Tokoh Berpengaruh di Indonesia 2015

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 21 August 2015

Naskah: Suci Yulianita, Foto: Dok. MO

Kiprah Bahlil Lahadalia sebagai pengusaha muda tak diragukan lagi. Perjalanan hidupnya menginspirasi banyak pengusaha muda lainnya. Maka tak salah jika ia didapuk sebagai Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2015-2018 menggantikan Raja Sapta Oktohari.

Tugas Bahlil sebagai Ketua Umum BPP HIPMI sudah di depan mata. Ia mendapatkan kepercayaan untuk menjalankan visi misi organisasi, yakni memakmurkan seluruh rakyat Indonesia melalui para pengusaha Indonesia. Bahlil pun harus bisa memposisikan HIPMI sebagai mitra pemerintah dalam memperjuangkan kepentingan pengusaha muda. Selain itu, yang juga tak kalah penting adalah bagaimana HIPMI bisa berperan penting dalam menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN dengan mengoptimalkan potensi ekonomi lokal agar lebih berdaya saing.


Menilik sejarah HIPMI, didirikan pada tanggal 10 Juni 1972 yang dilandasi semangat untuk menumbuhkan wirausaha di kalangan pemuda, karena pada saat itu tidak banyak kaum muda yang bercita – cita menjadi pengusaha. HIPMI didirikan oleh para pengusaha, yaitu, Drs. Abdul Latief, Ir. Siswono Yudo Husodo, Teuku Sjahrul, Datuk Hakim Thantawi, Badar Tando, Irawan Djajaatmadja, SH , Hari Sjamsudin Mangaan, Pontjo Sutowo, dan Ir. Mahdi Diah.


Pada saat itu anggapan yang berkembang di masyarakat menempatkan kelompok pengusaha pada strata yang sangat rendah sehingga sebagian besar anak muda terutama kalangan intelektual lebih memilih profesi lain seperti birokrat, TNI / POLRI dan sebagainya.


Dalam perjalanannya sampai terjadinya krisis ekonomi di tahun 1998, HIPMI telah sukses mencetak kaderisasi wirausaha, dengan tampilnya tokoh – tokoh muda dalam percaturan dunia usaha nasional maupun internasional. Keadaan itu kemudian dapat merubah pandangan masyarakat terhadap profesi pengusaha pada posisi terhormat.


Pada Era Reformasi, terutama pasca krisis ekonomi, dituntut adanya perubahan visi, dan misi organisasi. HIPMI senantiasa adaptif dengan paradigma baru yakni menjadikan Usaha Kecil – Menengah sebagai pilar utama dan lokomotif pembangunan ekonomi nasional.


Kiprah Bahlil di organisasi dimulai sejak duduk di bangku kuliah. Kala itu ia seorang mahasiswa yang aktif menjadi pengurus senat mahasiswa dan bergabung di Himpunan Mahasiswa Islam yang membawanya menduduki posisi sebagai Bendahara Umum PB HMI. Pengusaha muda asal tanah Papua ini, mengawali perjalanannya di HIPMI sejak 2003 sebagai pengurus BPC dan berlanjut ke BPD hingga ke BPP. Cukup lama malang melintang di HIPMI hingga akhirnya menjabat Ketua Umum, “lebih dari satu dekade saya berproses di HIPMI. Tidak ada yang instan jika kita mau membentuk kader yang berkualitas” tegas pemilik Rifa Capital ini.


Menurut Bahlil, hal yang paling utama menjadi seorang pengusaha bukanlah modal, melainkan kreativitas dan jaringan. “Banyak sekali peluang yang ada apalagi negara kita cukup luas dan memiliki potensi yang melimpah, yang penting kita berani memulainya” ujar Bahlil.


HIPMI sebagai organisasi kaderisasi, terus berusaha menciptakan pengusaha-pengusaha muda yang tangguh. Bahlil menyarankan, untuk menjadi seorang pengusaha sebaiknya sudah diperkenalkan mulai dari bangku sekolah. Sebagai wadah kaderisasi pengusaha muda, HIPMI memiliki program HIPMI Perguruan Tinggi.


Di sisi lain, HIPMI juga harus dapat memberikan peluang yang lebih besar kepada para anggotanya. Dengan akses jaringan dan senior yang dimiliki HIPMI menjadi kekuatan besar, tinggal bagaimana mengelolanya dengan baik sehingga memberikan kemudahan bagi anggota HIPMI untuk mengakses peluang yang ada. Rud