Tokoh Berpengaruh di Indonesia 2015
Naskah: Sahrudi Foto: Dok.MO
Puluhan tahun malang melintang di dunia birokrasi menjadikan Soekarwo sangat begitu dikenal oleh rakyat Jawa Timur (Jatim) yang kemudian memilihnya sebagai Gubernur hingga dua periode. Kepemimpinannya yang familiar dengan beragam keberhasilannya di berbagai sektor, membuat ia hadir sebagai ikon sekaligus inspirator bagi warganya untuk membangun Jatim.
“Sosok pemimpin daerah yang menguasai birokrasi”, begitu penilaian yang disematkan banyak kalangan kepada Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. Karena pria yang akrab disapa Pakde Karwo, ini memang merupakan birokrat murni dari bawah yang sukses jadi kepala daerah hingga dua periode.
Sejak dilantik oleh Menteri Dalam Negeri H. Mardiyanto pada 12 Februari 2009, lalu dilanjutkan pelantikan periode kedua oleh Mendagri Gamawan Fauzi pada 12 Februari 2014, Soekarwo diakui sangat menguasai roda pemerintahan. Dengan tipikal kepemimpinannya yang khas, Pakde Karwo bahkan pernah digadang-gadang menjadi calon Presiden RI pada pemilihan Presiden 2014 lalu.
Hal yang membuat ia dibanggakan oleh rakyatnya antara lain karena ia memiliki program ekonomi yang berpihak pada rakyat dengan tidak hanya berteori, melainkan praktik langsung di lapangan. Misalnya ketika Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Yuddy Chrisnandi mengimbau aparat memberikan contoh dalam soal konsumsi makanan tradisional, Pakde Karwo sudah menerapkan itu jauh sebelumnya bahkan sejak periode pertama kepemimpinannya. Bahkan ia mengeluarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 71 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal Provinsi Jawa Timur.
Di sisi lain, partisipasi rakyat dalam mendukung program pemerintah Provinsi Jatim ini juga karena kemampuan komunikasi kerakyatan Pakde Karwo yang selalu mengedepankan musyawarah mufakat sebelum memutuskan serta mengambil sebuah kebijakan.
Ia juga tidak membeda-bedakan rakyat berdasarkan politik, agama dan suku. Meski menjadi ketua DPD Partai Demokrat, namun selama ini Soekarwo tidak pernah mementingkan kepentingan partainya. Ini dibuktikan dengan dirangkulnya semua partai di Jawa Timur dan hasilnya partai politik di parlemen tingkat satu tidak ada yang saling gontok-gontokan dan semua bersinergi dengan pemerintah provinsi. Bahkan kerentanan kerusuhan juga nyaris tidak tampak selama Pakde Karwo memimpin, baik isu sosial, organisasi hingga pemilihan umum kepala daerah. Tak heran kalau berbagai penghargaan atas keberhasilannya selama memimpin Jatim ditujukan kepadanya.
Ketenangan Jatim dan pembangunan infrastruktur yang luar biasa dalam kepemimpinan Soekarwo inilah yang membuat pertumbuhan ekonomi Jatim semakin melesat dan kalangan pengusaha pun terpikat untuk meningkatkan investasinya. Hasilnya, PDRB Jatim di era kepemimpinannya mencapai Rp 1.136,33 triliun. Akibatnya, kontribusi PDRB Jatim terhadap nasional juga cukup besar, mencapai 15,17%. Dalam 4 tahun terakhir, nilai PDRB Jatim meningkat hampir 2 kali lipat. Daya saing Jatim terhadap ekonomi nasional juga yang paling besar kedua setelah DKI Jakarta. Kekuatan daya saing ini diukur dengan 91 indikator yang dikelompokkan dalam empat aspek antara lain stabilitas makroekonomi, peranan pemerintah dan institusi, kondisi finansial, bisnis dan tenaga kerja, serta yang terakhir kualitas hidup masyarakatnya dan pengembangan infrastruktur. Dari sisi pertumbuhan ekonomi Jatim juga terus melesat mengungguli nasional. Hingga akhir Triwulan III/2014, pertumbuhan ekonomi Jatim tercatat mencapai 6,02%. Rud