Tokoh Berpengaruh di Indonesia 2015

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 21 August 2015

Naskah:  Arif Rahman Hakim, Foto: Dok.MO

Menjadi orang nomor satu di organisasi besar yang beranggotakan jutaan orang membuat Mahyudin memiliki pengaruh besar. Apalagi, dia juga dipercaya menjabat Wakil Ketua MPR RI.

Musyawarah Nasional (Munas) VII Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Jumat (31/7/2015), yang dibuka oleh Presiden Jokowi menghasilkan ketua umum yang baru, yakni Mahyudin.


Munas VIII HKTI 2015 bertema “Majukan Pertanian, Berdayakan Petani, Wujudkan Kedaulatan Pangan”. Sebagai forum tertinggi organisasi, munas tersebut bertujuan memilih dan menetapkan pengurus, serta menyediakan rekomendasi bagi pemerintah terkait dengan kesejahteraan petani dan kedaulatan pangan. Acara tersebut diikuti 700 peserta dari utusan Dewan Pimpinan Nasional (DPN) HKTI, Dewan Pimpinan HKTI provinsi dan kabupaten/kota, Pemuda Tani dan Wanita Tani, serta fungsionaris HKTI.


Wakil Ketua MPR dari Golkar Mahyudin menjadi calon tunggal ketua umum, dan langsung terpilih dengan dukungan dari hampir keseluruhan pengurus tingkat daerah. Ia menjadi Ketua Umum HKTI masa bakti 2015-2020. Ia menggantikan Oesman Sapta. Selanjutnya Oesman Sapta menjadi Ketua Badan Pertimbangan Organisasi HKTI untuk periode yang sama.


Dalam paparan visi dan misinya, Mahyudin mengatakan HKTI harus fokus untuk memperjuangkan nasib petani agar menjadi tuan rumah di negara sendiri. “Kebun sawit di Indonesia terluas, tapi pengendaliannya masih oleh Malaysia,” katanya.


Mahyudin menjabarkan visinya untuk memperkuat HKTI sebagai organisasi yang mandiri, aktif dan konsisten dalam mengedepankan petani Indonesia.


Di bidang pemberdayaan petani, ia menjanjikan HKTI akan mendorong perbanyak bibit dan pupuk, mendorong kelembagaan penyuluh, serta upaya fasilitasi kebutuhan organisasi dan petani.


Mahyudin menjanjikan untuk mendorong terwujudnya bank dan asuransi tani, reformasi agraria, mengembangkan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan bantuan hukum bagi petani, serta sistem pemasaran produk tani dengan harga pantas oleh Bulog.


‘’Dulu Bulog itu motor penetap harga, sekarang jadi pedagang,’’ kata Mahyudin.


Mantan Bupati Kutai Timur, Kalimantan Timur, ini mengatakan, keberadaan Presiden Jokowi dalam pembukaan Munas merupakan sinyal bahwa pemerintah mendukung program-program HKTI.


Nama Mahyudin mulai populer ketika terpilih menjadi Wakil Ketua MPR dalam Sidang Umum MPR, Oktober 2014. Ketika itu pencalonannya sebagai Wakil Ketua MPR didukung Golkar pimpinan Aburizal Bakrie (ARB) bersama PAN, Gerindra, PKS, dan PPP yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP).


Setelah Sidang Umum MPR 2014, Golkar pecah menjadi dua kubu, yakni kubu ARB dan kubu Agung Laksono. Pemerintah melalui Menteri Hukum dan HAM mengakui Golkar kubu Agung Laksono. Mahyudin menjatuhkan pilihan mendukung Golkar kubu Agung Laksono.


Tugas yang diembannya sebagai Wakil Ketua MPR tidaklah ringan. Kini kegiatannya bertambah dengan menjadi Ketua Umum HKTI.  HKTI didirikan di Jakarta, 27 April 1973 melalui penyatuan empat belas organisasi penghasil pertanian utama. HKTI bertujuan meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, harkat dan martabat insan tani, penduduk pedesaan dan pelaku agribisnis lainnya, melalui pemberdayaan rukun tani komoditas usaha tani dan percepatan pembangunan pertanian.


HKTI memiliki fungsi sebagai  wadah penghimpun segenap potensi insan tani Indonesia dan atau “Rukun Tani” jenis komoditas usaha tani. Fungsi lainnya adalah sebagai alat penggerak pengarah perjuangan insan tani Indonesia, dan sarana penampung dan penyalur aspirasi amanat penderitaan rakyat tani penduduk pedesaan. Selain itu HKTI juga berfungsi sebagai wahana menuju terwujudnya cita-cita nasional Indonesia raya, serta arena pemberdayaan dan pendidikan insan tani, masyarakat pertanian dan pedesaan. Pul