dalam melakukan penelitian terhadap dunia pemasaran. Hal ini disebabkan Nielsen menciptakan teknik pengukuran ritel unik yang memberikan klien informasi yang obyektif pertama terpercaya tentang kinerja kompetitif dan dampak dari program pemasaran dan penjualan mereka pada pendapatan dan keuntungan. Seiring berjalannya waktu, Nielsen pun berkembang menjadi perusahaan yang besar dan mendapatkan banyak klien dan memiliki kantor cabang lintas negara.