Tokoh Berpengaruh di Indonesia 2015

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 21 August 2015

Naskah: Aryani Indrastati, Foto: Istimewa

Selama tujuh tahun berturut-turut sejak 2008 hingga 2015, Robert Budi Hartono pemilik PT Djarum, disebut sebagai orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes, dengan kekayaan ditaksir mencapai US$ 17,7 miliar, atau Rp 228,33 triliun.

Budi Hartono adalah pemilik PT Djarum, sebuah perusahaan rokok yang berpusat di Kudus, Jawa Tengah. Ia adalah generasi kedua pabrik rokok kretek, yang kemudian merambah ke berbagai sektor bisnis lainnya. Di antaranya, sektor perbankan (BCA), properti (Grand Indonesia), agribisnis (Hartono Plantations Indonesia), elektronik dan multimedia (Polytron), dan bisnis online (Global Digital Prima Venture).


Robert dan saudaranya, Michael Hartono, menguasai 51 % saham BCA melalui Farindo Holding Ltd. Selain itu, mereka juga memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 65.000 hektar di Kalimantan Barat sejak 2008, serta sejumlah properti dan perusahaan elektronik.


Di bawah bendera Polytron yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun, perusahaan kini  sudah memproduksi ponsel yang sebelumnya hanya meproduksi AC, kulkas, produk video dan audio, dan dispenser. Melalui perusahaan yang baru dibentuk, Ventures Global Digital Prima, ia membangun situis belanja online Blibli.com, dan mengakuisisi Kaskus, situs Indonesia yang paling populer.


Perjalanan karier sang triliuner bermula di usia belia, 22 tahun, saat menerima warisan perusahaan keluarga (pabrik rokok Jarum). Tahun pertama menjalani usaha warisan tersebut ternyata bukan sebuah pekerjaan yang mudah. Pabrik mengalami kebakaran hebat dan hampir melumpuhkan perusahaan tersebut. Budi dan kakaknya berupaya membangun kembali dengan mencari dana talangan dan menggali inovasi bisnis yang tepat.


Awalnya, produk Djarum adalah rokok kretek lintingan tangan. Metode klasik kretek lintingan tangan terus dilakukan oleh Djarum menggunakan metode kuno yang dikerjakan secara manual oleh buruh terampil. Sementara rokok kretek lintingan mesin baru diperkenalkan pada awal tahun 1970, dan diproduksi secara otomatis menggunakan mesin berteknologi tinggi.


Pada pertengahan tahun 1970 -an, Departemen R&D Djarum mulai memperkenalkan “Djarum khusus” yang pertama kali dipasarkan pada tahun 1976, dan kemudian diikuti oleh ‘Djarum Super’ pada tahun 1981.


Pada 1972, perusahaan  mulai mengekspor rokok kretek lintingan tangan ke pengecer tembakau di seluruh dunia. Perlahan namun pasti, perusahaan ini berhasil bangkit lagi dan menjelma menjadi salah satu perusahaan tersukses yang ada di Indonesia. Kini produk rokok Djarum tidak hanya merajai pasar lokal namun telah merambah ke pasar internasional.


Selain terus melakukan ekspansi bisnis, perusahaan grup Djarum ini juga berupaya memiliki andil dalam memajukan Tanah Air, khususnya dalam hal menjaga kelestarian lingkungan hidup dan meningkatkan kualitas SDM anak bangsa. Tekad ini diwujudkan melalui pendirian yayasan sosial Djarum Foundation pada 30 April 1986. Pul