Kiprah Kabinet Kerja Di 73 Tahun kemerdekaan Sebuah Pencapaian
Naskah: Giattri F.P. Foto: Edwin B.
Semenjak dipercaya menjadi Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan periode 2016-2021, Agus Susanto berhasil membawa badan hukum publik tersebut menorehkan kinerja progresif.
Di bawah nakhoda Agus, BPJS Ketenagakerjaan mencatat kinerja yang menggembirakan pada setiap tahunnya. Tren positif ini terus berlanjut pada paruh pertama tahun 2018. Buktinya, hingga Juni 2018, BPJS Ketenagakerjaan berhasil mencatatkan pertumbuhan kepesertaan sebesar 20,12% secara year on year (yoy) dengan penerimaan iuran meningkat 17,14% yoy dan imbal hasil investasi (yield on investment) sebesar 9,35%. Agus mengatakan, total dana investasi BPJS Ketenagakerjaan per Juni 2018 mencapai 327,21 triliun atau tumbuh tumbuh 13,43% dibandingkan tahun lalu. Dari total dana investasi tersebut, 83% ditempatkan pada instrumen investasi yang berhubungan dengan pemerintah. Artinya BPJS Ketenagakerjaan turut berperan mensukseskan program-program strategis nasional, yang akan berdampak pada peningkatan kondisi perekonomian.
Agus menambahkan ia menargetkan Pertumbuhan Agresif Tahun 2019, kepesertaan akan ditingkatkan hingga 16%, dan total dana kelolaan tumbuh sebesar 23%. “Salah satu langkah untuk mencapai pertumbuhan agresif tersebut adalah melalui inovasi sosial,” ujarnya. Pertama, dengan mengimplementasi sistem keagenan PERISAI yang membantu perluasan cakupan kepesertaan dan layanan. Kedua, GN Lingkaran (Gerakan Nasional Perlindungan Pekerja Rentan) yang memobilisasi dana sosial untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan bagi pekerja rentan memperoleh hak perlindungan BPJS Ketenagakerjaan layaknya Penerima Bantuan Iuran (PBI) di BPJS Kesehatan. Ketiga, mendorong kesejahteraan Aparatur Desa sejajar dengan Aparatur Sipil Negara melalui program jaminan kecelakaan kerja, kematian, hari tua dan pensiun. Tentunya program ini juga berlaku sama bagi seluruh pekerja Indonesia.
Dalam hal, kemudahan dan akses kepada peserta BPJS Ketenagakerjaan going digital, di antaranya aplikasi berbasis mobile, BPJSTKU, yang memberikan kemudahan kepada peserta untuk mendapatkan informasi mengenai kepesertaan pekerja hingga melaporkan ketidaksesuaian data kepesertaan maupun pelaporan perusahaan. Peserta juga bisa mengakses kartu digital BPJS Ketenagakerjaan melalui aplikasi ini. Fitur digital lainnya, Antrian dan Verifikasi Online yang berbasis KTP elektronik dan sidik jari yang bertujuan untuk mempersingkat alur pencairan dana Jaminan Hari Tua (JHT) di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan.
BPJS Ketenagakerjaan juga memperkenalkan inovasi terbaru melalui Voice Assistant GINA yang merupakan singkatan dari Agen Perlindungan Pekerja. GINA siaga 24 jam membantu peserta atau calon peserta mendapatkan informasi yang dibutuhkan terkait dengan program jaminan sosial ketenagakerjaan. Inovasi terbarukan ini dapat diakses melalui smartphone. Langkah lain untuk mencapai pertumbuhan agresif adalah fokus pada sinergi kelembagaan dalam pengawasan kepatuhan peserta, pelayanan prima, peningkatan kapasitas SDM, infrastruktur IT dan edukasi publik melalui inisiatif komunikasi yang terintegrasi. Beragam penghargaan ditorehkan BPJS Ketenagakerjaan, antara lain apresiasi dari ASEAN Social Security Association (ASSA) kategori ‘Insurance Coverage’, khususnya dalam perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan kini juga mencakup perlindungan pekerja migran di luar negeri.
Meraih penghargaan dalam ajang Indonesia Employee Engagement Index (IEEI) 2017. Terakhir, Penilaian Dewan Jaminan Sosial Nasional atas Kinerja Tahun 2016 dengan Predikat ‘Sehat Sekali’ serta penghargaan KPK ‘Lembaga Pengendalian Gratifikasi Terbaik’ turut melengkapi perjalanan BPJS Ketenagakerjaan untuk menjadi lembaga kebanggan bangsa, trusted dan respected.