Kiprah Kabinet Kerja Di 73 Tahun kemerdekaan Sebuah Pencapaian
Naskah: Giattri F.P. Foto: Dok. Humas
Di bawah nakhodanya, bank bjb berkembang begitu pesat bahkan menjadi bank pembangunan daerah (BPD) yang masuk peringkat ke-14 bank umum terbesar di Indonesia.
Pria kelahiran 18 Desember 1963 itu dipercaya sebagai Direktur Utama bank bjb sejak Desember 2014. Hal pertama yang dilakukan adalah memperbaiki proses bisnis perusahaan di setiap lininya agar lebih efektif dan efisien, dengan tetap memperhatikan azas prudential banking dan prinsip kehati-hatian. “Kedua, membangun sumber daya manusianya. Dalam bekerja, kami memiliki slogan enjoy, untung, aman, dan selamat,” ungkap Irfan. Usaha Irfan dalam membangun kinerja perusahaan termasuk kualitas Sumber Daya Manusia, berbuah manis, tilik saja performa bank bjb semenjak dipimpinnya, seperti pada semester I tahun 2018, bank bjb membukukan laba bersih setelah pajak berhasil tumbuh 9,2% year on year menjadi sebesar Rp903 miliar atau berada diatas rata-rata industri perbankan per Mei 2018 yang sebesar 7,7% year on year. Begitu pula dengan total aset beserta anak perusahaan berhasil tumbuh 4,5% year on year menjadi sebesar Rp113,4 triliun.
Total Dana Pihak Ketiga berhasil naik sebesar 4,0% year on year. “Disamping hal tersebut, kualitas kredit berhasil kami jaga dengan baik, di mana rasio risiko kredit bermasalah (NPL) dapat bertahan di level 1,6% atau lebih baik dibandingkan industri perbankan yang sebesar 2,79%,” terangnya. Menghadapi persaingan Financial Technology, Irfan menjuruskan strategi jitu yang disebut IT Strategic Planning (ITSP). Di dalam ITSP ini, terdapat beberapa proyek yang disiapkan untuk mengantisipasi perkembangan teknologi informasi. Saat ini, bank bjb telah mengembangkan bjb sms & bjb net, yang dapat diakses melalui aplikasi bjb digi pada smartphone dengan tampilan user friendly dan memiliki banyak fitur. Dalam menghadapi transaksi non tunai, bank bjb juga sudah mengembangkan uang elektronik berbentuk kartu yang mudah digunakan untuk kebutuhan transportasi maupun belanja.
Dalam peningkatan layanan yang berorientasi pada kepuasan nasabah berbasis teknologi, bank bjb tengah mempersiapkan mobile banking yang bisa digunakan nasabah terutama generasi muda untuk bertransaksi
secara cepat dan mudah, baik belanja onsite maupun online/ecommerce. Bagi kaum milenial yang yang belum menjadi nasabah tetap dapat menikmati layanan digital bank bjb melalui uang elektronik server based untuk transaksi nontunai. “Kami sadar, adopsi teknologi merupakan hal yang paling signifikan dalam meningkatkan daya saing di industri perbankan. Perusahaan yang tidak melakukan pemutakhiran teknologi akan tertinggal (akan punah),” tukasnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan, sepanjang 2018, pihaknya membidik target pertumbuhan kredit sebesar 12%-14%, Dana Pihak Ketiga sebesar 10%-12% dan mempertahankan NPL pada kisaran 1,5%2%. Guna mencapai target tersebut, langkah yang dilakoninya adalah tetap konsisten dan fokus kepada pilar-pilar bisnis bank bjb, yakni “Pertama, kredit konsumer yang masih memiliki potensi terhadap penyaluran kredit kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pensiunan. Kedua, kredit korporasi dan komersial, di mana kami fokus pada proyekproyek dari APBN/D. Ketiga, kredit mikro, di mana kami memiliki program bernama Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu (PESAT) dan fokus pada penyaluran kredit kepada BPR dan LKM,” urainya. “Pilar bisnis yang terakhir adalah kredit KPR, kami fokus pada penyaluran pembiayaan pembelian rumah-rumah baru dari berbagai developer yang memiliki reputasi baik,” pungkasnya.