Tokoh Berpengaruh di Indonesia 2015

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 21 August 2015

Naskah: Reza Indrayana, Foto: Dok.MO

Tugasnya memimpin lembaga sekelas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tergolong berat.  Yakni, mengatur dan mengawasi kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, sektor pasar modal, dan sektor industri keuangan non bank, yang total asetnya lebih dari Rp10.000 triliun, lima kali lebih besar dari APBN 2015. Maka layak jika ia masuk daftar ini.

Sejak resmi berdiri 1 Januari 2014, fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan tidak lagi  di tangan  Bank Indonesia (BI), melainkan di OJK. Sedangkan pengawasan terhadap kondisi makroprudensial, khususnya masalah moneter dan sistem pembayaran, akan tetap dilakukan oleh BI.


Pengalihan fungsi pengaturan, perizinan, dan pengawasan perbankan dari BI ke OJK, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.


Keberadaan OJK yang masih seusia bayi itu, sempat mendapat ‘ancaman’ dibubarkan dalam uji materi Undang-Undang Nomor 21 tahun 2011 tentang OJK ke Mahkamah Konstitusi (MK).  Namun, MK berpendapat lain, OJK boleh tetap beroperasi.


Valuasi industri yang masuk radar pengawasan OJK sangat bombastis. Secara total, nilai aset industri keuangan, baik bank maupun non-bank mencapai lebih dari Rp10.000 triliun. Jumlah ini lima kali lipat APBN 2015 yang senilai Rp2.039 triliun. Perinciannya: aset bank Rp4.700 triliun, kapitalisasi pasar modal Rp4.158 triliun, serta industri keuangan nonbank (termasuk perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, syariah) yang mencapai Rp1.274 triliun.


Dengan valuasi industri keuangan yang sangat besar, regulator butuh energi yang cukup untuk mengawasi.


Dan ini semua di bawah komando Muliaman, yang dikenal sebagai sosok muda yang pandai dan aktif.


Sebelumnya, dia adalah Deputi Bank Indonesia yang sempat dinobatkan sebagai Deputi termuda yang ada saat itu. Lahir di Bekasi pada tahun 1960, ia memulai karier di bidang perbankan dengan menjadi staf umum Bank Indonesia Makasar.


Di samping bekerja, ia juga melanjutkan studi program magister dan doktoral di John F Kennedy School of Goverment, Harvard University, Amerika Serikat (1991) dan Business and Economics Monash University, Melbourne, Australia (1996). Sebelumnya, tak hanya bergelut dengan bidang perbankan, Muliaman juga dikenal aktif pada bidang perencanaan strategis dan program transformasi organisasi.


Ia tercatat aktif pada pekerjaan yang dilakoninya, dan aktif berorganisasi dengan sempat menduduki beberapa posisi penting dalam organisasi ekonomi yang diikuti. Ia sempat dipercaya sebagai Sekjen PP ISEI (2003-2006 dan 2006-2009), Sekretaris Dewan Penasehat Indonesian Risk Proffesionals Association (IRPA), dan Ketua Komite Evaluasi Program Pendidikan dan Latihan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI). Juga sebagai dosen Pascasarjana Universitas Indonesia dan Ketua ILUNI FE 2007-2010. Sebagai dosen, Muliaman dikenal aktif menulis dan mempublikasikan dalam jurnal nasional maupun internasional.


Saat ini, ia memimpin lebioh dari 3.017 sataf, dan sebagian besar berasal dari BI dan Kementerian Keuangan RI.  Selain itu, OJK juga mengatur, memberikan izin pendirian dan pembukaan kantor sampai pencabutan izin bank.
Bukan hanya itu, OJK juga boleh menengok anggaran dasar dan rencana kerja bank. Saat ini saja, sekitar 80% aset industri keuangan dikuasai perbankan. Belum lagi jumlah pegawainya yang mencapai 250 ribu orang. Pul