Kiprah Kabinet Kerja Di 73 Tahun kemerdekaan Sebuah Pencapaian
Naskah: Arief Sofiyanto Foto: Istimewa
Bachder Djohan Buddin dinilai sebagai pemimpin yang mampu memperkuat kinerja korporasi melalui kinerja yang tinggi. Di bawah kepemimpinan Bachder, Sucofindo meraih segudang prestasi. Sucofindo melesat sebagai perusahaan yang tumbuh mengesankan dengan keuntungan yang lumayan besar. Pada 2017 meraih pendapatan operasi Rp2,04 triliun naik 9,5% dari tahun 2016 sebesar Rp1,86 triliun.
Bachder juga mampu mengelola SDM yang kompetitif dan berdaya saing sekaligus mendorong pencapaian kinerja keuangan yang unggul dalam situasi ekonomi apapun, laiknya filosofi kura-kura yang menjadi prinsip hidupnya, “Kemampuan kura-kura hidup di air dan darat menggambarkan suatu ketahanan ketika berada di tempat berbeda.” Pria kelahiran Makassar, 8 September 1955 ini, melakukan pendekatan kepemimpinan yang lebih humanis dan egaliter. Di kantor, ia mencoba membangun suasana lebih hangat, terbuka, cair, dan kerap dengan humor. Namun, itu tidak berarti meninggalkan gaya kepemimpinannya yang disiplin dan tegas.
Menjadi perusahaan surveyor pertama di Indonesia, Sucofindo tak berhenti berbenah diri. Kini, sebuah perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang pemeriksaan atau surveyor pengawasan, pengujian dan pengkajian ini, terus melakukan pemutakhiran peralatan pengujian dan analisisnya. Langkah yang dilakukan Bachder, antara lain dengan mengembangkan laboratorium coal bed methane, mineral processing untuk mendukung kebijakan pemerintah meningkatkan nilai tambah komoditas, termasuk dengan peralatan terbaru untuk pengujian produk halal. Kini klien perusahaan telah mencapai berbagai bidang, mulai dari pertambangan, migas, dan energi. Tak hanya perusahaan besar nasional, termasuk juga BUMN di bidangnya. Klien Sucofindo juga mencakup perusahaan internasional di luar negeri yang membutuhkan pemastian produk atau komoditas tambang dan energi tujuan ekspor. Bachder yang diangkat menjadi Direktur Utama Sucofindo sejak Agustus 2014, selalu berupaya untuk menekankan keterbukaan antar karyawan.
“Saya mengutamakan kejujuran sebagai energi utama. Sejak awal merintis bisnis sendiri, hingga berkarier di dunia profesional, saya selalu mengutamakan kejujuran. Ketika tidak sedang jujur, saya mudah drop karena jadi malu tampil,” ujarnya seperti dilansir Kontan. Ia mengaku, selama ini modal utama dirinya hanya keahlian serta kejujuran, dan saya berhasil membuktikannya. “Saya akui, apa yang diharapkan seorang pemimpin memang terkadang tidak dapat diikuti sepenuhnya oleh semua karyawan. Dalam arti, tidak semua yang kita temui itu puas dengan apa yang kita lakukan. Contohnya, ketika ada 10 orang yang betulbetul kita bina, namun ternyata hanya lima orang yang merasa puas dengan perhatian kita,” terangnya.
Namun bagi Bachder, kepemimpinan tersebut belum dikatakan berhasil. Jika ada lebih dari lima orang merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh sang pemimpin, maka pemimpin tersebut boleh dibilang berhasil. “Begitulah motivasi dan pendekatan saya dalam memimpin. Terlebih saat ini, persaingan perusahaan inspeksi di Indonesia cukup ketat. Banyak juga perusahaan inspeksi milik swasta,” tuturnya. Untuk menghadapi persaingan tersebut, Bachder merasa perlu mengupdate sumber daya manusia yang cocok terhadap kebutuhan perusahaan. Dengan SDM yang kuat dan unggul tentu perusahaan bisa semakin berkembang. Yang jelas, saat ini kinerja Sucofindo tengah mengalami perkembangan. Dengan adanya diversifikasi jasa yang ditawarkan Sucofindo, perusahaan ini ingin membantu pemerintah dalam mengelola data strategis tersebut.