Men's Obsession Award 2013: The Rising Stars & The Amazing Stars

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 01 January 2013
Naskah: Andi Nursaiful/Usamah Hisyam, Foto: Sutanto

Memimpin bank BUMN dengan kultur birokrasi, tentu tak mudah bagi bankir yang matang dalam kultur perbankan swasta. Tapi, Gatot Mudiantoro Suwondo, membuktikan ketangguhannya sebagai seorang CEO andal. Ia berhasil mengubah mindset karyawan dari rules oriented ke business oriented. Hasilnya, kinerja BNI terus bersinar meski di tengah beragam situasi krisis. Hingga Kuartal III 2012, misalnya, BNI meraih laba bersih sebesar Rp 5,04 triliun, atau meningkat 24,5 persen.

Gatot mengakui, salah satu tantangan terberat ketika pertama bergabung dengan BNI Sebagai Wakil Dirut (2005), adalah bagaimana mengubah mindset dari kultur birokrat ke orientasi bisnis yang lebih melayani ketimbang minta dilayani. Ini sudah dimulai oleh Dirut sebelumnya, Sigit Pramono, dan dituntaskan oleh Gatot saat dipercaya menjabat CEO pada 6 Februari 2008.

“Saya masuk sendirian sebagai Wadirut, dan saya tahu bahwa kultur di BNI begitu ketatnya, belum lagi serikat pekerjanya kuat juga. Saya sering dengar surat kaleng. Langkah pertama saya harus mencairkan suasana, agar karyawan lebih feel comfortable,” kenangnya.

Gatot mengubah pendekatan dengan memilih mendatangi karyawan satu per satu, khususnya 34 karyawan di level pimpinan. Tujuannya sederhana, untuk berkenalan dari hati ke hati. Tentu perlu waktu untuk mencairkan suasana, saling membangun kepercayaan, sekaligus menggali ide-ide dari bawah.