Kiprah Kabinet Kerja Di 73 Tahun kemerdekaan Sebuah Pencapaian
Naskah: Giattri F.P. Foto: Edwin B.
Dipercaya menjadi nakhoda PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk sejak 2017 silam, Iwan Joeniarto sukses mempertahankan eksistensi GMF sebagai perusahaan Maintenance Repair & Overhaul (MRO) terbesar di Indonesia. Tak berpuas diri, ia menargetkan anak BUMN berkode emiten GMFI itu menjadi Top 10 MRO di dunia.
Di bawah nakhoda Iwan, GMFI konsisten mematri kinerja mengkilap, tilik saja pencapaian pada paruh 2018. Anak usaha Garuda Indonesia ini mencatat pendapatan sebesar USD223,3 juta, naik sebesar 11,5% dibanding periode yang sama tahun 2017 sebesar USD200,2 juta. Iwan mengungkapkan, sumbangsih pendapatan tersebut didapat dari kontribusi dari Line Maintenance sebesar USD39 juta. Sedangkan, Repair & Overhaul sebesar USD184,3 juta. Pendapatan dari Non Afiliasi juga meningkat menjadi 44,7% dibanding semester I/2017 yang hanya sebesar 31,6%. Lalu laba bersih yang dibukukan sebesar USD20,1 juta dengan margin usaha sebesar 9%. Profitability EBITDA mengalami kenaikan sebesar USD2.3 juta (1H18 vs. 1H17) atau tumbuh 7.1%.
Di samping kinerja keuangan yang baik, GMFI juga menghasilkan performa operasional yang gemilang, yakni berhasil mencatat tingkat dispatch reliability sebesar 99,1% dan menaikkan maintenance event sebesar 10,8% menjadi 37.100 pekerjaan. GMFI juga mencetak angka sempurna, yaitu 100% pada aspek Turn Around Time. Beberapa peningkatan kapasitas dan kapabilitas berhasil dilakukan, di antaranya penambahan kapabilitas airframe check untuk Boeing 737 Max, penambahan kapabilitas perawatan komponen pesawat sebanyak 42 part number untuk berbagai jenis pesawat, serta penambahan kapasitas hingga 14 line secara simultan untuk hangar narrow body (hangar 4).
GMFI pun telah merealisasikan salah satu Strategic Initiatives-nya dalam pemutakhiran teknologi informasi berupa aplikasi baru Customer Relationship Management. GMFI juga membawa tiga pelanggan baru dari pasar internasional, yaitu Bangladesh, Thailand, dan Yunani untuk melakukan perawatan beratnya di Hangar GMFI, Cengkareng. “Bisnis jangka panjang juga didapatkan dari sinergi grup antara GMFI dan maskapai berbiaya rendah Citilink,” ujar Iwan. Perluasan bisnis GMFI demi menunjang pertumbuhan jangka panjang juga dibuktikan dengan pengoperasian Landing Gear Overhaul Shop yang direncanakan akan beroperasi secara penuh pada kuartal ketiga 2018. “Kami juga berencana melakukan ekspansi perawatan pesawat di Batam, Timur Tengah, Australia, dan Korea Selatan,,” imbuh Iwan.
Di bawah komando Iwan, GMFI menorehkan berbagai prestasi, antara lain mendapatkan sertifikasi dari otoritas penerbangan sipil Amerika, FAA untuk perawatan Engine jenis CFM56-5B untuk pesawatan Airbus A320; kembali mendapatkan kepercayaan dari Airbus sebagai pemegang lisensi pusat pelatihan ‘Airbus Training Center’ selama 5 tahun ke depan, mendapat predikat High Quality MRO dari FAA di tahun 2017 dan meraih penghargaan International Safety Awards 2018 dari British Safety Council. Tahun 2018 ini, Iwan menargetkan pertumbuhan revenue GMFI dan net profit yang diharapkan tetap pada angka double digit. “Beberapa inisiatif dilakukan GMF dalam menjawab target ini, yaitu dengan merealisasikan berbagai Strategic Initiatives, memetakan kembali bisnis potensial, dan strategi penetrasi pasar serta melakukan optimalisasi dalam efisiensi,” urai Iwan.
Menutup pembicaraan, Iwan mengungapkan, optimismenya terhadap pencapaian GMFI. “Kami masih optimistis dengan kinerja GMFI ke depan mencapai visi menjadi Top 10 MRO di dunia. Hal ini terlihat dari pencapaian dan pertumbuhan bisnis GMFI yang berada di atas rata-rata industri. Ditambah pasar MRO di kawasan Asia Pasifik dan potensi pertumbuhan MRO dalam negeri masih sangat besar dan menjanjikan,” pungkas peraih The Best ‘CEO Indonesia Subsidiary of State Owned Companies – 2017’ dalam ajang Anugerah Anak Perusahaan BUMN 2017 itu.