Tokoh Berpengaruh di Indonesia 2015
Naskah: Aryani Indrastati, Foto: Dok. MO
Tak berlebihan jika menyebut Jahja Setiaatmadja salah satu CEO paling cemerlang di Tanah Air saat ini. Di bawah kendali kepemimpinannya, Bank BCA berkembang pesat menjadi bank swasta nasional terbesar di Indonesia dengan lebih dari 12 juta nasabah, bahkan menjadi bank terbesar ketiga se-Asia Tenggara.
Prestasi gemilang ini berhasil diraih berkat konsistensi pertumbuhan kinerja kinclong dari tahun ke tahun. Sukses kinerja terus berlanjut pada paruh pertama 2015, dengan fokus menjaga likuiditas, kualitas kredit, dan permodalan, meskipun di tengah melemahnya perekonomian Indonesia.
Laporan kinerja BCA Semester I-2015, menunjukkan, laba mencapai Rp8,5 triliun, atau naik sebesar 8,8 persen. Menurut Jahja, peningkatan biaya overhead sebagai dampak ekspansi jaringan dan pelemahan nilai tukar rupiah, serta adanya peningkatan biaya tenaga kerja, dapat diimbangi oleh terjaganya marjin bunga bersih sehingga secara keseluruhan dapat mempertahankan profitabilitas dengan baik.
Pendapatan operasional BCA hingga Juni 2015 meningkat 14,2 persen menjadi Rp22,6 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp19,8 triliun. Sementara outstanding portofolio kredit BCA tercatat sebesar Rp347,1 triliun, atau naik 8 persen secara tahunan, didorong oleh penyaluran kredit konsumer dan komersial dan UKM.
Kredit konsumer sendiri mencatat pertumbuhan 9,2 persen menjadi Rp96,4 triliun. Ini tercapai berkat penawaran produk konsumer yang kompetitif dan dapat diterima oleh kalangan luas, di mana portofolio KPR dan KKB masing-masing naik 7,7 persen secara tahunan menjadi Rp56,9 triliun dan 11,6 persen secara tahunan menjadi Rp30,5 triliun.
Sementara itu, outstanding kartu kredit mampu mencapai Rp9 triliun, atau meningkat 10,5 persen secara tahunan. “Brand awareness yang tinggi dan cakupan jaringan EDC yang luas, terus mendukung bisnis kartu kredit BCA,” kata Jahja.
Kredit komersial dan UKM pun naik 8,3 persen secara tahunan menjadi Rp137,5 triliun. Sedangkan kredit korporasi mencatat pertumbuhan sebesar 6,4 persen secara tahunan menjadi Rp113,2 triliun pada akhir Juni 2015.
Perjalanan Jahja meniti karier di BCA cukup panjang. Dia mulai bekerja di BCA pada tahun 1990 sebagai Wakil Kepala Divisi, lalu pada tahun 1999 dia dipercaya menjadi Direktur. Pada tahun 2005, bank yang fokus pada consumer banking ini menunjuk dirinya sebagai Wakil Direktur Utama BCA yang bertanggung jawab pada divisi treasury, perbankan internasional, dan kantor-kantor di luar negeri. Berikutnya dia diangkat menjadi Presiden Direktur BCA berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dan resmi menjabat pada 17 Juni 2011.
Dari keberhasilan kepemimpinannya, Jahja berhasil memperoleh banyak penghargaan dari dalam maupun luar negeri. Penghargaan yang pernah Jahja terima, antara lain, Indonesia Marketing Champion, Man of Marketing Awards, Tokoh Finansial Indonesia, Indonesia Property & Bank Awards, dan The Best CEO dari Finance Asia Award.
“Memimpin sebuah perusahaan sebesar BCA pastilah bukan hal mudah. Ada banyak kewajiban dan tanggung jawab yang harus dijalankan. Juga ada reputasi yang harus dijaga dan tanggung jawab untuk terus berprestasi serta meningkatkan kinerja karyawan. Tentu saja saya tidak dapat bekerja sendiri. Saya banyak mendapat dukungan dari rekan kerja dan karyawan serta keluarga,” ungkap Jahja dengan rendah hati.
Menurutnya, jika team work terjaga dengan baik, maka sesuatu yang dikerjakan bersama pasti akan lebih mudah daripada mengandalkan satu-dua individu. ”Filosofi saya selalu demikian. Dan sejauh ini teman-teman bisa mendukung secara penuh. Dan hasil BCA ini adalah hasil team work, bukan karena ada superhero atau orang hebat,” cetusnya. Pul