Tokoh Berpengaruh di Indonesia 2015
Naskah: Arif Rahman Hakim, Foto: Dok. MO
Meski tak lagi menjabat Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono masih memiliki pengaruh besar dalam perpolitikan nasional sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat, salah satu partai besar di Indonesia. Partai ini memposisikan dirinya sebagai partai penyeimbang, tidak berada dalam kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang mendukung pemerintahan Jokowi, dan juga bukan bagian dari Koalisi Merah Putih (KMP) yang pro Prabowo Subianto.
Senin, 20 Oktober 2014 hari terakhir SBY berkantor di Istana Presiden. Hari itu berakhir masa jabatannya sebagai Presiden yang telah dilakoninya selama 10 tahun. SBY menyerahkan tongkat estafet kepemimpinannya kepada Joko Widodo (Jokowi).
Setelah tidak lagi menjadi orang nomor satu di Indonesia, SBY mempunyai banyak waktu untuk mengurus Partai Demokrat. Partai ini didirikannya pada 9 September 2002. Penampilan perdana Partai Demokrat pada Pemilu 2004 menggembirakan, yakni menduduki lima besar dengan meraih 7,45% suara atau 55 kursi di DPR.
Selanjutnya Partai Demokrat dan Partai Bulan Bintang mendukung duet SBY – Jusuf Kalla (JK) dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2004. Pasangan ini berhasil memenangkan Pilpres 2004.
Pada Pemilu 2009 Partai Demokrat tampil sebagai pemenang dengan memperoleh 20,85% suara atau 150 kursi di DPR. Kemudian SBY yang berpasangan dengan Boediono memenangkan Pilpres 2009.
Sayangnya, Partai Demokrat gagal mempertahankan prestasinya pada Pemilu 2014. Pada pemilu itu perolehan suaranya turun menjadi 10,19% atau mendapat 61 kursi di DPR. Dan pada Pilpres 2009 Partai Demokrat mengambil sikap netral, tidak berada di KMP yang merupakan koalisi Partai Gerindra, PAN, Golkar, PKS, dan PPP. Juga tidak berada di KIH yang merupakan koalisi PDI-P, PKB, Partai NasDem, dan PKPI.
Partai Demokrat memberi kebebasan kepada kader-kadernya untuk menyampaikan aspirasinya pada Pilpres 2014. Dan ketika Jokowi – JK memenangi Pilpres 2014, partai Demokrat mengambil sikap tegas, yakni berada di luar pemerintahan sebagai penyeimbang.
Semula SBY menduduki posisi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Kemudian dia ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dalam Kongres Luar Biasa Partai Demokrat di Bali tanggal 30 Maret 2013. Ia menggantikan Anas Urbaningrum.
Selanjutnya pada Kongres IV Partai Demokrat yang diadakan di Hotel Shangri-La, Surabaya, Jawa Timur, 12 Mei 2015, SBY kembali terpilih menjadi Ketua Umum untuk periode 2015-2020.
Dalam pidatonya di acara penutupan Kongres IV Partai Demokrat, Rabu (13/5/2015) malam, SBY menyampaikan lima agenda utama Partai Demokrat yang akan dijalankan pada 2015 hingga 2020. Pertama, modernisasi Partai Demokrat yang meliputi infrastruktur baik fisik maupun sistem dan teknologi informasi, kultur, termasuk pembinaan internal.
Kedua, peningkatan kepemimpinan dan manajemen yang mencakup pendidikan dan pelatihan bagi kader Partai Demokrat atau leadership. Ketiga, peningkatan pengabdian kepada rakyat. Karena untuk rakyat Partai Demokrat peduli dan memberi solusi. Peningkatan pengabdian kepada rakyat akan dilaksanakan melalui kader di jajaran eksekutif, lembaga legislatif, jajaran struktur mulai dari pusat sampai daerah dan melalui kader dan perseorangan.
“Keempat adalah penyuksesan pilkada, dengan melakukan pemilihan calon terbaik yang berintegritas, kapasitas, elektabilitas. Namun partai pasti mengutamakan kader,” katanya.
Kelima adalah menyukseskan Pemilu 2019. Sasaran Partai Demokrat adalah berjaya kembali dalam Pemilu 2019 dengan tetap melaksanakan politik yang cerdas dan beretika. Pul