Tokoh Berpengaruh di Indonesia 2015
Naskah: Andi Nursaiful, Foto: Dok. MO
Sebagai salah satu dari 10 orang terkaya di Indonesia 2015, Ciputra layak masuk daftar tokoh berpengaruh tahun ini. Tak hanya itu, karena pebisnis sukses ini juga memberi pengaruh bagi khalayak luas berkat aksi-aksi filantropisnya.
Ciputra saat ini lebih dikenal sebagai sosok penyebar entrepreneurship terkemuka di Indonesia. Dalam setiap kesempatan, ia selalu menanamkan pentingnya kewirausahaan untuk membuat bangsa Indonesia maju.
Sukses membangun kerajaaan bisnis yang dimulainya dari nol semenjak akhir 1950-an, pada usia ke-75 di tahun 2006, Pak Ci, demikian ia disapa, memilih mengembangkan bidang pendidikan. Ia mendirikan sekolah dan Universitas Ciputra yang menitikberatkan pada kewirausahaan. Dengan sekolah ini, Ciputra bertujuan untuk menyiapkan para lulusannya menjadi pengusaha.
Kiprah Ciputra mendapat Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan memberikan dua rekor kepada Ciputra, yakni sebagai wirausahawan peraih penghargaan terbanyak di berbagai bidang dan penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan kepada dosen terbanyak. Melalui Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC) telah memberikan pelatihan entrepreneurship kepada ribuan dosen.
Pak Ci juga terlibat aktif pada kegiatan di lebih dari 10 yayasan yang bergerak di bidang pembinaan olahraga, pendidikan, hingga seni dan budaya, seperti pendirian Ciputra Art Gallery, Museum and Theater.
Tahun ini, majalah terkemuka Forbes menempatkan Ciputra dalam daftar bergengsi 10 orang terkaya di Indonesia. Ia berada di posisi ke-9, dengan total kekayaan ditaksir senilai USD1,8 miliar. Jika diukur secara global, Ciputra berada di urutan ke-1054 orang terkaya sedunia.
Kekayaan itu ia kumpulkan dari beragam lapangan bisnis, khususnya bidang properti, antara lain melalui Jaya Group, Metropolitan Group, Ciputra Group, Pondok Indah Group, Bumi Serpong Damai Group, dan Ciputra Development.
Sebetulnya, ia saat masih duduk di bangku kuliah Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Bandung (1957), ia sudah merintis usaha biro arsitek, PT Daya Cipta, bersama dua sejawatnya, Ir. Ismail Sofyan dan Ir. Budi Brasali. Salah satu kontrak penting yang memuluskan jalan Ciputra pada dunia bisnis pengembang di Indonesia adalah kesempatan untuk menangani proyek gedung bertingkat di Banda Aceh.
Setamat kuliah pada 1960, kelahiran Parigi, Sulawesi Tengah, ini, memulai peruntungan di ibukota Jakarta. Perusahaan yang dirintis bersama beberapa rekannya, PT Perentjaja Jaja IPD, berhasil mengamankan proyek pembangunan pusat perbelanjaan di kawasan Senen.
Proposal untuk proyek tersebut, diajukan kepada Gubernur Jakarta saat itu Dr. R. Soemarno, diterima dan ditindaklanjuti atas pertimbangan langsung Presiden Soekarno, dan berujung pada berdirinya PT Pembangunan Jaya yang 40% dari sahamnya dimiliki oleh Pemda DKI.
Di bawah bendera perusahaan yang sama dan pasca proyek pusat perbelanjaan di kawasan Senen, namanya semakin kokoh dikenal sebagai pakar pengembang yang banyak menangani berbagai kawasan elite di berbagai wilayah Indonesia. Beberapa megaproyek ditanganinya, terutama proyek raksasa pembangunan Taman Impian Jaya Ancol dan Bintaro Jaya.
Ciputra dan kelompok perusahaan pengembangnya telah menangani sekitar 11 proyek perkotaan elite, termasuk Bumi Serpong Damai, Pantai Indah Kapuk, Puri Jaya, Citraraya Kota Nuansa Seni, Kota Taman Bintaro Jaya, Pondok Indah, Citra Indah, Kota Taman Metropolitan, Citra Raya Surabaya, Kota Baru Sidoarjo, dan Citra Westlake City yang tersebar di Jabodetabek, Surabaya, dan kota baru Westlake City yang berlokasi di Vietnam. Pul