Kiprah Kabinet Kerja Di 73 Tahun kemerdekaan Sebuah Pencapaian
Naskah: Iqbal Ramdhani Foto: Istimewa
Bekerja keras, cerdas, dan ikhlas, itulah kalimat yang dipegang teguh, Direktur Utama Bank Jatim R. Soeroso, sehingga membawa kesuksesan terhadap perusahaan yang dipimpinnya. Di bawah nakhodanya, Bank Jatim secara signifikan mencetak kinerja positif.
Di tahun 2017 Bank Jatim berhasil menutup akhir tahun dengan membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 12,76 persen (YoY), sedangkan mengawali performance di tahun 2018 pada semester I Bank Jatim mampu mencetak laba Rp758,28 miliar tumbuh 5,01 persen ( YoY). Dan dari segi Aset tumbuh 15,63 persen atau sebesar Rp59,54 triliun. Sementara, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Jatim mencatatkan pertumbuhan 17,35 persen (YoY), yaitu sebesar Rp 49,52 triliun. Pertumbuhan DPK didominasi oleh pertumbuhan giro di angka Rp19,67 triliun atau tumbuh sebesar 25,85 persen. Selain itu, CASA rasio Bank Jatim pada semester I 2018 sebesar 70,47. Dengan demikian, Bank Jatim berhasil mempertahankan CASA rasio di atas 65 persen selama 15 tahun.
Tak hanya itu, perkembangan teknologi informasi yang sangat masif. Menyebabkan kompleksitas produk dan jasa perbankan menimbulkan risiko-risiko yang semakin bervariasi, menghadapi hal itu, Soeroso, paham betul bagaimana menghadapi tantangan tersebut, maka dari itu ia meminta agar lebih banyak berinovasi dalam hal jasa layanan dan produk karena kompetisi di dunia perbankan harus diimbangi dengan sinergi perusahaan dan lembaga jasa keuangan. Menjawab tantangan tersebut, ia bersama Bank Jatim telah memiliki e-channel, yakni ATM, SMS Banking, Internet Banking, dan Mobile Banking, hal itu dilakukan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada nasabah dalam bertransaksi.
“Saat ini, Bank Jatim juga sudah bersinergi dengan beberapa bank dan lembaga jasa keuangan lainnya untuk menciptakan produk sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ungkap Soeroso kepada Men’s Obsession. Sebelum menjadi Direktur Utama Bank Jatim, Soeroso sudah banyak makan asam di dunia perbankan, seperti menjabat sebagai Pemimpin Cabang Probolinggo, Cabang Malang, Cabang Sidoarjo dan Corporate Secretary. Tak hanya itu, ia juga pernah mengemban amanah sebagai Direktur BPR UMKM Jawa Timur pada tahun 2010, maka tak ayal dengan segudang pengalaman tersebut membuatnya paham betul akan dunia perbankan. Sehingga, di bawah komandonya Bank Jatim tak henti mematri prestasi, penghargaan demi penghargaan pun diterima oleh bank terbesar di Jawa Timur tersebut.
Hal itu tentu tak luput dari strategi sinergitas dan kebijakan yang dilakukan Soeroso terhadap beberapa sinergitas yang dilakukan Bank Jatim dengan perusahaan BUMN dan instansi swasta guna meningkatkan layanan dan inovasi produk yang sudah ada selama ini. “Alhamdulillah, selama menjabat sebagai Direktur Utama Bank Jatim, beberapa pencapaian dan penghargaan telah kami terima, di antaranya Bank Jatim meraih peringkat 1 Anual Report Award (ARA) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) pada tahun 2016. Pada Mei 2018 Bank Jatim juga mengusung empat penghargaan, yaitu Top The Best BUMD 2018, Top The Best BPD, Top The Best BUMD of The Year, dan Top The Best CEO BUMD 2018 pada ajang penghargaan TOP BUMD 2018,” urainya.
Menutup pembicaraan, Soeroso menuturkan pandangannya terhadap wajah Indonesia di usia ke-73 tahun, yakni ia mengaku merasakan perubahan yang lebih baik, hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tujuh tahun terakhir rata-rata 5,4 persen meskipun di tengah-tengah ketidakpastian perekonomian global, di mana pertumbuhan perekonomian Indonesia semakin merata tidak hanya tersentralisasi di pulau Jawa sehingga akan meningkatkan potensi daerah. Tak hanya itu, ia memiliki obsesi agar Bank Jatim mampu meningkatkan potensi yang ada di daerah, khususnya Jawa Timur, dengan cara terus menggali potensi daerah, maka pemerataan ekonomi akan lebih cepat terwujud, karena baginya hasil tidak akan mengkhianati proses.
“Artinya bekerja keras, cerdas, dan ikhlas. Selanjutnya Tuhan yang menentukan. Saya berharap, kepemimpinan saya saat ini dapat dijadikan panutan atau contoh bagi calon penerus bangsa khususnya pemimpin Bank Jatim sehingga saya dapat meninggalkan legacy yang baik bagi Bank Jatim. Tetapi semua itu saya kembalikan lagi kepada yang menilai karena menjadi seorang pemimpin memang tidak mudah,” tegas pria yang memiliki filosofi hidup ‘Berpikirlah positif niscaya semesta akan selalu mendukungmu’ itu.