Tokoh Berpengaruh di Indonesia 2015

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 21 August 2015

Naskah: Sahrudi Foto: Dok. MO

Namanya tak bisa dilepaskan dari berbagai kemajuan yang terjadi di Kalimantan Tengah. Selama kepemimpinannya sebagai Gubernur Kalteng, infrastruktur maju pesat, pelayanan publik sangat memuaskan, sektor pendidikan dan kesehatan semakin meningkat, kerukunan hidup beragama makin erat, dan pengelolaan keuangan daerah semakin transparan.

Di akhir kepemimpinannya, Kalteng memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).


Satu hal yang selalu diingat rakyat Kalteng tentang sosok Teras Narang adalah kegigihannya dalam memperjuangkan rakyat Kalteng untuk bisa hidup sejahtera. Karena itu, saat periode pertama kepemimpinannya ia lebih memokuskan bagaimana agar rakyatnya tidak terisolir antarsatu daerah dengan daerah lainnya. Dan, kunci untuk membuka keterisolasian itu adalah dengan tersedianya infrastruktur yang memadai.


Ia pun bekerja semaksimal mungkin membangun akses yang seluas-luasnya antara satu kabupaten dengan kabupaten dan antara Kalteng dengan provinsi lain seperti Kalimantan Selatan yang menjadi provinsi tetangga paling strategis. Memang, jauh sebelum kepemimpinan Teras Narang, jalur atau jalan penghubung Kalteng-Kalsel sangat mengkhawatirkan. Semisal jalan antara Palangka Raya dan Pulang Pisau yang menjadi jalur ke Kalsel selalu terendam banjir saat sungai Kahayan meluap dan kontur jalan yang rusak karena berdiri di atas lahan gambut.


Tak menunggu lama,  pembangunan Jalan Layang Tumbang Nusa (JTN) yang menjadi jalan penghubung utama antara Palangka Raya-Banjarmasin segera teralisasikan. Proyek pembangunan yang sangat monumental di era kepemimpinan Teras Narang tersebut, merupakan jalur ekonomi utama yang sangat vital dan harus dipertahankan terus menerus fungsi serta peranannya. Dengan adanya jembatan yang diresmikan oleh Presiden yang ketika itu dijabat Susilo Bambang Yudhoyono, diharapkan tidak ada lagi permasalahan transportasi darat sehingga ekonomi Kalteng bisa meningkat.


Namun Teras tak berhenti dengan pembangunan JTN yang kerap dipelesetkan oleh masyarakat setempat dengan sebutan “Jembatan Teras Narang” ini. Karena masih banyak jembatan dan jalan yang juga telah dibangun dalam masa kepemimpinan Teras. Setidaknya, ada 95 jembatan dengan panjang total 16.163 meter yang telah dinikmati rakyat Kalteng. Ia juga gigih memperjuangkan pembangunan jalur kereta api dari Puruk Cahu (Kabupaten Murung Raya) ke Batanjung (Kabupaten Kapuas) yang tak lama lagi akan terwujud. Sebuah perjuangan untuk memutus keterisolasian Kalteng telah dilakukan Teras Narang.  


Pria bersahaja ini juga telah menjadi tokoh panutan masyarakat Kalteng dalam membangun kerukunan hidup antaragama dan antaretnis.   Dengan heterogenitas agama dan etnis, masyarakat di Bumi Tambun Bungai ini bisa hidup berdampingan. Teras selalu turun ke bawah dan memberikan inspirasi kepada rakyatnya untuk terus menjaga semangat persatuan dan perdamaian dalam pluralisme dengan tetap menjunjung tinggi falsafah “huma betang”.
Terbukti, kehidupan beragama yang sejuk berhail diciptakan selama dua periode kepemimpinannya.


Di penghujung periode kepemimpinannya, Teras Narang juga berhasil menorehkan tinta emas dengan diraihnya opini Wajar tanpa pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan. Prestasi itu bagi Kalteng adalah untuk pertama kalinya setelah sepuluh tahun berupaya mencapai predikat tersebut.


“Akhirnya kerja keras dan penantian kami dalam meraih opini WTP selama 10 tahun dapat terwujud. Saya bersama Wakil Gubernur Achmad Diran tentunya merasa bangga dengan pencapaian ini,” ucapnya seraya berharap, opini WTP ini menjadi semangat bagi Pemprov Kalteng dalam meningkatkan kinerjanya dan dapat mempertahankan peraihan tersebut. Dan, Teras yang mengakhiri jabatannya sebagai Gubernur Kalteng pada 4 Agustus 2015 ini pun ini telah berhasil menjadi obor yang menerangi sekaligus memberi semangat kepada rakyatnya untuk terus membangun Kalteng! Rud